Al-Hijr Ayat 84
فَمَآ اَغْنٰى عَنْهُمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَۗ ( الحجر: ٨٤ )
Famā 'Aghnaá `Anhum Mā Kānū Yaksibūna. (al-Ḥijr 15:84)
Artinya:
sehingga tidak berguna bagi mereka, apa yang telah mereka usahakan. (QS. [15] Al-Hijr : 84)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Azab itu datang dengan begitu dahsyat, sehingga tidak berguna lagi bagi mereka apa yang telah mereka usahakan. Mereka mengira bahwa rumah-rumah yang mereka pahat pada sisi tebing gunung yang kukuh itu akan menyelamatkan mereka, namun ternyata semua itu tidak mampu melindungi mereka dari azab Allah."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kaum Samud adalah kaum yang kuat dan perkasa tubuhnya. Mereka memahat gunung-gunung batu untuk dijadikan rumah-rumah mereka, sehingga kota mereka dinamakan "kota al-hijr" yang berarti kota pegunungan batu. Karena kemungkaran, Allah menimpakan kepada mereka azab berupa suara keras yang mengguntur dan menghancurkan mereka semuanya. Azab keras itu datang di waktu pagi pada hari keempat dari hari yang ditetapkan Saleh bagi mereka untuk berpikir. Tetapi mereka tidak mengindahkannya, sehingga mereka terkubur di dalam rumah-rumah mereka yang berupa gua-gua yang dipahat pada gunung-gunung batu itu. Keadaan mereka ini diterangkan Allah dalam firman-Nya yang lain:
Kemudian suara yang mengguntur menimpa orang-orang zalim itu, sehingga mereka mati bergelimpangan di rumahnya. Seolah-olah mereka belum pernah tinggal di tempat itu. Ingatlah, kaum Samud mengingkari Tuhan mereka. Ingatlah, binasalah kaum Samud. (Hud/11: 67-68)
Kaum Samud tidak dapat menghindarkan diri dari azab Allah sedikit pun. Tidak ada faedah keperkasaan tubuh mereka, kemampuan mereka memahat gunung untuk dijadikan rumah yang seakan-akan merupakan benteng yang kokoh, serta harta dan jumlah mereka yang banyak. Semua hancur lebur bersama mereka, seakan-akan negeri itu tidak pernah dihuni manusia.
Tentang kedahsyatan azab yang dialami kaum Samud, tergambar dalam hadis Nabi saw:
Dari Ibnu Umar r.a. bahwasanya Nabi saw telah lewat di kota Hijr dalam perjalanan beliau menuju perang Tabuk, lalu beliau menundukkan kepalanya dan mempercepat perjalanannya seraya berkata kepada para sahabatnya, "Janganlah kamu memasuki rumah-rumah kaum yang diazab (kaum Samud), kecuali kamu akan menangis. Jika kamu tidak menangis, maka hendaklah seakan-akan menangis karena kamu takut akan ditimpa azab nanti sebagaimana mereka telah ditimpa azab dahulu." (Riwayat al-Bukhari)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
maka tak dapat menolong mereka apa yang telah mereka usahakan.
Yakni apa yang mereka hasilkan dari pertanian mereka yang lebih mereka cintai daripada unta betina dalam pembagian airnya, lalu mereka menyembelihnya agar tidak mengganggu pengairan pertanian mereka. Maka harta benda mereka tidak dapat mempertahankan keberadaan mereka, tidak pula memberi mereka manfaat di saat perintah (azab) Tuhanmu datang menimpa mereka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka tidak dapat menolong) tidak dapat menolak (mereka) daripada azab (apa yang telah mereka usahakan) yaitu berupa bangunan-bangunan benteng dan harta benda yang mereka miliki dan mereka kumpulkan itu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka tidak bisa ditolong oleh harta yang telah mereka usahakan dan benteng, dari kebinasaan yang telah menimpa mereka itu.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya penduduk kota al-Hijr telah mendustakan rasul-rasul, dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya, dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman. Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi. Maka apa yang telah mereka usa-hakan tak dapat menolong mereka." (Al-Hijr: 80-84).
(80) Allah تعالى memberitahukan tentang penduduk kota al-Hijr.[12] Mereka adalah kaum Nabi Shaleh, yang tinggal di al-Hijr yang sudah tidak asing lagi di daerah Hijaz. Mereka itu telah mendustakan para rasul. Maksudnya, mendustakan Nabi Shaleh. Barangsiapa telah mendustakan seorang rasul, maka sungguh ia telah mendustakan semua rasul, lantaran kesesuaian (substansi) dakwah mereka. Pendustaan mereka bukan kepada personelnya, akan tetapi terhadap kebenaran yang mereka bawa yang seluruh rasul ikut serta berpartisipasi mengembannya.
(81) ﴾ وَءَاتَيۡنَٰهُمۡ ءَايَٰتِنَا ﴿ "Dan Kami telah mendatangkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami", yang menjadi bukti petunjuk akan kebenaran ajaran yang dibawa oleh Shaleh kepada mereka, terma-suk dalam contohnya, seekor unta yang menjadi salah satu tanda kekuasaan Allah yang agung. ﴾ فَكَانُواْ عَنۡهَا مُعۡرِضِينَ ﴿ "Tetapi mereka selalu berpaling darinya", karena sifat takabur dan arogansi kepada Allah.
(82) ﴾ وَكَانُواْ ﴿ "Dan mereka", karena melimpahnya kenikmatan Allah pada mereka, ﴾ يَنۡحِتُونَ مِنَ ٱلۡجِبَالِ بُيُوتًا ءَامِنِينَ ﴿ "memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman", dari segala yang menakutkan, mereka tentram di kediaman-kediaman mereka. Sekiranya mereka mensyukuri nikmat Allah dan membenarkan nabi mereka, Shaleh عليه السلام, tentu Allah mengguyurkan rizki pada mereka, dan pasti memuliakan mereka dengan aneka pahala cepat (di dunia) dan pahala yang ditangguhkan (di akhirat). Akan tetapi, mereka justru mendustakan (Shaleh) dan (nekat) menyembelih unta serta semakin menentang perintah Rabb mereka. Seraya berkata,
﴾ يَٰصَٰلِحُ ٱئۡتِنَا بِمَا تَعِدُنَآ إِن كُنتَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ 77 ﴿
"Hai Shaleh, datangkanlah apa yang kamu ancamkan itu kepada kami, jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang diutus (Allah)." (Al-A'raf: 77).
(83) ﴾ فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّيۡحَةُ مُصۡبِحِينَ ﴿ "Maka mereka dibinasakan oleh suara keras yang mengguntur di waktu pagi", hati-hati mereka hancur-lebur di rongga-rongga lambung mereka. Pagi hari itu, mereka binasa, disertai dengan kehinaan dan laknat pada mereka.[13]
(84) ﴾ فَمَآ أَغۡنَىٰ عَنۡهُم مَّا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ ﴿ "Maka apa yang telah mereka usahakan tak dapat menolong mereka," karena keputusan Allah, jika sudah da-tang, tidak bisa ditolak oleh pasukan yang banyak ataupun kekuat-an para pendukung maupun melimpahnya harta kekayaan.