Al-Kahf Ayat 12
ثُمَّ بَعَثْنٰهُمْ لِنَعْلَمَ اَيُّ الْحِزْبَيْنِ اَحْصٰى لِمَا لَبِثُوْٓا اَمَدًا ࣖ ( الكهف: ١٢ )
Thumma Ba`athnāhum Lina`lama 'Ayyu Al-Ĥizbayni 'Aĥşaá Limā Labithū 'Amadāan. (al-Kahf 18:12)
Artinya:
Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara ke dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu). (QS. [18] Al-Kahf : 12)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kemudian apabila telah tiba waktunya, Kami bangunkan mereka dari tidur yang lelap agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang berselisih pendapat tentang berapa lamanya mereka tertidur di dalam gua, yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu. Tidak ada siapa pun di antara mereka yang dapat menghitungnya dengan tepat, maka mereka pun menyerahkan urusan ini kepada Allah. Hanya Allah yang mengetahui berapa lamanya mereka tinggal di dalam gua itu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa sesudah para pemuda itu tidur dalam gua selama 300 tahun, Allah lalu membangunkan mereka. Pendengaran mereka dipulihkan kembali oleh Allah swt. Ketika seorang penggembala kambing menggempur dinding batu yang menutup mulut gua itu, suara reruntuhan membuat mereka terbangun dari tidur yang panjang. Ayat ini memberitahukan bahwa Allah mengetahui yang mana di antara dua golongan yang berselisih itu yang dapat menghitung dengan tepat berapa lamanya mereka tinggal dalam gua itu.
Tetapi akhirnya mereka menyadari bahwa mereka tidaklah mengetahui secara pasti berapa lama para pemuda itu tinggal dalam gua. Lalu mereka mengakui bahwa Allah yang memelihara tubuh mereka sehingga tidak hancur, dan bertambah yakin akan kesempurnaan kekuasaan Allah serta ilmu-Nya. Oleh karena itu, dengan peristiwa yang dialami, mereka dapat merenungkan perkara hari kiamat. Bagi orang-orang yang beriman pada zaman itu, peristiwa tersebut menambah keteguhan iman mereka, sedang bagi orang kafir peristiwa itu menjadi bukti nyata bagi kekuasaan Allah.
Ahli tafsir berbeda pendapat dalam menjelaskan maksud kata "dua golongan" dalam ayat ini. Ada yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan dua golongan itu ialah golongan pertama adalah para pemuda penghuni gua itu, dan golongan kedua adalah penduduk kota yang mengetahui sejarah menghilangnya pemuda-pemuda itu.
Pendapat lain mengatakan bahwa kedua golongan yang berselisih pendapat itu ialah para pemuda penghuni gua dan raja-raja yang memerintah silih berganti di negeri Afasus.
Pendapat yang mendekati kebenaran ialah yang berpendapat bahwa kedua golongan itu adalah para pemuda penghuni gua itu sendiri. Setelah bangun dari tidur, mereka saling bertanya satu sama lain. Sebagian mengatakan, "Kita tinggal dalam gua ini sehari atau setengah hari." Sebagian yang lain mengatakan, "Tuhanmu lebih mengetahui berapa lamanya kamu tinggal dalam gua ini."
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.)
Yaitu Kami jatuhkan rasa kantuk yang berat kepada mereka di saat mereka memasuki gua itu, lalu mereka tidur selama bertahun-tahun.
Kemudian Kami bangunkan mereka.
Yakni dari tidur mereka yang lelap itu. Kemudian salah seorang di antara mereka keluar dari gua itu dengan membawa uang dirham perbekalan mereka, untuk mereka tukarkan dengan makanan yang diperlukannya. Perincian tentang hal tersebut akan diterangkan sesudah ini.
Firman Allah Swt.:
...kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu.
Yaitu di antara kedua kelompok yang memperselisihkan tentang lamanya mereka tinggal di gua itu.
...yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud ialah bilangan mereka. Sedangkan menurut pendapat yang lain adalah lamanya mereka tinggal di dalam gua itu, seperti dalam pengertian kata-kata orang Arab, "Saba-qal jawadu," bilamana kuda tersebut telah mencapai garis finis. Kata al-amad ini menunjukkan tujuan, dan makna yang dimaksud dalam ayat ini ialah lamanya masa.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian Kami bangunkan mereka) Kami buat mereka bangun (agar Kami mengetahui) menyaksikan secara nyata (manakah di antara kedua golongan itu) di antara kedua kelompok yang memperselisihkan tentang lamanya mereka tinggal di dalam gua itu (yang lebih tepat) lebih cocok, lafal Ahshaa ini berwazan Af'ala (mengenai diamnya mereka dalam gua itu) tentang tinggalnya mereka. Lafal 'Lima Labitsuu' berta'alluq kepada lafal berikutnya (yakni masanya) batas waktunya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kemudian Kami membangunkan mereka kembali dari tidur panjang itu agar tampak ilmu Kami tentang siapa di antara mereka yang benar dalam memperkirakan seberapa lama mereka tertidur.
6 Tafsir as-Saadi
"Atau kamu mengira bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) raqim itu, mereka termasuk tanda-tanda kekuasaan Kami
yang mengherankan. (Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat
berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, 'Wahai Rabb kami berikanlah rahmat kepada kami dari
sisiMu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).' Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu.
Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami me-ngetahui manakah di antara kedua golongan itu yang
lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)." (Al-Kahfi: 9-12).
(9) Istifham (kata tanya) ini ditujukan untuk
peniadaan dan larangan. Maksudnya, jangan kamu menyangka bahwa kisah Ash-habul Kahfi (penghuni gua) dan peristiwa yang terjadi pada mereka adalah perkara yang
aneh pada tanda-tanda kekuasaan Allah dan perkara yang mengagumkan pada hikmahNya. (Jangan menyangka) tidak ada kisah yang sepadan dengannya dan peristiwa
yang serupa dengannya. Bahkan, Allah itu memiliki tanda-tanda kekuasaanNya yang menakjubkan nan
aneh yang sangat banyak yang selevel tan-da-tanda kekuasaanNya pada Ashhabul Kahfi, bahkan lebih
besar darinya.
Allah senantiasa memperlihatkan kepada para hamba tanda-tanda kekuasaanNya di langit, bahkan
pada diri mereka sendiri yang menyebabkan kebenaran menjadi jelas dari kebatilan, (menjadi jelas pula) petunjuk dibandingkan kesesatan.
Penafian ini tidak ditujukan bahwa kisah Ashhabul Kahfi ini termasuk perkara yang menakjubkan.
Justru, kisah ini termasuk salah satu tanda kekuasaan Allah yang membuat decak kagum. Akan
tetapi, maksud peniadaan ini adalah bahwa peristiwa sema-cam itu sangat banyak. Terpaku dengan
kisah ini saja dalam keka-guman dan keterbelalakan merupakan cermin kedangkalan ilmu dan akal.
Justru, tugas seorang Mukmin adalah merenungi seluruh tanda-tanda kekuasaanNya, yang Allah
mengajak para hambaNya agar merenunginya. Karena perenungan terhadap tanda kekuasa-an Allah
merupakan kunci keimanan, jalan menuju ilmu dan ke-yakinan.
Mereka dikaitkan kepada kata al-kahfi yang berarti gua yang berada di gunung. ﴾ وَٱلرَّقِيمِ ﴿
"Yang mempunyai raqim," yaitu kitab yang di dalamnya telah tertulis nama-nama dan kisah-kisah
mereka, adalah karena mereka terus bersamanya dalam masa yang sangat lama.
(10) Kemudian Allah menyebutkan kisah mereka secara global. Setelah itu,
diikuti dengan perinciannya. Allah berfirman, ﴾ إِذۡ أَوَى ﴿ "Ingatlah tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung," yaitu para remaja itu ﴾
إِلَى ٱلۡكَهۡفِ ﴿ "ke dalam gua." Tindakan itu mereka tujukan untuk menjaga dan membentengi dirinya dari fitnah kaum-nya terhadap mereka ﴾
فَقَالُواْ رَبَّنَآ ءَاتِنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةٗ ﴿ "lalu mereka berdoa, 'Wa-hai Rabb kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu'." Engkau me-neguhkan kami dengannya, menjaga kami dari keburukan serta memberikan kami taufik untuk kebaikan.
﴾ وَهَيِّئۡ لَنَا مِنۡ أَمۡرِنَا رَشَدٗا 10 ﴿ "Dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami
(ini)," maksudnya mudahkanlah bagi kami segala sebab kausalitas yang
menyampaikan kepada petunjuk, dan perbaikilah urusan agama dan dunia kami. Mereka telah
meng-gabungkan antara usaha dan lari dari fitnah menuju kepada lokasi yang bisa menjadi tempat
persembunyian (mereka) dengan ketun-dukan dan permintaan mereka kepada
Allah agar dimudahkan urusan-urusannya, dan tidak menyandarkan urusan-urusan kepada diri mereka
sendiri dan kepada makhluk lainnya.
(11) Oleh karena itu, Allah mengabulkan doa mereka dan mengondisikan
sesuatu yang belum pernah mereka sangka. Allah berfirman, ﴾ فَضَرَبۡنَا عَلَىٰٓ ءَاذَانِهِمۡ فِي
ٱلۡكَهۡفِ ﴿ "Maka kami tutup telinga mereka dalam gua itu," maksudnya Kami telah menidurkan mereka ﴾
سِنِينَ عَدَدٗا 11 ﴿ "beberapa tahun," yaitu tiga ratus sembilan tahun lamanya. Dalam tidur itu,
mengandung unsur pemeliharaan terhadap kalbu-kalbu mereka dari kegoncangan dan ketakutan serta
penjagaan dari (siksaan) kaumnya [dan agar menjadi sebuah bukti nyata
(tentang kekuasaan Allah)].
(12) ﴾ ثُمَّ بَعَثۡنَٰهُمۡ ﴿ "Kemudian Kami bangunkan mereka," yaitu dari tidur mereka. ﴾
لِنَعۡلَمَ أَيُّ ٱلۡحِزۡبَيۡنِ أَحۡصَىٰ لِمَا لَبِثُوٓاْ أَمَدٗا 12 ﴿ "Agar Kami mengetahui ma-nakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)," maksudnya agar Kami mengetahui siapakah di antara mereka yang lebih tepat dalam meng-hitung rentang waktu mereka tinggal (di dalam gua).
Sebagaimana Allah berfirman,
﴾ وَكَذَٰلِكَ بَعَثۡنَٰهُمۡ لِيَتَسَآءَلُواْ بَيۡنَهُمۡۚ ﴿
"Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling ber-tanya di antara mereka sendiri…."
(Al-Kahfi: 19).
Berkaitan dengan mengetahui berapa lama mereka tinggal terdapat keakuratan dalam menghitung dan
pengenalan tentang kesempurnaan kekuasaan Allah, hikmah dan rahmatNya. Seandai-nya mereka terus
tidur, maka tidak ada pengetahuan tentang kisah mereka sedikit pun.