وَّلَا يُوْثِقُ وَثَاقَهٗٓ اَحَدٌ ۗ ( الفجر: ٢٦ )
Wa Lā Yūthiqu Wathāqahu 'Aĥadun. (al-Fajr 89:26)
Artinya:
dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya. (QS. [89] Al-Fajr : 26)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan tidak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya. Ikatan Allah sangat kukuh dan kuat. Tidak ada kekuatan yang mampu mengendurkan ikatan itu, apalagi melepaskannya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada waktu itu tidak ada yang lebih dipercaya dalam melaksanakan tugasnya selain Malaikat Zabaniyah. Malaikat itu akan melaksanakan tugasnya persis sebagaimana yang diperintahkan Allah, yaitu bahwa orang-orang yang durhaka itu akan diazab di dalam neraka Jahanam sesuai dengan dosa-dosa mereka. Dengan demikian, terbuktilah bahwa kelimpahan nikmat yang mereka terima pada waktu di dunia itu bukanlah tanda bahwa Allah cinta kepada mereka.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.
dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatannya. (Al-Fajr: 26)
Artinya tiada seorang pun yang lebih keras ikatannya dan pukulannya daripada ikatan dan pukulan Malaikat Zabaniyah (juru siksa) terhadap orang-orang yang kafir kepada Tuhan mereka. Hal ini hanyalah menyangkut orang-orang yang berdosa dan orang-orang yang aniaya. Adapun apa yang dialami oleh jiwa yang suci lagi tenang yang selalu tetap tunduk patuh kepada kebenaran, maka dikatakan kepadanya:
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu. (Al-Fajr: 27-28)
Yaitu ke sisi-Nya, ke pahala-Nya, dan kepada apa yang telah disediakan oleh-Nya bagi hamba-hamba-Nya di dalam surga-Nya.
dengan hati yang puas lagi diridai. (Al-Fajr:28)
Yakni hati yang puas karena mendapat rida dari Allah Swt.
Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku. (Al-Fajr: 29)
Maksudnya, ke dalam golongan mereka yang diridai.
dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Al-Fajr: 30)
Hal ini dikatakan kepada yang bersangkutan manakala dia menjelang ajalnya dan juga disaat hari kiamat. Sebagaimana para malaikat menyampaikan kepadanya berita gembira ini di saat ia menjelang ajalnya dan di saat ia dibangkitkan dari kuburnya.
Kemudian ulama tafsir berbeda pendapat tentang siapa yang melatar belakangi turunnya ayat ini. Maka menurut riwayat Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas, ayat ini diturunkan berkenaan dengan sahabat Usman ibnu Affan. Dan menurut riwayat yang bersumberkan dari Buraidah ibnul Hasib, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Hamzah ibnu Abdul Muttalib r.a.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari ibnu Abbas, bahwa dikatakan kepada arwah yang tenang di hari kiamat: Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu. (Al-fajr: 27-28) Maksudnya kepada temanmu masing-masing, yakni badannya masing-masing yang telah dihuninya ketika di dunia. dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. (Al-Fajr: 28)
Diriwayatkan pula darinya bahwa dia membaca ayat ini dengan bacaan berikut: Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Al-Fajr: 29-30)
Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah dan Al-Kalbi, dan pendapat ini dipilih oleh ibnu Jarir, tetapi pendapat ini garib. Dan pendapat yang paling jelas (kuat) adalah yang pertama karena ada firman Allah Swt. yang menyebutkan:
kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. (Al-An'am: 62)
Dan firman Allah Swt.:
Dan sesungguhnya kita kembali kepada Allah. (Al-Mu’min: 43)
Yakni kembali kepada hukum-Nya dan berdiri di hadapan-Nya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman ibnu Abdullah Ad-Dusytuki. telah menceritakan kepadaku ayahku, dari ayahnya, dari Asy'as., dari Ja'far, dari Said ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai -Nya. (Al-Fajr: 27-28)
Bahwa ayat ini diturunkan ketika Abu Bakar r.a. sedang duduk dihadapan Nabi Saw., lalu ia berkata, "Wahai Rasulullah, alangkah baiknya hal ini." Maka Rasulullah Saw. menjawab:
Ingatlah, sesungguhnya hal itu akan dikatakan kepadamu.
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Ibnu Yaman, dari Asy'as., dari Sa'id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa ia membaca firman Allah Swt. berikut ini di hadapan nabi Saw.: Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmn dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. (Al-Fajr: 27-28) Maka Abu Bakar r.a. berkata, bahwa sesungguhnya hal itu benar-benar baik. Maka nabi Saw. bersabda kepadanya:
Ingatlah sesungguhnya malaikat akan mengatakan hal itu kepadamu di saat (engkau) meninggal
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh ibnu Jarir dari Abu Kuraib, dari ibnu Yaman dengan sanad yang sama. Dan hadis ini bepredikat mursal lagi hasan.
Kemudian Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan pula kepada kami Al-Hasan ibnu Arafah, telah menceritakan kepada kami Marwan ibnu Syuja' Al-Jazari, dari Salim Al-Aftas, dari Sa'id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa ketika Ibnu Abbas meninggal dunia di Taif, datanglah suatu makhluk yang terbang yang tidak pernah terlihat sebelumnya berbentuk seperti Ibnu Abbas . Lalu makhluk yang terbang itu masuk ke dalam katilnya dan tidak pernah kelihatan lagi keluar dari padanya. Dan ketika jenazah Ibnu Abbas diletakkan di dalam liang lahatnya, maka terdengarlah ada yang membaca ayat berikut di pinggir kuburnya tanpa ada yang mengetahui siapa yang membacanya, yaitu firman-Nya: Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Kii, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Al-Fajr: 27-30)
Imam Tabrani meriwayatkannya dari Abdullah ibnu Ahmad, dari ayahnya, dari Marwan ibnu Syuja', dari Salim ibnu Ajlan Al-Aftas dengan sanad yang sama, lalu disebutkan hal yang sama.
Al-Hafiz Muhammad ibnul Munzir Al-Harawi yang dikenal dengan Basyukr telah menyebutkan di dalam Kitabul 'Aja'ib berikut sanadnya dari Qabbas ibnu Razin alias Abu Hasyim yang mengatakan, bahwa ia ditawan di negeri Romawi, lalu Raja Romawi mengumpulkan semua tawanan, dan ia menawarkan agamanya kepada kami, bahwa barangsiapa yang menolak maka akan dipenggal kepalanya.Maka murtadlah ketiga orang dari kalangan mereka, lalu datanglah orang yang ke empat; setelah ditawarkan kepadanya untuk murtad, ia menolak, maka dipenggallah kepalanya, lalu dijatuhkan (dilemparkan) ke sebuah sungai di sana.
Kemudian kepala orang itu pada mulanya tenggelam ke dalam air, tidak lama kemudian muncul mengambang dan ia memandang kepada ketiga orang temannya yang telah murtad itu dan mengatakan kepada mereka, bahwa hai Fulan, Fulan dan Fulan, dengan menyebutkan nama-nama mereka satu per satu. Lalu ia melanjutkan, bahwa Allah Swt. telah berfirman di dalam kitab-Nya: Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku. (Al-Fajr: 27-30) Kemudian kepala orang itu tenggelam kembali ke dalam air.
Abu Hasyim melanjutkan kisahnya, bahwa pada saat itu juga hampir semua orang Nasrani masuk Islam, dan singgasana raja terjatuh; dan ketiga orang yang tadinya murtad bertobat, lalu kembali lagi kepada agama Islam.
Abu Hasyim melanjutkan bahwa tidak lama kemudian datanglah tebusan para tawanan pasukan kaum muslim yang dikirim oleh khalifah Abu Ja'far Al-Mansur, sehingga kami pun bebas.
Al-Hafiz ibnu Asakir di dalam biografi Rawwahah binti Abu Amr Al-Auza'i, telah meriwayatkan dari ayahnya, bahwa telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Habib Al-Muharibi, telah menceritakan kepadaku Abu Umamah, bahwa Rasulullah Saw. bersabda kepada seorang lelaki:
Katakanlah, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau jiwa yang hanya tenang kepada Engkau, beriman kepada hari bersua dengan Engkau, dan rida dengan keputusan Engkau dan menerima dengan tulus pemberian Engkau.
Kemudian Ibnu Asakir meriwayatkan dari Abu Sulaiman ibnu Wabar, bahwa ia telah mengatakan bahwa hadis Rawwahah ini adalah hadis yang tunggal (seorang budak wanita).
Demikian akhir tafsir surat Al-Fajr dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah Swt. atas limpahan karunia-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan) demikian pula (tiada yang dapat mengikat) dibaca Laa Yuutsiqu (seperti ikatannya, seseorang pun) menurut suatu qiraat lafal Laa Yu'adzdzibu dan lafal Laa Yuutsiqu dibaca Laa Yu'adzdzabu dan Laa Yuutsaqu dengan demikian maka Dhamir yang dikandung kedua lafal tersebut kembali kepada orang kafir. Lengkapnya, tiada seseorang pun yang diazab seperti azab yang ditimpakan kepada orang kafir, dan tiada seseorang pun yang diikat seperti ikatan yang dibelenggukan kepada orang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Maka pada hari itu terjadilah keadaan yang seperti itu. Tak ada seorang pun yang menyiksa seperti siksaan Allah, dan tak ada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.