Orang-orang musyrik Mekah, sebagaimana disebutkan pada ayat di atas, mengolok-olok Rasulullah dengan meminta disegerakan datangnya azab. Pada ayat ini disebutkan bahwa tugas beliau adalah menyampaikan peringatan. Katakanlah olehmu, Muhammad, “Wahai manusia! Urusan menurunkan azab itu wewenang Allah. Sesungguhnya aku diutus kepadamu dan seluruh manusia hingga hari Kiamat sebagai pemberi peringatan yang nyata bahwa beriman akan mendapatkan rida Allah, sedangkan mendustakan akan mendapatkan murka-Nya.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar menyampaikan kepada orang-orang yang minta disegerakan datangnya azab bahwa yang menimpakan azab itu bukanlah tugas para rasul. Tugas para rasul hanyalah menyampaikan peringatan dan ancaman Allah kepada manusia, termasuk mereka sendiri. Tugas para rasul juga menyampaikan bahwa tindakan-tindakan yang telah dilakukan orang-orang musyrik itu telah membawa mereka ke ambang pintu azab yang diancamkan itu. Para rasul tidak berwenang menilai perbuatan hamba karena yang memberi taufik dan hidayah itu hanyalah Allah sendiri. Allah berfirman: Bukanlah kewajibanmu (Muhammad) menjadikan mereka mendapat petunjuk, tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. (al-Baqarah/2: 272) Seandainya Allah berkehendak menimpakan azab yang dijanjikan itu, tentu Dia telah melakukannya, dan melakukannya itu adalah mudah bagi-Nya, karena itu janganlah sekali-kali meminta kepada rasul agar azab itu disegerakan atau ditangguhkan, karena semuanya itu adalah wewenang Allah. Dengan adanya penyampaian ancaman dan peringatan itu, manusia yang hatinya terbuka untuk menerima petunjuk Allah, mempunyai kesempatan untuk menghindarkan diri dari azab Allah yang diancamkan itu, yaitu dengan melakukan semua yang diperintahkan Allah, menghentikan semua yang dilarang dan berusaha menghapuskan segala dosanya dengan mengerjakan amal yang saleh. Jika mereka tetap dalam kekafiran, tentulah Allah akan melaksanakan ancaman-Nya dengan menimpakan azab yang pedih kepada mereka kapan saja dikehendaki.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt berfirman kepada Nabi-Nya saat orang-orang kafir meminta kepadanya agar disegerakan datangnya azab yang telah dijanjikannya:
Katakanlah, "Hai manusia, sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kalian."
Yakni sesungguhnya Allah mengutusku kepada kalian hanyalah sebagai pemberi peringatan di hadapan azab yang keras, dan tiada hak bagi saya untuk memperhitungkan kalian barang sedikit pun, segala urusan kalian dikembalikan kepada Allah, Jika Dia menghendaki, tentulah Dia menyegerakan azab-Nya kepada kalian, dan jika Dia menghendaki yang lain, tentulah Dia menangguhkannya dari kalian. Jika Dia menghendaki akan memberikan ampunan kepada orang yang bertobat kepada-Nya, tentulah Dia menerima tobatnya. Dan jika Dia menghendaki kesesatan bagi orang-orang yang telah ditetapkan-Nya termasuk orang-orang yang celaka, tentulah Dia melakukan hal tersebut. Dia Maha Melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya, yang diingini-Nya, dan yang dipilih-Nya.
tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya, dan Dialah Yang Mahacepat hisab-Nya. (Ar Ra'du:41)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Katakanlah, "Hai manusia!) yakni penduduk Mekah (Sesungguhnya aku adalah seorang pemberi peringatan yang nyata kepada kalian") dan jelas peringatannya, dan aku adalah pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Katakan, wahai Nabi, kepada orang-orang yang melakukan pendustaan dan memintamu untuk mempercepat azab, "Aku tidak berhak untuk membalas amal perbuatan kalian. Aku hanyalah pemberi peringatan akan datangnya azab Allah dengan peringatan yang jelas. Hanya Allahlah yang akan menghitung dan membalas kamu sekalian."