”Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, (QS. [26] Asy-Syu'ara' : 97)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kita dahulu di dunia dalam kesesatan yang nyata," yaitu memilih jalan kekafiran.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Setelah bertengkar, mereka pun sama-sama menyadari bahwa tiada yang patut disalahkan kecuali diri mereka sendiri. Mereka mengakui bahwa kesesatan mereka sangat parah, yaitu mempersekutukan Allah
3 Tafsir Ibnu Katsir
dan bala tentara iblis semuanya. (Asy-Syu'ara': 95)
Mereka dilemparkan ke dalam neraka beserta antek-anteknya, tanpa ada yang ketinggalan.
Mereka berkata sedang mereka bertengkar di dalam neraka, "Demi Allah; sungguh kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Tuhan semesta alam.” (Asy-Syu'ara': 96-98)
Orang-orang yang lemah dari orang-orang kafir itu berkata kepada orang-orang yang kuat dan sombong dari kalangan mereka, "Sesungguhnya kami hanya mengikuti kalian, maka apakah kalian dapat menyelamatkan kami dari azab neraka?" Mereka yang lemah itu berkata seraya menyadari akan kesalahan dirinya sendiri:
Demi Allah, sesungguhnya, kita dahulu (di dunia) dalam kesesatan yang nyata, karena kita mempersamakan kalian dengan Tuhan semesta alam. (Asy-Syu'ara': 97-98)
Yakni kami dahulu menjadikan perintah kalian ditaati oleh kami sebagaimana perintah Tuhan semesta alam, dan kami sembah kalian beserta Tuhan semesta alam.
4 Tafsir Al-Jalalain
("Demi Allah; sungguh) lafal In di sini merupakan bentuk takhfif daripada Inna, sedangkan isimnya tidak disebutkan, pada asalnya adalah Innahuu (kita dahulu dalam kesesatan yang nyata) yakni jelas sesatnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
"Demi Allah, sesungguhnya kami di dunia berada dalam kerancuan dan kebodohan yang jelas, serta menyimpang dari kebenaran yang sangat tampak.