Mereka (keluarganya) berkata, “Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu.” (QS. [12] Yusuf : 95)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Menanggapi ucapan Nabi Yakub yang selalu menyebut-nyebut Nabi Yusuf, mereka dengan kesal berkata, "Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu karena engkau tetap saja mengira Yusuf masih hidup."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini dijelaskan bahwa tidak seorang pun di antara keluarga Yakub yang membenarkan ucapannya, bahkan mereka mengecamnya dengan ucapan yang tidak sepantasnya diucapkan kepada orang tua. Menurut mereka, Yakub keliru karena merasa akan segera berjumpa dengan Yusuf, padahal dalam anggapan mereka Yusuf telah tewas diterkam serigala. Anggapan Yakub ini, menurut mereka, sebagai tanda-tanda kesesatannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Abbas, Mujahid, Ata, Qatadah, dan Sa'id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah lemah akal. Mujahid dan Al-Hasan mengatakan pula bahwa makna yang dimaksud ialah pikun.
Firman Allah Swt. menyitir ucapan mereka:
Sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu.
Ibnu Abbas mengatakan, makna yang dimaksud ialah sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu yang dahulu. Qatadah mengatakan bahwa cintamu kepada Yusuf masih tetap melekat, tidak pernah engkau lupakan. Mereka mengatakan kalimat yang kurang ajar terhadap ayah mereka, padahal kata-kata itu tidak pantas mereka katakan kepada ayah mereka, terlebih lagi ayah mereka adalah seorang Nabi Allah. Hal yang sama telah dikatakan oleh As-Saddi dan lain-lainnya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Keluarganya berkata) kepadanya (Demi Allah, sesungguhnya engkau masih dalam kekeliruanmu) kesalahanmu (yang dahulu) disebabkan kecintaanmu yang berlebihan terhadap Yusuf, dan harapanmu yang selalu tak padam untuk bersua kembali dengannya sekali pun sudah lama masanya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Keluarganya malah membalas dengan keras dan tetap yakin bahwa Ya'qûb belum sadar dan terbuai dalam khayalan. Akibatnya terjadilah apa yang terjadi, karena begitu cintanya kepada Yûsuf, begitu seringnya ia menyebut namanya karena ingin berjumpa.