Hud Ayat 22
لَاجَرَمَ اَنَّهُمْ فِى الْاٰخِرَةِ هُمُ الْاَخْسَرُوْنَ ( هود: ٢٢ )
Lā Jarama 'Annahum Fī Al-'Ākhirati Hum Al-'Akhsarūna. (Hūd 11:22)
Artinya:
Pasti mereka itu (menjadi) orang yang paling rugi di akhirat. (QS. [11] Hud : 22)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Orang-orang tersebut, pasti mereka itu menjadi orang yang paling rugi, sengsara, dan tersiksa di akhirat, karena mereka menduga apa yang telah mereka lakukan dapat mengantar pada kebahagiaan, padahal ternyata sebaliknya. (Lihat: Surah al-Kahf /18: 103-104).
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Orang-orang yang disebutkan ciri-cirinya dalam ayat sebelumnya, menjadi orang-orang yang paling rugi di akhirat, karena telah menukar kenikmatan surga dengan api neraka yang sangat panas, menukar minuman yang lezat dengan minuman yang membakar, dan meninggalkan hidup senang dan bahagia dengan hidup menderita dalam neraka, yang penuh dengan azab yang tidak ada putus-putusnya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi.
Allah Swt. menceritakan tentang tempat kembali mereka, bahwa mereka adalah orang-orang yang paling merugi di hari akhirat nanti karena mereka telah mengganti ketinggian dengan kerendahan, mengganti nikmat surga dengan panasnya api neraka, khamr surga dengan air yang sangat panas, bidadari dengan makanan dari darah dan nanah, gedung-gedung surga dengan jurang-jurang neraka, serta berada dekat dengan Tuhan Yang Maha Pemurah lagi dapat melihat-Nya dengan murka Tuhan Yang Maha Membalas serta siksaan-Nya. Maka tidaklah aneh bila mereka adalah orang-orang yang paling merugi kelak di akhirat.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Pasti) sungguh (mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sungguh, di akhirat kelak mereka adalah sekelompok manusia yang paling merugi!
6 Tafsir as-Saadi
"Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mem-buat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka, dan para saksi akan berkata, 'Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka.' Ingatlah, ku-tukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim. (Yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya Hari Akhirat. Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab me-reka) di bumi ini, dan sekali-kali tidak ada penolong bagi mereka selain Allah. Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka. Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran), dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya). Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, dan lenyaplah dari mereka apa yang selalu mereka ada-adakan. Pasti mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi." (Hud: 18-22).
(18) Allah mengabarkan bahwa tidak seorang p u n ﴾ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًاۚ ﴿ "yang lebih zhalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah?" Termasuk dalam hal ini adalah semua yang berdusta atas Nama Allah dengan menisbatkan sekutu kepadaNya atau menyifatiNya dengan sifat yang tidak layak dengan kebesaran-Nya atau mengabarkan dariNya sesuatu yang Dia tidak katakan atau mengaku sebagai nabi, atau dusta-dusta lain atas Nama Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang paling besar kezhalimannya. ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ يُعۡرَضُونَ عَلَىٰ رَبِّهِمۡ ﴿ "Mereka itu akan dihadapkan kepada Rabb mereka", untuk membalas kezhalimannya, pada saat Allah memutuskan hukuman yang besar. ﴾ وَيَقُولُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ ﴿ "Dan para saksi akan berkata", yaitu orang-orang yang menjadi saksi atas kedustaan dan keboho-ngan mereka, ﴾ هَٰٓؤُلَآءِ ٱلَّذِينَ كَذَبُواْ عَلَىٰ رَبِّهِمۡۚ أَلَا لَعۡنَةُ ٱللَّهِ عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Rabb mereka." Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zhalim." Yakni laknat yang tak terputus, karena kezhaliman telah menjadi sifat yang melekat pada mereka, tak ada keringanan.
(19) Kemudian Allah menyifati kezhaliman mereka, seraya berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ يَصُدُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ﴿ "(Yaitu) orang-orang yang mengha-langi (manusia) dari jalan Allah." Mereka menghalangi jalan Allah dengan diri mereka sendiri yaitu jalan para rasul yang mana mereka menyeru manusia kepadanya. Orang-orang itu menghalangi orang lain darinya. Mereka menjadi imam-imam yang menyeru kepada neraka. ﴾ وَيَبۡغُونَهَا عِوَجٗا ﴿ "Dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok", mereka bersungguh-sungguh membelokkan jalan Allah, menjelek-kannya dan mencorengnya agar ia menurut pandangan manusia menjadi bukan jalan yang lurus, maka mereka memperindah keba-tilan dan memperburuk kebenaran –semoga Allah menimpakan keburukan kepada mereka–. ﴾ وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ كَٰفِرُونَ ﴿ "Dan mereka itulah orang-orang yang tidak percaya akan adanya Hari Akhirat."
(20) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ لَمۡ يَكُونُواْ مُعۡجِزِينَ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Orang-orang itu tidak mampu menghalang-halangi Allah untuk (mengazab mereka) di bumi ini." Yakni mereka tidak lolos dari azab Allah karena mereka di bawah ceng-keraman dan kekuasaanNya. ﴾ وَمَا كَانَ لَهُم مِّن دُونِ ٱللَّهِ مِنۡ أَوۡلِيَآءَۘ ﴿ "Dan sekali-kali tidak ada penolong bagi mereka selain Allah," yang menolak dari mereka perkara yang dibenci dan menolong mewujudkan bagi me-reka apa yang bermanfaat, akan tetapi seluruh sarana dengan para penolong telah terputus. ﴾ يُضَٰعَفُ لَهُمُ ٱلۡعَذَابُۚ ﴿ "Siksaan itu dilipatgandakan kepada mereka." Ditambah dan diberatkan karena mereka telah sesat dan menyesatkan orang lain. ﴾ مَا كَانُواْ يَسۡتَطِيعُونَ ٱلسَّمۡعَ ﴿ "Mereka selalu tidak dapat mendengar (kebenaran)", akibat kebencian dan ketidaksukaan-nya terhadap kebenaran. Mereka tidak bisa mendengar ayat-ayat Allah dengan pendengaran yang bermanfaat.
﴾ فَمَا لَهُمۡ عَنِ ٱلتَّذۡكِرَةِ مُعۡرِضِينَ 49 كَأَنَّهُمۡ حُمُرٞ مُّسۡتَنفِرَةٞ 50 فَرَّتۡ مِن قَسۡوَرَةِۭ 51 ﴿
"Maka mengapa mereka (orang-orang kafir) berpaling dari peringa-tan (Allah)? Seakan-akan mereka itu keledai liar yang lari terkejut, lari dari singa." (Al-Muddatstsir: 49-51).
﴾ وَمَا كَانُواْ يُبۡصِرُونَ ﴿ "Dan mereka selalu tidak dapat melihat(nya)." Maksudnya, melihat dengan tujuan mengambil pelajaran dan me-renungkan apa yang berguna bagi mereka. Mereka itu hanyalah orang yang tuli dan bisu yang tidak berakal.
(21) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُمۡ ﴿ "Mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri", di mana mereka menghilangkan pahala besar dan tertimpa siksa yang berat. ﴾ وَضَلَّ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَفۡتَرُونَ ﴿ "Dan le-nyaplah dari mereka sesuatu yang selalu mereka ada-adakan." Maksudnya, sirnalah agama yang mereka propagandakan dan mereka anggap baik. Tuhan yang mereka sembah selain Allah tidak memberi man-faat kepada mereka ketika keputusan Rabbmu telah tiba.
(22) ﴾ لَا جَرَمَ ﴿ "Pasti" benar dan jujur ﴾ أَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ هُمُ ٱلۡأَخۡسَرُونَ ﴿ "mereka itu di akhirat menjadi orang-orang yang paling merugi." Keru-gian dibatasi pada mereka, bahkan mereka meraih yang paling berat karena beratnya kerugian dan penyesalan serta kesengsaraan yang mereka rasakan akibat siksa Allah. Kita berlindung kepada Allah dari mereka.
Manakala Allah menyebutkan keadaan orang-orang yang sengsara, maka Dia menyebutkan sifat orang-orang yang berbaha-gia dan pahala mereka di sisi Allah, seraya Dia berfirman,