Skip to main content

لَقَدْ وُعِدْنَا نَحْنُ وَاٰبَاۤؤُنَا هٰذَا مِنْ قَبْلُ اِنْ هٰذَآ اِلَّآ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَ   ( المؤمنون: ٨٣ )

laqad
لَقَدْ
sesungguhnya
wuʿid'nā
وُعِدْنَا
kami diancam
naḥnu
نَحْنُ
kami
waābāunā
وَءَابَآؤُنَا
dan bapak-bapak kami
hādhā
هَٰذَا
ini
min
مِن
dari
qablu
قَبْلُ
sebelum
in
إِنْ
jika/tidak lain
hādhā
هَٰذَآ
ini
illā
إِلَّآ
kecuali
asāṭīru
أَسَٰطِيرُ
ceritera/dongeng
l-awalīna
ٱلْأَوَّلِينَ
orang-orang dahulu

Laqad Wu`idnā Naĥnu Wa 'Ābā'uunā Hādhā Min Qablu 'In Hādhā 'Illā 'Asāţīru Al-'Awwalīna. (al-Muʾminūn 23:83)

Artinya:

Sungguh, yang demikian ini sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu, ini hanyalah dongeng orang-orang terdahulu!” (QS. [23] Al-Mu'minun : 83)

1 Tafsir Ringkas Kemenag

Orang-orang kafir enggan memikirkan fenomena alam sebagai bukti kekuasaan Allah, bahkan mereka mengikuti jejak para pendurhaka terdahulu. Mereka mengingkari hari Kebangkitan dan mengucapkan perkataan yang serupa dengan apa yang diucapkan oleh orang-orang terdahulu seperti kaum Nabi Nuh, kaum ‘Ad, dan kaum-kaum sesudahnya. Mereka berkata untuk menolak adanya hari Kebangkitan, “Apakah betul, apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? Tidak! Itu tidak mungkin. Sungguh, yang demikian ini, yaitu ancaman dan siksa pada hari Kebangkitan, sudah dijanjikan kepada kami dan kepada nenek moyang kami dahulu oleh orang-orang yang mengaku rasul. Ini hanyalah mitos dan dongeng orang-orang terdahulu belaka!”