Al-Falaq Ayat 5
وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ( الفلق: ٥ )
Wa Min Sharri Ĥāsidin 'Idhā Ĥasada (al-Falaq̈ 113:5)
Artinya:
dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.” (QS. [113] Al-Falaq : 5)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan aku berlindung pula dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki, yang selalu menginginkan hilangnya kenikmatan dari orang lain.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kaum Muslimin untuk berlindung kepada-Nya dari kejahatan orang-orang yang dengki bila ia melaksanakan kedengkiannya dengan usaha yang sungguh-sungguh dan berbagai cara untuk menghilangkan nikmat orang yang dijadikan objek kedengkiannya dan dengan mengadakan jebakan untuk menjerumuskan orang yang didengkinya jatuh ke dalam kemudaratan. Tipu muslihat yang dijalankannya itu sangat licik sehingga sulit diketahui. Tidak ada jalan untuk menghindarinya kecuali dengan memohon bantuan kepada Allah Maha Pencipta karena Dia-lah yang dapat menolak tipu dayanya, menghindari kejahatannya, atau menggagalkan usahanya. Hasad haram hukumnya, dan merupakan dosa yang pertama kali ketika iblis dengki kepada Nabi Adam, dan Qabil dengki kepada Habil.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki) atau apabila ia menampakkan kedengkiannya lalu berusaha atas kedengkian yang dipendamnya itu, sebagaimana yang telah dikerjakan oleh Lubaid si Yahudi tadi; dia termasuk orang-orang yang dengki terhadap Nabi saw. Ketiga jenis kejahatan yang disebutkan sesudah lafal Maa Khalaq, padahal semuanya itu telah terkandung di dalam maknanya, hal ini tiada lain mengingat kejahatan yang ditimbulkan oleh ketiga perkara tersebut sangat parah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dari kejahatan orang yang dengki yang mengharapkan hilangnya nikmat dari orang selain dirinya.
6 Tafsir as-Saadi
"Katakanlah, 'Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh, dari kejahatan makhlukNya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari keja-hatan orang yang dengki apabila ia dengki'." (Al-Falaq: 1-5).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1) Maksudnya, ﴾ قُلۡ ﴿ "Katakanlah," seraya memohon per-lindungan, ﴾ أَعُوذُ ﴿ "Aku berlindung," yakni aku berlindung dan ber-pegangan, ﴾ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ﴿ "kepada Rabb yang menguasai Shubuh," yang membelah butir tanaman dan biji buah-buahan dan yang menyibak Shubuh.
(2) ﴾ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ﴿ "Dari kejahatan makhlukNya." Ini mencakup seluruh makhluk Allah سبحانه وتعالى, baik manusia, jin, maupun binatang. Maka memohon perlindungan haruslah kepada Penciptanya dari keburukan yang ada padanya.
(3) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan secara khusus setelah menyebutkan secara umum seraya berfirman, ﴾ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ﴿ "Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita," yakni dari keja-hatan apa pun yang ada di malam hari ketika kegelapan menutupi manusia dan kala banyak ruh-ruh jahat gentayangan, dan binatang-binatang yang menyakitkan bertebaran.
(4) ﴾ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّٰثَٰتِ فِي ٱلۡعُقَدِ ﴿ "Dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul," yakni dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang menggunakan bantuan hembusan pada buhul yang diikatkan dengan sihir.
(5) ﴾ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ﴿ "Dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki." Orang dengki adalah orang yang senang atas le-nyapnya nikmat dari orang yang ia dengki dengan berusaha sekuat tenaga untuk melenyapkan nikmat tersebut dengan berbagai cara. Sehingga, perlu meminta perlindungan kepada Allah سبحانه وتعالى dari keja-hatannya dan untuk meruntuhkan tipu dayanya. Penyebar penya-kit-penyakit 'ain juga termasuk orang yang dengki karena tidaklah penyakit 'ain muncul kecuali dari seorang pendengki, bertabiat buruk, dan berjiwa keji.
Surat ini mencakup perlindungan dari segala macam keja-hatan secara umum dan khusus dan menunjukkan bahwa sihir itu nyata, bahayanya mengkhawatirkan, dan kita harus meminta per-lindungan kepada Allah سبحانه وتعالى dari sihir dan pelakunya.