Skip to main content

اِنْ هِيَ اِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوْثِيْنَ ۖ   ( المؤمنون: ٣٧ )

in
إِنْ
jika/tidaklah
hiya
هِىَ
ia
illā
إِلَّا
melainkan
ḥayātunā
حَيَاتُنَا
kehidupan kita
l-dun'yā
ٱلدُّنْيَا
di dunia
namūtu
نَمُوتُ
kita mati
wanaḥyā
وَنَحْيَا
dan kita hidup
wamā
وَمَا
dan tidaklah
naḥnu
نَحْنُ
kami/kita
bimabʿūthīna
بِمَبْعُوثِينَ
dengan dibangkitkan

'In Hiya 'Illā Ĥayātunā Ad-Dunyā Namūtu Wa Naĥyā Wa Mā Naĥnu Bimab`ūthīna. (al-Muʾminūn 23:37)

Artinya:

(kehidupan itu) tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, (di sanalah) kita mati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan (lagi), (QS. [23] Al-Mu'minun : 37)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Para pemuka yang kafir itu berkata dengan sinis sambil menggelengkan kepala, “Jauh! Jauh sekali apa yang diancamkan kepada kamu. Hal itu hanya omong kosong belaka. Ancaman itu tidak akan pernah terlaksanan. Kehidupan yang ada tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini. Di sinilah kita menyaksikan sebagian dari kita mati dan sebagiannya lagi dilahirkan untuk hidup, dan sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan lagi setelah mati.” Tidak cukup dengan mendurhakai dan menolak dakwah Nabi Hud, para pemuka kafir itu bahkan berbuat lebih jahat lagi dengan berkata, “Dia, Hud, tidak lain hanyalah seorang laki-laki yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah, dan sudah semestinya kita tidak akan pernah memercayainya atas segala yang dikatakannya.