Al-Isra' Ayat 65
اِنَّ عِبَادِيْ لَيْسَ لَكَ عَلَيْهِمْ سُلْطٰنٌۗ وَكَفٰى بِرَبِّكَ وَكِيْلًا ( الإسراء: ٦٥ )
'Inna `Ibādī Laysa Laka `Alayhim Sulţānun Wa Kafaá Birabbika Wa Kīlāan. (al-ʾIsrāʾ 17:65)
Artinya:
“Sesungguhnya (terhadap) hamba-hamba-Ku, engkau (Iblis) tidaklah dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga.” (QS. [17] Al-Isra' : 65)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
"Sesungguhnya terhadap hamba-hamba-Ku yang taat dan berbuat kebajikan menuruti perintah-Ku, engkau wahai Iblis, tidaklah dapat berkuasa atas mereka, engkau tidak dapat menyesatkan mereka walaupun engkau kerahkan segenap kemampuanmu untuk menggoda mereka. Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga bagi mereka sehingga engkau tidak dapat menyesatkannya."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Selanjutnya Allah swt menjelaskan keterbatasan godaan Iblis terhadap keturunan Adam dengan menegaskan bahwa sebenarnya hamba-hamba Allah yang selalu menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, tidak akan terpengaruh oleh godaannya. Iblis tidak mempunyai kekuasaan untuk memaksa agar mereka tunduk di bawah tipu dayanya. Kemampuan Iblis hanyalah menggoda saja. Orang-orang yang dapat dipengaruhi ialah mereka yang tidak mempunyai iman yang kuat. Oleh karena itu, Allah swt menegaskan pada akhir ayat ini bahwa bagi mereka yang mempunyai iman yang kuat itu cukup berserah diri kepada Allah, dan meminta perlindungan kepada-Nya agar terlepas dari godaan dan tipu daya setan.
Dalam ayat ini, terdapat isyarat yang menunjukkan bahwa manusia pada dasarnya tidak mempunyai kekebalan terhadap godaan setan dan tidak mempunyai kontrol pribadi yang menyelamatkan dirinya dari kesesatan. Kekebalan dan kontrol pribadi itu hanyalah perlindungan dan limpahan rahmat Allah swt.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka.
Ayat ini merupakan pemberitahuan dari Allah Swt. bahwa Dia mendukung hamba-hamba-Nya yang beriman dan memelihara mereka dari godaan setan melalui Penjagaan-Nya. Karena itulah dalam akhir ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Dan cukuplah Tuhanmu sebagai penjaga.
Yakni Pemelihara, Pendukung, dan Penolong.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah, dari Musa ibnu Wardan, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya orang mukmin benar-benar dapat mengekang setan-setannya sebagaimana seseorang di antara kalian mengekang unta kendaraannya dalam perjalanan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya hamba-hamba-Ku) yang beriman (kamu tidak dapat berkuasa atas mereka) dengan kekuasaan dan kekuatanmu itu. (Dan cukuplah Rabbmu sebagai penjaga.") yang memelihara mereka yang beriman dari godaan dan rayuanmu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sedangkan hamba-hamba-Ku yang ikhlas, kamu tidak akan dapat menyesatkan mereka karena mereka selalu bertawakal kepada Tuhannya. Dan cukuplah Allah menjadi tempat mereka meminta pertolongan agar selamat dari godaanmu."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah), tatkala Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu semua kepada Adam', lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata, 'Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?' Dia (iblis) berkata, 'Terangkanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai Hari Kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebagian kecil.' Allah berfirman, 'Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikutimu, maka sesungguhnya Neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan tipu dayalah siapa yang kamu sanggupi di antara me-reka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki, dan berserikatlah de-ngan mereka pada harta dan anak-anak, dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melain-kan tipuan belaka. Sesungguhnya hamba-hambaKu, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka. Dan cukuplah Rabbmu sebagai Pen-jaga'." (Al-Isra`: 61-65).
(61) Allah Yang Mahasuci lagi Mahatinggi telah mengingat-kan para hambaNya akan dahsyatnya permusuhan dan kegigihan setan untuk menyesatkan mereka. Dan bahwa tatkala Allah men-ciptakan Adam, setan berlagak sombong untuk sujud kepadanya, ﴾ قَالَ ﴿ "dia berkata," dengan penuh kesombongan, ﴾ ءَأَسۡجُدُ لِمَنۡ خَلَقۡتَ طِينٗا ﴿ "Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan berupa tanah?" yaitu dari tanah. Dengan prasangkanya, dia lebih baik daripada Adam karena tercipta dari api. Sungguh telah dibahas betapa buruk-nya qiyas (analogi) yang batil ini dari banyak segi.
(62) Maka tatkala jelas bagi iblis bahwa Allah mengutamakan Adam atas dirinya, ﴾ قَالَ ﴿ "dia (iblis) berkata," mengajak bicara kepada Allah, ﴾ أَرَءَيۡتَكَ هَٰذَا ٱلَّذِي كَرَّمۡتَ عَلَيَّ لَئِنۡ أَخَّرۡتَنِ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ لَأَحۡتَنِكَنَّ ذُرِّيَّتَهُۥٓ ﴿ "Terang-kanlah kepadaku, inikah orangnya yang Engkau muliakan atas diriku? Se-sungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai Hari Kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya," maksudnya aku benar-benar akan membinasakan mereka sampai tuntas dengan menyesatkan (mereka) dan aku sungguh akan menyimpangkan mereka ﴾ إِلَّا قَلِيلٗا ﴿ "kecuali sebagian kecil," setan yang keji mengetahui bahwa di antara mereka ada yang memusuhi dan tidak patuh ter-hadap Allah.
(63) Allah سبحانه وتعالى berfirman kepadanya, ﴾ ٱذۡهَبۡ فَمَن تَبِعَكَ مِنۡهُمۡ ﴿ "Pergi-lah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu," dan memilih-mu daripada Rabbnya dan penjaganya yang hak. ﴾ فَإِنَّ جَهَنَّمَ جَزَآؤُكُمۡ جَزَآءٗ مَّوۡفُورٗا ﴿ "Maka sesungguhnya Neraka Jahanam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup," maksudnya, yang tersimpan dan terpenuhi sebagai balasan atas perbuatan kalian.
(64) Kemudian Allah memerintahkan iblis untuk melakukan apa saja yang ia mampu untuk menyesatkan mereka, seraya ber-firman, ﴾ وَٱسۡتَفۡزِزۡ مَنِ ٱسۡتَطَعۡتَ مِنۡهُم بِصَوۡتِكَ ﴿ "Dan tipu dayalah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu." Termasuk dalam konteks ini setiap penyeru kepada perbuatan maksiat ﴾ وَأَجۡلِبۡ عَلَيۡهِم بِخَيۡلِكَ وَرَجِلِكَ ﴿ "dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki." Masuk dalam pengertian ayat ini adalah setiap pengen-dara dan orang yang berjalan di atas kemaksiatan kepada Allah, maka semuanya termasuk dari tentara berkuda dan pasukan pejalan kaki milik setan. Maksudnya, bahwasanya Allah berkehendak untuk menguji hamba-hambaNya dengan musuh yang nyata ini yang mengajak mereka untuk bermaksiat dengan perkataan dan perbuat-annya.
﴾ وَشَارِكۡهُمۡ فِي ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَوۡلَٰدِ ﴿ "Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak," ini meliputi setiap kemaksiatan yang terkait dengan harta benda dan anak-anak mereka, berupa menentang membayar zakat, kaffarah dan hak-hak yang wajib, tidak membina dan mendidik anak untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan, mengambil harta yang bukan haknya atau mengguna-kannya tanpa alasan yang benar atau menempuh cara-cara yang buruk. Bahkan para ahli tafsir menyebutkan bahwa termasuk juga dalam intervensi setan pada harta dan anak yaitu meninggalkan ucapan tasmiyah (bismillah) ketika makan, minum dan jima', dan bahwa bila dia tidak menyebut Nama Allah dalam melakukan hal itu, maka setan ikut serta di dalamnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits[23] ﴾ وَعِدۡهُمۡۚ ﴿ "dan beri janjilah mereka," yaitu janji-janji indah yang tidak ada realitanya.
Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ وَمَا يَعِدُهُمُ ٱلشَّيۡطَٰنُ إِلَّا غُرُورًا ﴿ "dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan be-laka," yaitu kebatilan yang akan pupus. Seperti memperindah pan-dangan kepada kemaksiatan dan keyakinan-keyakinan yang buruk kepada mereka, dan menjanjikan pahala bagi mereka dengan itu, lantaran mereka menyangka berada di atas kebenaran. Allah berfir-man,
﴾ ٱلشَّيۡطَٰنُ يَعِدُكُمُ ٱلۡفَقۡرَ وَيَأۡمُرُكُم بِٱلۡفَحۡشَآءِۖ وَٱللَّهُ يَعِدُكُم مَّغۡفِرَةٗ مِّنۡهُ وَفَضۡلٗاۗ ﴿
"Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untuk-mu ampunan dan karunia dariNya." (Al-Baqarah: 268).
(65) Tatkala Allah mengabarkan keinginan yang hendak di-lakukan setan pada para hamba, maka Allah menyebutkan sesuatu yang bisa dijadikan pegangan untuk penjagaan dari fitnah setan. Yaitu menghambakan diri kepada Allah dengan penuh keimanan dan tawakal.
Allah berfirman, ﴾ إِنَّ عِبَادِي لَيۡسَ لَكَ عَلَيۡهِمۡ سُلۡطَٰنٞۚ ﴿ "Sesungguhnya hamba-hambaKu, kamu tidak dapat berkuasa atas mereka," maksudnya, (tidak bisa) menguasai dan menyesatkan, bahkan –disebabkan peng-hambaan mereka kepada Allah–, maka Allah menjaga mereka dari setiap keburukan, melindungi mereka dari setan yang terkutuk, dan mencukupi segala kebutuhan mereka ﴾ وَكَفَىٰ بِرَبِّكَ وَكِيلٗا ﴿ "Dan cukup-lah Rabbmu sebagai Penjaga," bagi orang-orang bertawakal dan me-laksanakan perintah-perintahNya.