Al-Furqan Ayat 14
لَا تَدْعُوا الْيَوْمَ ثُبُوْرًا وَّاحِدًا وَّادْعُوْا ثُبُوْرًا كَثِيْرًا ( الفرقان: ١٤ )
Lā Tad`ū Al-Yawma Thubūrāan Wāĥidāan Wa Ad`ū Thubūrāan Kathīrāan. (al-Furq̈ān 25:14)
Artinya:
(Akan dikatakan kepada mereka), “Janganlah kamu mengharapkan pada hari ini satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang berulang-ulang.” (QS. [25] Al-Furqan : 14)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan apabila mereka, yakni orang-orang kafir itu, dilemparkan dengan kasar dan hina ke tempat yang sempit di neraka dengan dibelenggu tangan dan lehernya, mereka di sana berteriak mengharapkan datangnya kebinasaan yang akan mengakhiri pedihnya siksa yang mereka terima. Ketika itu dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu berteriak mengharapkan pada hari ini satu kebinasaan saja, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak dan berulang-ulang. Berharaplah demikian karena tiap kali binasa, kamu akan dihidupkan kembali untuk merasakan kebinasaan yang lain lagi.” Pada akhirnya, harapan akan datangnya kebinasaan yang benar-benar mengakhiri azab mereka di neraka tidak akan pernah mereka peroleh.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Di waktu itu diucapkan kepada mereka agar tidak mengucapkan kata itu (celaka aku) sekali saja. Ucapkanlah kata itu berkali-kali karena yang mereka lihat dan alami itu baru satu macam dari siksa yang akan ditimpakan kepadanya. Banyak lagi macam siksaan yang akan mereka derita. Oleh sebab itu berteriak-teriaklah berkali-kali, memang mereka akan ditimpa siksaan yang dahsyat dan hebat.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan pada hari ini. (Al Furqaan:14), hingga akhir ayat. Yakni janganlah kalian pada hari ini mengharapkan satu kecelakaan melainkan harapkanlah kecelakaan yang banyak.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa as-subur artinya kebinasaan.
Pendapat yang kuat mengatakan bahwa subur pengertiannya mencakup kebinasaan, kecelakaan, kerugian, dan kehancuran. Seperti yang dikatakan oleh Musa kepada Fir'aun:
dan sesungguhnya aku mengira kamu, hai Fir'aun, seorang yang akan binasa. (Al Israa':102)
Yakni binasa.
4 Tafsir Al-Jalalain
("Janganlah kamu sekalian mengharapkan satu kebinasaan, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak") sesuai dengan azab yang menimpa kalian ini.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dengan penuh ejekan dan hinaan, dikatakan kepada mereka, "Jangan meminta kebinasaan hanya sekali saja. Tetapi mintalah terus. Kalian pasti tidak akan selamat dari siksaan yang sedang kalian alami. Jenis- jenis siksaan mereka amatlah banyak."
6 Tafsir as-Saadi
"Dan mereka berkata, 'Mengapa Rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Mengapa tidak diturunkan kepada-nya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengannya, atau (mengapa tidak) diturunkan kepa-danya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya.' Dan orang-orang yang zhalim itu berkata, 'Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang terkena sihir.' Perhatikanlah, bagaimana me-reka membuat perumpamaan-perumpamaan tentang kamu, lalu sesatlah mereka. Mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan. Ma-hasuci (Allah) Yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana. Bahkan mereka mendustakan Hari Kiamat. Dan Kami sediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan Hari Kiamat. Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara nyalanya. Dan apabila mereka dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu, mereka di sana mengharapkan kebinasaan. (Akan dikatakan kepada mereka), 'Janganlah kamu mengharapkan satu kebinasaan saja, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak'." (Al-Furqan: 7-14).
(7) Ini bagian dari celotehan kaum yang mendustakan Rasulullah, [yang dengannya] mereka mencela risalahnya, yaitu: Mereka menolaknya dengan (mengatakan:) kenapa dia (rasul itu) bukan seorang malaikat, atau seorang raja atau dibantu oleh malai-kat, seraya berkata, ﴾ مَالِ هَٰذَا ٱلرَّسُولِ ﴿ "Mengapa Rasul ini," maksudnya mengapa orang yang mengklaim sebagai rasul ini, sebagai ung-kapan ejekan dan perolok-olokan mereka, ﴾ يَأۡكُلُ ٱلطَّعَامَ ﴿ "memakan makanan," padahal ini merupakan salah satu ciri manusia biasa. Kenapa dia bukan seorang malaikat yang tidak makan makanan dan tidak butuh kepada segala sesuatu yang dibutuhkan oleh ma-nusia, ﴾ وَيَمۡشِي فِي ٱلۡأَسۡوَاقِ ﴿ "dan berjalan di pasar-pasar," untuk berjual beli. Ini semua, menurut klaim mereka tidak pantas terjadi pada orang yang menjadi seorang rasul. Padahal Allah سبحانه وتعالى telah berfirman,
﴾ وَمَآ أَرۡسَلۡنَا قَبۡلَكَ مِنَ ٱلۡمُرۡسَلِينَ إِلَّآ إِنَّهُمۡ لَيَأۡكُلُونَ ٱلطَّعَامَ وَيَمۡشُونَ فِي ٱلۡأَسۡوَاقِۗ ﴿
"Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar." (Al-Furqan: 20).
﴾ لَوۡلَآ أُنزِلَ إِلَيۡهِ مَلَكٞ ﴿ "Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat," maksudnya, kenapa dia tidak diturunkan bersama se-orang malaikat yang membantu dan menolongnya, ﴾ فَيَكُونَ مَعَهُۥ نَذِيرًا ﴿ "agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-samanya," menurut anggapan mereka, dia tidak cukup (memadai) untuk mengemban kerasulan, dan bukan pada taraf kemampuan dan kekuatannya untuk menjalankan tugas kerasulan itu.
(8) ﴾ أَوۡ يُلۡقَىٰٓ إِلَيۡهِ كَنزٌ ﴿ "Atau (mengapa tidak) diturunkan kepada-nya perbendaharaan," maksudnya, harta yang berlimpah yang diper-oleh tanpa susah payah, ﴾ أَوۡ تَكُونُ لَهُۥ جَنَّةٞ يَأۡكُلُ مِنۡهَاۚ ﴿ "atau (mengapa tidak) ada kebun baginya, yang dia dapat makan dari (hasil)nya" sehingga dengannya dia tidak perlu pergi ke pasar-pasar untuk mencari rizki. ﴾ وَقَالَ ٱلظَّٰلِمُونَ ﴿ "Dan orang-orang yang zhalim itu berkata" yaitu mereka yang kezhalimannya telah menyeret mereka untuk mengatakan perkataan tersebut, tanpa ada ketidakjelasan keran-cuan dari mereka, ﴾ إِن تَتَّبِعُونَ إِلَّا رَجُلٗا مَّسۡحُورًا ﴿ "Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang terkena sihir." Demikian mereka mengatakan, padahal mereka sungguh benar-benar mengetahui kesempurnaan akalnya, indahnya tutur katanya, dan kebersihan-nya dari semua celaan.
(9) Oleh karena perkataan-perkataan yang berasal dari mereka itu sangat mengherankan sekali, maka Allah berfirman, ﴾ ٱنظُرۡ كَيۡفَ ضَرَبُواْ لَكَ ٱلۡأَمۡثَٰلَ ﴿ "Perhatikanlah, bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan tentang kamu," yaitu: Kenapa dia tidak menjadi seorang malaikat dan terhapus darinya semua ciri khas kemanusiaan, atau ada seorang malaikat bersamanya karena dia tidak sanggup menerima apa yang dia katakan, atau diturunkan untuknya harta kekayaan, atau dia diberi sepetak kebun yang mencukupinya hingga tidak perlu pergi ke pasar, atau dia adalah seorang yang terkena sihir.
﴾ فَضَلُّواْ فَلَا [يَسۡتَطِيعُونَ] سَبِيلٗا ﴿ "Lalu sesatlah mereka, sehingga mereka tidak sanggup [mendapatkan] jalan[27]." Mereka mengatakan perkataan-perkataan yang kontradiksi, semua merupakan kebodohan, ke-sesatan dan kepicikan, tidak ada secuil hidayah pun terkandung di dalamnya, bahkan tidak ada sedikit pun dari sebagian darinya suatu syubhat yang dapat mencemari kerasulan. Hanya dengan sekedar memperhatikan dan merenungkannya saja sudah pasti orang yang berakal memastikan kepalsuannya, dan cukuplah dia yang memberikan sanggahannya. Oleh karena itu, Allah memerin-tahkan untuk memperhatikan dan mencermatinya dan memikirkan, apakah perkataan mereka itu mengharuskan sikap abstain dari memastikan kerasulan dan kejujuran Rasulullah a?
(10) Maka dari itu, Allah menginformasikan bahwasanya Dia Mahakuasa memberimu kebaikan yang berlimpah ruah di dunia, seraya berfirman, ﴾ تَبَارَكَ ٱلَّذِيٓ إِن شَآءَ جَعَلَ لَكَ خَيۡرٗا مِّن ذَٰلِكَ ﴿ "Mahasuci Dzat Yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikanNya bagimu yang lebih baik dari yang demikian," maksudnya, yang lebih baik dari apa yang telah mereka katakan. Kemudian Allah menafsirkannya de-ngan FirmanNya, ﴾ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ وَيَجۡعَل لَّكَ قُصُورَۢا ﴿ "(Yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikanNya (pula) untukmu istana-istana" yang menjulang tinggi penuh hiasan. Jadi, kekuasaan dan kehendakNya tidak terbatas pada masalah itu. Akan tetapi, ketika dunia di sisi Allah سبحانه وتعالى benar-benar sangat jauh dan hina, maka Allah mengaruniakan kepada para waliNya dan para rasulNya sebagian darinya sesuai dengan tuntutan kebijak-sanaanNya. Sedangkan usulan musuh-musuh mereka, yaitu kenapa para rasul tidak diberi karunia rizki dunia yang banyak adalah kezhaliman dan kelancangan.
(11) Ketika perkataan-perkataan yang mereka ucapkan itu sudah sangat jelas merusak, maka Allah menginformasikan bahwa sesungguhnya ucapan-ucapan tersebut tidak muncul dari mulut mereka untuk mencari kebenaran ataupun untuk mengikuti petun-juk, melainkan, sebenarnya ia keluar dari mulut mereka sebagai sikap keras kepala, zhalim dan pendustaan terhadap kebenaran. Dari itulah mereka mengutarakan apa yang ada di dalam hati me-reka itu. Oleh sebab itu, Allah berfirman, ﴾ بَلۡ كَذَّبُواْ بِٱلسَّاعَةِۖ ﴿ "Bahkan mereka mendustakan Hari Kiamat." Orang yang mendustakan lagi keras kepala yang tidak mempunyai niat untuk mengikuti kebe-naran itu, maka tidak ada jalan untuk memberinya hidayah, dan tidak ada gunanya mendebatnya. Baginya hanya satu jalan, yaitu turunnya azab terhadapnya. Maka dari itu Allah berfirman, ﴾ وَأَعۡتَدۡنَا لِمَن كَذَّبَ بِٱلسَّاعَةِ سَعِيرًا ﴿ "Dan Kami telah sediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan Hari Kiamat," yaitu, api yang sangat besar yang nyalanya menjulang, yang keadaannya sangat geram terhadap penghuninya serta gemuruh nyalanya amat dahsyat.
(12) ﴾ إِذَا رَأَتۡهُم مِّن مَّكَانِۭ بَعِيدٖ ﴿ "Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh," yakni, sebelum mereka sampai kepadanya dan sebelum neraka itu sampai kepada mereka, ﴾ سَمِعُواْ لَهَا تَغَيُّظٗا ﴿ "mereka mendengar kegeramannya" terhadap mereka ﴾ وَزَفِيرٗا 12 ﴿ "dan suara nyalanya," menyebabkan dada mereka berdebar dan hati mereka remuk, dan hampir saja setiap orang dari mereka mati karena ke-takutan terhadapnya. Neraka itu sangat murka terhadap mereka karena murka Allah Sang Penciptanya; dan kobarannya pun makin menjulang tinggi karena beratnya kekufuran dan kejahatan mereka.
(13) ﴾ وَإِذَآ أُلۡقُواْ مِنۡهَا مَكَانٗا ضَيِّقٗا مُّقَرَّنِينَ ﴿ "Dan apabila mereka dilempar-kan ke tempat yang sempit di neraka itu dengan dibelenggu" maksudnya, saat mereka diazab, sedang mereka berada di tengah-tengah neraka berkumpul di suatu tempat, antara kesempitan tempat itu dan ber-desak-desaknya para penghuni, dalam keadaan mereka dibelenggu dengan rantai dan belenggu. Lalu ketika mereka telah tiba ke tempat yang mencelakakan itu dan mereka ditawan dalam penawanan yang terburuk, maka ﴾ دَعَوۡاْ هُنَالِكَ ثُبُورٗا ﴿ "mereka di sana mengharapkan kebinasaan," maksudnya mereka mendoakan kebinasaan, kehinaan dan kekejian terhadap diri mereka sendiri, dan mereka menyadari bahwasanya mereka adalah manusia zhalim lagi melampaui batas. Allah telah berlaku adil terhadap mereka di mana Dia telah menem-patkan mereka berdasarkan amal perbuatan mereka pada tempat (yang sangat menghinakan) ini.
(14) Doa dan permintaan keselamatan itu sama sekali tidak ada gunanya bagi mereka dan tidak pula melepaskan mereka dari azab Allah, bahkan dikatakan kepada mereka, " ﴾ لَّا تَدۡعُواْ ٱلۡيَوۡمَ ثُبُورٗا وَٰحِدٗا وَٱدۡعُواْ ثُبُورٗا كَثِيرٗا ﴿ "Janganlah kamu mengharapkan satu kebinasaan saja, melainkan harapkanlah kebinasaan yang banyak." Maksudnya, kalau apa yang kalian katakan itu ditambah berlipat-lipat ganda lagi, niscaya sama sekali tidak berguna bagi kalian, kecuali kegelisahan, kegundahan dan kesedihan.
Setelah Allah menjelaskan balasan untuk orang-orang zhalim, maka sangat tepat kalau Dia menjelaskan balasan bagi orang-orang yang bertakwa, seraya berfirman,