Al-'Ankabut Ayat 15
فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَصْحٰبَ السَّفِيْنَةِ وَجَعَلْنٰهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ( العنكبوت: ١٥ )
Fa'anjaynāhu Wa 'Aşĥāba As-Safīnati Wa Ja`alnāhā 'Āyatan Lil`ālamīna. (al-ʿAnkabūt 29:15)
Artinya:
Maka Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu, dan Kami jadikan (peristiwa) itu sebagai pelajaran bagi semua manusia. (QS. [29] Al-'Ankabut : 15)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka untuk mewujudkan janji Kami selamatkan Nuh dan orang-orang yang berada di kapal itu bersamanya, dan Kami jadikan peristiwa itu sebagai pelajaran bagi semua manusia, terutama yang datang kemudian.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menyelamatkan Nuh dan para pengikutnya dengan sebuah perahu yang telah dibuatnya. Adanya bahtera Nabi Nuh menjadi contoh dan pengajaran bagi orang sesudahnya, karena ia terdampar masih dalam keadaan utuh di sebuah bukit yang bernama Bukit Judi. Perahu Nabi Nuh sampai beberapa lama masih dapat disaksikan oleh orang yang berkunjung ke sana dalam keadaan utuh. Hal ini menyadarkan orang kepada nikmat Allah yang diturunkan-Nya kepada orang beriman dengan menyelamatkan mereka dari bahaya banjir. Hal demikian dinyatakan dalam ayat lain yang berbunyi:
Sesungguhnya ketika air naik (sampai ke gunung), Kami membawa (nenek moyang) kamu ke dalam kapal. Agar Kami jadikan (peristiwa itu) sebagai peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (al-haqqah/69: 11-12)
Pelajaran yang dapat dipetik dari kisah di atas ialah bahwa para rasul sesudah Nuh tidak perlu merasa sedih karena keingkaran kaumnya menerima kebenaran wahyu yang dibawanya. Siksaan dan halangan dari kaum kafir dan musyrik yang tidak senang kepada Islam merupakan peringatan bagi orang yang beriman bahwa sekalipun orang-orang musyrik itu menyiksa dan menyakiti mereka di dunia, namun pada akhirnya semuanya akan kembali juga kepada Tuhan. Orang-orang musyrik itu kembali dengan menemui malapetaka dan kesengsaraan dalam neraka yang menyala-nyala, sedang orang beriman dan sabar dalam menghadapi penderitaan itu kembali ke tempat yang mulia dengan penuh pertolongan Allah.
Demikianlah pelajaran dari kisah Nabi Nuh. Orang kafir yang selama ini menyakiti Nuh dan kaumnya pada akhirnya ditenggelamkan Tuhan dengan banjir, tetapi orang beriman bersama Nuh selamat, berlayar di atas kapal. Kesabaran Nuh berdakwah dalam masa yang lama itu hendaknya dijadikan pelajaran bagi setiap juru dakwah. Bahkan, seharusnya kita yang lebih besar memiliki rasa kesabaran dari Nuh, sebab umur dan usia kita berdakwah tidaklah sepanjang usia Nabi Nuh.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu. (Al-'Ankabut: 15)
Yakni orang-orang yang beriman kepada Nuh a.s. Penjelasan mengenai hal ini telah disebutkan secara rinci dalam surat Hud, juga tafsir ayat ini telah dijelaskan sehingga tidak perlu lagi untuk diulangi.
Firman Allah Swt.:
dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (Al-'Ankabut: 15)
Maksudnya, Kami jadikan bahtera itu utuh, yang adakalanya hanya tinggal bentuknya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Qatadah, bahwa bahtera Nabi Nuh a.s. masih ada peninggalannya sampai permulaan masa Islam terdapat di Bukit Al-Judi. Atau yang masih ada itu adalah jenisnya, hal itu dijadikan sebagai peringatan buat manusia yang mengingatkan mereka akan nikmat-nikmat Allah kepada makhluk-Nya, saat Allah menyelamatkan mereka dari banjir besar. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan suatu tanda (kebesaran Allah yang besar) bagi mereka adalah bahwa Kami angkut keturunan mereka dalam bahtera yang penuh muatan, dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu. (Yaa Siin:41-42)
sampai dengan firman Allah Swt.:
dan untuk memberikan kesenangan hidup sampai kepada suatu ketika. (Yaa Siin:44)
Dan firman Allah Swt.:
Sesungguhnya Kami, tatkala air telah naik (sampai ke gunung) Kami bawa (nenek moyang) kamu ke dalam bahtera, agar Kami jadikan peristiwa itu peringatan bagi kamu dan agar diperhatikan oleh telinga yang mau mendengar. (Al Haaqqah:11-12)
Dan dalam surat Al-'Ankabut ini disebutkan oleh firman-Nya:
Maka kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia. (Al-'Ankabut: 15)
Ini merupakan ungkapan tadrij, dari suatu benda ke jenisnya. Pengertiannya sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan. (Al Mulk:5)
Yakni Kami jadikan jenisnya sebagai pelempar, karena sesungguhnya yang dijadikan pelempar setan-setan itu bukanlah binatang-binatang yang menjadi penghias langit. Dan firman Allah Swt. lainnya yang menyebutkan:
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Al-Mu-minun: 12-13)
Ayat-ayat yang mempunyai pengertian yang sama cukup banyak. Ibnu Jarir mengatakan, seandainya dikatakan bahwa damir yang terdapat di dalam firman-Nya:
dan Kami jadikan bintang-bintang itu. (Al Mulk:5)
merujuk kepada 'uqubah (siksaan) bukan bintang-bintang, tentulah bermakna tidak seperti yang dimaksudkan di atas. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka Kami selamatkan dia) Nabi Nuh (dan penumpang-penumpang bahtera itu) yang bersama Nabi Nuh di dalam bahtera (dan Kami jadikan peristiwa itu tanda) pelajaran (bagi semua umat manusia) yang datang sesudah mereka, jika mereka berbuat durhaka kepada Rasul-rasul mereka. Setelah peristiwa banjir besar itu Nabi Nuh hidup selama enam puluh tahun atau lebih, sehingga jumlah manusia menjadi banyak.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Allah mewujudkan janji-Nya kepada Nûh. Lalu Dia menyelamatkannya dan orang-orang Mukmin yang mengendarai bahtera bersamanya. Allah pun menjadikan kisah mereka sebagai pelajaran bagi orang-orang yang datang kemudian.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaum-nya, maka dia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun. Maka mereka ditimpa banjir besar, dan mereka ada-lah orang-orang yang zhalim. Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu, dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia." (Al-Ankabut: 14-15).
(14) Allah سبحانه وتعالى memberitakan tentang keputusan dan kebijak-sanaanNya di dalam menimpakan siksaan terhadap umat-umat yang mendustakan, dan bahwa Allah telah mengutus hamba dan RasulNya, Nuh عليه السلام kepada kaumnya (untuk) mengajak mereka kepada tauhid dan hanya beribadah kepada Allah سبحانه وتعالى semata, me-larang mereka menyembah tandingan dan berhala, ﴾ فَلَبِثَ فِيهِمۡ ﴿ "maka dia tinggal di antara mereka" sebagai nabi penyeru (selama) ﴾ أَلۡفَ سَنَةٍ إِلَّا خَمۡسِينَ عَامٗا ﴿ "seribu tahun kurang lima puluh tahun." Dia sama sekali tidak pernah berhenti mengajak mereka dan tidak pernah jemu memberi mereka nasihat, dia menyeru mereka siang dan malam, dengan cara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, namun mereka tidak mendapat petunjuk dan tidak mengikuti petunjuk-nya, malah mereka terus tenggelam dalam kekafiran dan kesesatan mereka, hingga akhirnya Nuh عليه السلام mendoakan keburukan terha-dap mereka beserta kesabaran, kelembutan dan penderitaan yang harus ditanggungnya, seraya berkata,
﴾ رَّبِّ لَا تَذَرۡ عَلَى ٱلۡأَرۡضِ مِنَ ٱلۡكَٰفِرِينَ دَيَّارًا 26 ﴿
"Ya Rabbku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (Nuh: 26).
﴾ فَأَخَذَهُمُ ٱلطُّوفَانُ ﴿ "Maka mereka ditimpa banjir besar," maksud-nya, air yang turun dari langit dengan lebat, dan air yang keluar memancar dari perut bumi dengan deras, ﴾ وَهُمۡ ظَٰلِمُونَ ﴿ "dan mereka adalah orang-orang yang zhalim," berhak menerima azab.
(15) ﴾ فَأَنجَيۡنَٰهُ وَأَصۡحَٰبَ ٱلسَّفِينَةِ ﴿ "Maka Kami menyelamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu," yaitu mereka yang menumpang bersamanya; keluarga dan orang-orang yang beriman kepadanya ﴾ وَجَعَلۡنَٰهَآ ﴿ "dan Kami jadikan peristiwa itu," yakni: Bahtera dan kisah Nuh (sebagai) ﴾ ءَايَةٗ لِّلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "pelajaran bagi semua umat manusia," yang dapat mereka jadikan sebagai bahan pelajaran, yaitu bahwa orang yang mendustakan para rasul pasti kesudahannya adalah kebinasaan, dan bahwa orang-orang yang beriman, maka Allah akan memberikan kelegaan dari segala kesedihan dan jalan keluar dari segala kesempitan. Dan Allah سبحانه وتعالى juga menjadikan bahtera, yakni, yang sejenisnya sebagai tanda (pelajaran) bagi semua ma-nusia, yang dapat mereka jadikan sebagai pelajaran berharga, sebagai rahmat dari Tuhan mereka yang telah menyediakan segala fasilitasnya dan menjadikan mudah urusannya bagi mereka, dan menjadikannya mampu mengangkut mereka dan mengangkut barang-barang mereka dari satu tempat ke tempat yang lain, dari satu pulau ke pulau yang lain.