Al-Furqan Ayat 29
لَقَدْ اَضَلَّنِيْ عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ اِذْ جَاۤءَنِيْۗ وَكَانَ الشَّيْطٰنُ لِلْاِنْسَانِ خَذُوْلًا ( الفرقان: ٢٩ )
Laqad 'Ađallanī `An Adh-Dhikri Ba`da 'Idh Jā'anī Wa Kāna Ash-Shayţānu Lil'insāni Khadhūlāan. (al-Furq̈ān 25:29)
Artinya:
sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur'an) ketika (Al-Qur'an) itu telah datang kepadaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.” (QS. [25] Al-Furqan : 29)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
"Sungguh, dia si fulan tadi, telah menyesatkan aku dari peringatan Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Semestinya aku tersadar, beriman, membacanya, menghayatinya dan mengamalkannya, tapi aku lalai dan terkesima dengan kehidupan duniaku. Dan setan memang pengkhianat manusia.” Dia berusaha dengan tipu muslihat yang sangat halus untuk menyingkirkan manusia dari jalan yang benar".
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang kafir itu berkata, "Seseorang telah menyesatkan aku dari ajaran Al-Qur'an dan dari beriman kepada Muhammad setelah petunjuk itu datang kepadaku." Adalah kebiasaan setan menipu manusia dan me-malingkannya dari kebenaran dan tidak mau menolong manusia yang telah disesatkannya itu.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. (Al Furqaan:29)
Yakni sesudah Al-Qur'an sampai kepadanya.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (Al Furqaan:29)
Yaitu menyesatkannya dan memalingkannya dari jalan yang hak, lalu membawa dan merayunya ke jalan kebatilan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari peringatan) Alquran (sesudah peringatan itu datang kepadaku") karena dialah yang menjadikan aku murtad dan tidak beriman lagi kepada Alquran. Kemudian Allah berfirman, ("Dan adalah setan itu terhadap manusia) yang kafir (selalu membuat kecewa.") karena ia akan meninggalkannya begitu saja, cuci tangan bilamana manusia tertimpa malapetaka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sesungguhnya si Polan itu telah menjauhkan kami dari mengingat Allah dan al-Qur'ân, padahal hal itu sangat mudah bagi kami." Demikianlah setan menaklukkan manusia dan menjerumuskannya ke jurang kehancuran.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan hari ketika langit pecah belah mengeluarkan kabut dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang. Kerajaan yang haq pada hari itu adalah kepunyaan Rabb Yang Maha Pemurah. Dan hari itu adalah hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang yang kafir. Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang zhalim itu menggigit dua tangannya, seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan jadi teman akrab(ku). Sungguh dia telah menyesatkan aku dari al-Qur`an ketika al-Qur`an telah datang kepadaku. Dan setan itu tidak akan menolong manusia'." (Al-Furqan: 25-29).
(25-26) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang kedahsyatan, ke-sengsaraan dan kesulitan pada Hari Kiamat serta hal-hal yang menakutkan hati, seraya berfirman, ﴾ وَيَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلسَّمَآءُ بِٱلۡغَمَٰمِ ﴿ "Dan hari ketika langit pecah belah mengeluarkan kabut." Dan kabut itu adalah kabut yang di dalamnya Allah turun; Dia turun dari atas langit, hingga langit terbelah dan pecah karenanya, dan turun pula [ma-laikat-malaikat][29] pada tiap-tiap langit, kemudian mereka berdiri dengan berbaris, baik satu baris yang mengelilingi semua makhluk (manusia), atau setiap satu langit mereka membentuk satu baris, lalu langit berikutnya satu baris.[30] Dan demikianlah maksudnya, yaitu bahwa para malaikat dengan sebegitu banyak dan kuatnya turun seraya meliputi manusia, mereka tunduk kepada perintah Rabbnya, tidak seorang pun dari mereka yang berbicara kecuali dengan izin dari Allah. Lalu bagaimana menurutmu dengan se-orang manusia yang sangat lemah, terutama yang telah melawan Allah Sang Pemilik dengan berbagai dosa besar dan telah lancang melakukan hal-hal yang mengundang murkaNya, lalu dia datang menghadapNya dengan dosa-dosa dan kesalahan-kesalahan dan belum sempat bertaubat?
Kemudian Sang Maha Raja lagi Pencipta memberikan kepu-tusan untuknya dengan keputusan yang di situ Dia tidak berbuat curang dan tidak pula zhalim sebesar biji sawi pun. Oleh karena-nya, Dia berfirman, ﴾ وَكَانَ يَوۡمًا عَلَى ٱلۡكَٰفِرِينَ عَسِيرٗا ﴿ "Dan hari itu adalah hari yang penuh kesukaran bagi orang-orang yang kafir," karena kesulitan-nya yang sangat dan susahnya segala urusan baginya. Berbeda halnya dengan orang Mukmin, karena hari itu mudah baginya dan ringan ditanggung,
﴾ يَوۡمَ نَحۡشُرُ ٱلۡمُتَّقِينَ إِلَى ٱلرَّحۡمَٰنِ وَفۡدٗا 85 وَنَسُوقُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ وِرۡدٗا 86 ﴿
"(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang bertakwa kepada Yang Maha Pemurah sebagai utusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke Neraka Jahanam dalam keadaan dahaga." (Maryam: 85-86).
Dan FirmanNya, ﴾ ٱلۡمُلۡكُ يَوۡمَئِذٍ ﴿ "Dan kekuasaan pada hari itu," yakni pada Hari Kiamat, ﴾ ٱلۡحَقُّ لِلرَّحۡمَٰنِۚ ﴿ "yang haq adalah milik Yang Maha Pemurah," tidak ada kekuasaan bagi seorang manusia pun saat itu, dan tidak pula gambaran kekuasaan, sebagaimana adanya dahulu di dunia. Bahkan para raja dan rakyatnya, orang-orang yang merdeka dan budak-budak, orang-orang yang terhormat dan lain-lain pada hari itu menjadi sama.
Di antara hal yang melegakan hati dan menentramkan jiwa serta melapangkan dada adalah bahwa Dia menyandarkan "ke-kuasaan" saat Hari Kiamat itu kepada namaNya "ar-rahman" yang rahmatNya meliputi segala sesuatu, mencakup segala yang hidup, memenuhi alam semesta, dan dengannya dunia dan akhirat men-jadi makmur, dan dengannya pula segala yang kurang menjadi sempurna, dan setiap kekurangan menjadi habis; dan nama-nama yang menunjukkan kepadanya mengalahkan nama-nama yang menunjukkan kepada kemurkaan, dan rahmatNya mendahului dan mengalahkan murkaNya. Maka milikNya-lah keunggulan dan kemenangan. Dan Dia telah menciptakan manusia nan rapuh ini, lalu memuliakan dan menghormatinya untuk menyempurna-kan nikmatNya terhadap manusia dan untuk meliputinya dengan rahmatNya. Mereka hadir dalam kondisi terhina, tunduk, dan tenang di hadapanNya. Mereka menunggu apa yang akan diputus-kan dan apa yang akan dilakukan terhadap mereka. Sementara Dia lebih sayang kepada mereka daripada diri mereka sendiri dan kedua orang tua mereka. Lalu bagaimana menurutmu dengan perlakuanNya terhadap mereka? Tidak binasa di hadapan Allah selain orang yang binasa, dan tidak akan keluar dari rahmatNya kecuali orang yang telah dikuasai oleh kesengsaraan dan ketetapan azab sudah ditetapkan atasnya.
(27) ﴾ وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ ﴿ "Dan hari ketika orang yang zhalim itu menggigit," disebabkan kesyirikan, kekafiran, dan pendustaannya terhadap para rasul ﴾ عَلَىٰ يَدَيۡهِ ﴿ "dua tangannya," karena pilu, sedih dan duka, ﴾ يَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلٗا ﴿ "seraya berkata, 'Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama Rasul'." Yakni jalan dengan ber-iman kepadanya, membenarkan dan mengikutinya.
(28) ﴾ يَٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِي لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا ﴿ "Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan," yaitu setan dari bangsa manusia atau bangsa jin ﴾ خَلِيلٗا ﴿ "sebagai teman akrab," yakni kekasih yang sangat dicintai. Aku telah memusuhi manusia yang paling tulus kepadaku, manusia yang paling baik kepadaku dan manusia yang paling sayang kepadaku, dan aku telah setia kepada musuh yang paling memusuhiku, yang kesetiaanku kepadanya sama sekali tidak berguna bagiku kecuali kesengsaraan, kerugian, kehinaan, dan kebinasaan.
(29) ﴾ لَّقَدۡ أَضَلَّنِي عَنِ ٱلذِّكۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِيۗ ﴿ "Sungguh dia telah menyesat-kanku dari al-Qur`an ketika al-Qur`an telah datang kepadaku," di mana dia telah membuat kesesatannya menjadi indah baginya dengan tipudaya dan bujuk-rayuannya. ﴾ وَكَانَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لِلۡإِنسَٰنِ خَذُولٗا ﴿ "Dan setan itu tidak akan menolong manusia." Maksudnya, setan itu men-jadikan yang batil menjadi indah baginya dan memburukkan yang haq baginya, bahkan dia menjanjikan berbagai angan-angan manis, kemudian setan meninggalkannya dan berlepas diri darinya. Sebagaimana dia mengatakan kepada seluruh pengikutnya ketika semua perkara telah diputuskan dan setelah Allah selesai meme-riksa (amal perbuatan) seluruh manusia,
﴾ وَقَالَ ٱلشَّيۡطَٰنُ لَمَّا قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ إِنَّ ٱللَّهَ وَعَدَكُمۡ وَعۡدَ ٱلۡحَقِّ وَوَعَدتُّكُمۡ فَأَخۡلَفۡتُكُمۡۖ وَمَا كَانَ لِيَ عَلَيۡكُم مِّن سُلۡطَٰنٍ إِلَّآ أَن دَعَوۡتُكُمۡ فَٱسۡتَجَبۡتُمۡ لِيۖ فَلَا تَلُومُونِي وَلُومُوٓاْ أَنفُسَكُمۖ مَّآ أَنَا۠ بِمُصۡرِخِكُمۡ وَمَآ أَنتُم بِمُصۡرِخِيَّ إِنِّي كَفَرۡتُ بِمَآ أَشۡرَكۡتُمُونِ مِن قَبۡلُۗ ﴿
"Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan, 'Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu, tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku. Oleh sebab itu, janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu, dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolong-ku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutu-kan aku (dengan Allah) sejak dahulu'." (Ibrahim: 22).
Maka hendaknya setiap orang memperhatikan dirinya di waktu senggang dan membenahi apa yang bisa dibenahi sebelum dia kelak tidak dapat membenahi diri, dan hendaklah dia berloya-litas kepada orang yang di dalam loyalitas (kesetiaan) kepadanya terdapat kebahagiaan bagi dirinya, dan hendaknya memusuhi orang yang permusuhan terhadapnya menguntungkan dirinya dan persahabatan dengannya membahayakannya. Wallahul Muwaffiq.