Al-Anbiya' Ayat 20
يُسَبِّحُوْنَ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ لَا يَفْتُرُوْنَ ( الأنبياء: ٢٠ )
Yusabbiĥūna Al-Layla Wa An-Nahāra Lā Yafturūna. (al-ʾAnbiyāʾ 21:20)
Artinya:
Mereka (malaikat-malaikat) bertasbih tidak henti-hentinya malam dan siang. (QS. [21] Al-Anbiya' : 20)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka, para malaikat itu, senantiasa bertasbih dengan cara mereka, menyucikan Allah dengan tidak ada henti-hentinya malam dan siang, karena mereka tidak beristri dan beranak serta tidak membutuhkan makan dan minum.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bagaimana caranya para malaikat itu beribadah kepada-Nya, yaitu dengan senantiasa bertasbih siang dan malam dengan tidak putus-putusnya.
Dalam ayat lain Allah berfirman tentang para malaikat ini:
Yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (at-Tahrim/66: 6)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
Mereka terus-menerus bekerja sepanjang malam dan siang dengan penuh ketaatan, tulus ikhlas, serta mampu melakukannya. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
mereka tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At Tahriim:6)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abu Dilamah Al-Bagdadi, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab ibnu Ata, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Qatadah, dari Safwan ibnu Muharriz, dari Hakim ibnu Hizam yang menceritakan bahwa ketika Rasulullah Saw. berada di antara para sahabatnya, tiba-tiba beliau bersabda kepada mereka, "Apakah kalian mendengar apa yang aku dengar?" Mereka menjawab, "Kami tidak mendengar sesuatu pun." Rasulullah Saw. bersabda: Sesungguhnya aku mendengar suara gemuruh di langit, dan tidaklah dicela bila langit mengeluarkan suara bergemuruh, karena tiada sejengkal tempat pun darinya, melainkan terdapat seorang malaikat yang sedang sujud atau sedang berdiri (menyembah Allah Swt.).
Hadis berpredikat garib, kebanyakan ulama hadis tidak ada yang mengetengahkannya. Kemudian Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya pula melalui jalur Yazid ibnu Abu Zurai', dari Sa'id, dari Qatadah secara mursal.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Hisan ibnu Mukhariq dari Abdullah ibnul Haris ibnu Naufal yang mengatakan bahwa ia pernah duduk di majelis Ka'bul Ahbar saat masih kecil. Lalu ia bertanya kepadanya bagaimanakah pendapatmu mengenai firman Allah Swt. kepada para malaikat yang menyatakan:
Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.
"Apakah tidak mengganggu tasbih mereka Kalam Allah, risalah dan apa yang ditugaskan kepada mereka." Ka'bul Ahbar bertanya, "Siapakah anak ini?" Mereka menjawab, "Dia dari kalangan Bani Abdul Muttalib." Maka Ka'bul Ahbar mencium kepalanya dan berkata, "Wahai anakku, sesungguhnya tasbih telah dijadikan bagi mereka sebagaimana dijadikan napas bagi kalian. Bukankah kamu berbicara sambil bernapas, dan berjalan sambil bernapas? (Itulah keadaan tasbih mereka)."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka selalu bertasbih malam dan siang dengan tiada henti-hentinya) bertasbih bagi mereka bagaikan nafas dalam diri kita; tiada sesuatu pun yang mengganggunya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka menyucikan Tuhan Yang Mahaagung dari sifat-sifat yang tak layak disandang-Nya, tiada jenuh- jenuhnya. Sebuah tasbih penyucian yang abadi dan tak terganggu oleh apa pun.
6 Tafsir as-Saadi
"Sebenarnya Kami melontarkan yang haq kepada yang batil lalu yang haq itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu memberikan sifat (untuk Allah dengan sifat-sifat yang tak layak bagiNya). Dan kepunyaanNya-lah segala yang ada di langit dan bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisiNya, mereka tidak mem-punyai rasa angkuh untuk menyembahNya dan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang, tiada henti-henti-nya." (Al-Anbiya`: 18-20).
(18) Allah تعالى memberitahukan bahwa Dia menjamin pengo-kohan al-haq dan penggagalan kebatilan. Bila kebatilan itu telah disampaikan dan menjadi bahan perdebatan, maka Allah akan menurunkan kebenaran, ilmu, dan penjelasan yang akan mematah-kannya. Hingga lenyap dan menjadi jelas kebatilannya bagi setiap orang.
﴾ فَإِذَا هُوَ زَاهِقٞۚ ﴿ "Maka dengan serta-merta yang batil itu lenyap," lenyap lagi sirna. Hal ini berlaku umum pada semua permasalahan agama. Tidaklah pengemban kebatilan melancarkan syubhat aqliyah (yang berdasarkan logika) atau naqliyah (dalil dari al-Qur`an atau hadits) untuk meneguhkan kebatilan atau menepis kebenaran melainkan pasti dalam dalil-dalil Allah terdapat kandungan logika dan dalil kuat yang akan menyirnakan ungkapan yang batil tersebut dan membungkamnya. Tiba-tiba sisi kebatilannya menjadi terang bagi siapa saja. Proses ini melalui pengkajian seluruh permasalahan satu-persatu. Anda akan menjumpainya demikian.
Kemudian Allah berfirman, "Kalian, wahai orang-orang yang memberikan sifat untuk Allah dengan sifat-sifat yang tidak pantas bagiNya, seperti mempunyai anak dan istri, tandingan-tandingan dan sekutu-sekutu, maka kalian mendapatkan bagian dan nasib celaka, penyesalan, dan kerugian. Tidak ada satu pun manfaat dari apa yang kalian ucapkan. Tidak akan menghasilkan sesuatu yang kalian angan-angankan, kerjakan, dan usahakan untuk mencapai-nya, melainkan kebalikan dari sesuatu yang kalian inginkan. Yakni, kegagalan dan terhalang dari tujuan.
(19) Selanjutnya, Allah memberitahukan bahwa Dia memi-liki kerajaan langit dan bumi serta seisinya. Semua menjadi hamba dan milikNya. Tidak ada seorang pun yang mempunyai kerajaan atau bagian dari kerajaan tersebut, atau jalinan kerjasama padanya. Dan tidak ada yang bisa memberikan syafa'at kecuali dengan izin-Nya. Lalu bagaimana bisa sebagian dari mereka ada yang didaulat sebagai tuhan? Apakah pantas ada yang dijadikan (dari mereka) sebagai anak Allah? Maka Mahatinggi lagi Mahasuci (Allah) Dzat Yang Maha Memiliki, lagi Mahaagung yang semua makhluk tunduk kepadaNya, setiap kesulitan menjadi sepele di hadapanNya dan para malaikat yang dekat khusyu' terhadapNya. Mereka semua menundukkan diri kepadaNya melalui ibadah yang kontinyu lagi bersinambungan.
Oleh karenanya, Allah berfirman, ﴾ وَمَنۡ عِندَهُۥ ﴿ "Dan siapa saja yang berada di sisiNya," yaitu [dari] kalangan m a l a i k a t ﴾ لَا يَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِهِۦ وَلَا يَسۡتَحۡسِرُونَ 19 ﴿ "mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk me-nyembahNya dan tiada (pula) merasa letih," maksudnya mereka tidak mengalami kebosanan dan tidak jemu lantaran besarnya motivasi mereka, sempurnanya cinta mereka dan kuatnya fisik-fisik mereka.
(20) ﴾ يُسَبِّحُونَ ٱلَّيۡلَ وَٱلنَّهَارَ لَا يَفۡتُرُونَ ﴿ "Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya," maksudnya mereka larut dalam ibadah dan lantunan tasbih di seluruh waktu mereka. Tidak ada waktu-waktu mereka yang luang atau kosong dari aktifitas ter-sebut. Mereka semua (dengan banyaknya jumlah mereka) berada dalam kondisi demikian.
Dalam keterangan ini, terdapat penjelasan keagungan dan kebesaran kerajaan Allah, dan kesempurnaan ilmu dan hikmahNya yang menuntut agar tidak ada obyek yang diibadahi kecuali Dia saja, dan tidaklah ibadah diarahkan kepada selainNya.