Al-Kahf Ayat 8
وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ ( الكهف: ٨ )
Wa 'Innā Lajā`ilūna Mā `Alayhā Şa`īdāan Juruzāan. (al-Kahf 18:8)
Artinya:
Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering. (QS. [18] Al-Kahf : 8)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan kelak di hari kiamat, Kami benar-benar akan menjadikan apa yang di atasnya, yakni apa yang ada di atas bumi menjadi tanah yang tandus lagi kering, tidak ada lagi keindahannya. Demikianlah Allah menjadikan bumi dengan segala isinya yang dipandang indah oleh manusia sebagai sarana untuk menguji siapa di antara manusia itu yang baik perbuatannya dan siapa yang berbuat jahat. Kelak di hari kiamat kebaikan dan kejahatan itu akan mendapat pembalasan yang seadil-adilnya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa Allah benar-benar mampu untuk membuat apa yang ada di atas bumi ini menjadi tanah yang datar dan tandus, tidak ada tumbuh-tumbuhan yang menghiasinya. Keindahan yang semula memikat penglihatan berubah menjadi pemandangan yang kering dan pudar. Perubahan demikian itu dapat terjadi disebabkan perubahan iklim, dan dapat pula disebabkan oleh tangan manusia sendiri yang tidak mempertimbangkan akibat dari perbuatan mereka sendiri, seperti tata kota yang salah, peng-gundulan hutan, pemakaian tanah berlebih-lebihan tanpa pemeliharaan, peperangan, dan sebagainya.
Dengan demikian, tidak patut bagi Nabi Muhammad untuk berduka cita bagi mereka yang anti terhadap ajaran-ajaran Islam yang dibawanya, karena Allah swt akan menguji mereka dengan menciptakan keindahan di muka bumi ini dengan menciptakan bermacam-macam benda seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Siapa di antara manusia yang beramal baik, Allah akan memberi pahala bagi mereka yang paling baik karena mempergunakan benda hiasan bumi itu sesuai dengan petunjuk Tuhan untuk kemanusiaan. Tetapi jika mereka mempergunakan benda-benda hiasan bumi ini untuk tidak mengikuti petunjuk-Nya, maka Allah swt kelak menjadikan bumi ini datar dan tandus. Setiap manusia akan diberi ganjaran terhadap perbuatannya yang durhaka.
Dengan ayat ini Nabi Muhammad saw menjadi terhibur. Bagi Rasul saw sudah jelas, jalan yang ditempuh oleh masing-masing golongan manusia, baik yang beriman kepada Al-Qur'an dan maupun yang berpaling dari-Nya.
Berbahagialah mereka yang lulus dalam ujian Tuhan itu dan sengsaralah mereka yang gagal. Tugas Rasul saw hanyalah menyampaikan petunjuk-petunjuk Allah swt. Apakah manusia beriman kepada petunjuk-petunjuk itu ataukah berpaling dari-Nya, Allahlah yang menentukannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. memberitahukan bahwa dunia itu pasti lenyap dan fana, masanya pasti habis dan lenyap serta hancur. Untuk itu Allah Swt. berfirman:
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
Yakni sesungguhnya sesudah menghiasinya Kami benar-benar akan menjadikan dunia rusak dan hancur, dan Kami akan menjadikan segala sesuatu yang berada di atasnya binasa.
...tanah rata lagi tandus.
Artinya, tidak dapat menumbuhkan tetumbuhan dan tidak bermanfaat.
Seperti yang dikatakan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus.
Yaitu segala sesuatu yang ada di atasnya binasa dan lenyap.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
...tanah rata lagi tandus.
Maksudnya, tandus tidak dapat menumbuhkan tetumbuhan.
Qatadah mengatakan, as-sa id artinya tanah yang tidak ada pohon dan tidak ada tanamannya.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa as-sa'id ialah tanah yang tidak ada tumbuh-tumbuhannya sama sekali. Tidakkah Anda perhatikan firman Allah Swt. yang mengatakan:
Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa Kami menghalau (awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus. Lalu Kami tumbuhkan dengan air hujan itu tanam-tanaman yang darinya (dapat) makan binatang-binatang ternak mereka dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan? (As Sajdah:27)
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah Swt.: Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah rata lagi tandus. (Al Kahfi:8) Yakni apa yang ada di atas bumi, sesungguhnya semuanya itu pasti akan lenyap dan binasa. Dan sesungguhnya kembali semuanya adalah kepada Allah. Makaj anganlah kamu berputus asa, janganlah pula bersedih hati terhadap apa yang kamu dengar dan kamu lihat.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menjadikan pula apa yang di atasnya menjadi tanah rata) merata dengan tanah (lagi tandus) kering tidak subur.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Di akhir perjalanan dunia ini nanti, Kami akan membuat bumi dan segala yang ada di atasnya menjadi rata tanpa pepohonan. Padahal, sebelum itu, bumi hijau subur, penuh dengan berbagai bentuk kehidupan.
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami
menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. Dan sesungguhnya Kami
benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah
rata lagi tandus." (Al-Kahfi: 7-8).
(7) Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan semua yang ada di muka
bumi, baik berupa makanan-makanan yang lezat, aneka minuman, pakaian-pakaian yang bagus,
pepohonan, sungai-sungai, sawah-sawah, buah-buahan, panorama yang mengagum-kan, kebun-kebun yang
memikat, suara-suara yang membangkit-kan semangat, rupa-rupa yang manis, emas, perak, kuda, unta
dan lain sebagainya, semuanya Allah ciptakan sebagai perhiasan untuk perkampungan ini (kehidupan dunia) dan sebagai cobaan dan ujian. ﴾ لِنَبۡلُوَهُمۡ أَيُّهُمۡ
أَحۡسَنُ عَمَلٗا 7 ﴿ "Agar Kami menguji siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya,"
maksudnya yang paling ikhlas dan pa-ling benar.
(8) Meskipun demikian, Allah akan menjadikan semua yang telah disebutkan
sebagai obyek-obyek yang fana (sirna) lagi musnah, lenyap dan berakhir.
Bumi akan kembali, ﴾ صَعِيدٗا جُرُزًا 8 ﴿ "menjadi tanah yang rata lagi tandus," telah pergi
kenikmatan-kenikmatannya, sungai-sungainya berhenti (mengalir) dan
bekas-bekasnya hilang serta kenikmatannya sirna.
Inilah hakikat dunia. Allah telah mempertontonkannya de-ngan jelas kepada kita, seolah-olah
dunia itu seperti melihat dengan dua mata kita, memperingatkan kita agar tidak terpedaya olehnya
dan (juga) merangsang kita untuk lebih menyukai suatu tempat, yang
kenikmatannya abadi dan penghuninya berbahagia. Semua itu merupakan rahmat Allah kepada kita.
Orang yang melihat penampilan (pesona) fisik dunia semata tanpa (memperhatikan) hakikatnya, niscaya akan tertipu dengan keindahan dan
perhiasan-nya, lalu mereka bersahabat dengannya layaknya binatang-binatang ternak (bersahabat) dan bersenang-senang dengan dunia seperti binatang-binatang
yang digembalakan. Mereka tidak menoleh kepada hak Rabb mereka, dan tidak berkepentingan untuk
menge-nalnya. Bahkan obsesi mereka hanyalah ingin menikmati syahwat dunia dengan cara apa pun
dihasilkan dan pada kesempatan kapan pun yang muncul. Mereka ini, apabila ajal mendatangi
mereka, pasti merasa gundah lantaran dirinya hancur dan kenikmatannya lenyap. Bukan (merasa gelisah) disebabkan perbuatan yang telah dilakukannya berupa
penyepelean aturan (Allah) dan dosa-dosa.
Adapun orang yang memperhatikan hakikat dunia, memahami maksud penciptaan dunia dan dirinya,
maka dia akan mengambil (bagian) dari dunia tersebut sekedar untuk
dipakai merealisasikan tujuan penciptaan dirinya. Dia memanfaatkan kesempatan dalam umurnya yang
berharga, lalu menjadikan dunia sebagai jembatan penyeberangan, bukan tempat bersenang-senang,
tempat transit dalam perjalanan, bukan tempat menetap. Dia mengorbankan segala kemampuannya
untuk mengenal Rabbnya, melaksanakan perintah-perintahNya dan memperbagus amalannya.
Orang ini akan berada di tempat sebaik-baiknya di sisi Allah, dan dia layak untuk menerima
segala kemuliaan, kenikmatan, dan kebahagiaan, serta penghormatan di sisi Allah. Dia melihat
hakikat dunia, tatkala orang yang tertipu melongok pesona fisiknya, beramal untuk kehidupan
akhiratnya tatkala para pemburu dunia beramal untuk dunia. Alangkah jauh perbedaan antara kedua
golongan itu!