(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (QS. [3] Ali 'Imran : 163)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kedudukan mereka itu, yakni orang yang mengikuti keridaan Allah dan menghuni surga bertingkat-tingkat di sisi Allah, sesuai dengan tingkat ketakwaan mereka, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan, ucapkan, dan sembunyikan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Segenap makhluk Allah yang tampak dibagi kepada 3 macam jenis, ialah jenis nabatat (tumbuh-tumbuhan), jenis hayawanat (binatang) dan jenis jamadat (benda-benda mati). Jenis nabatat ialah jenis tumbuh-tumbuhan baik yang tumbuh pada tanah atau air maupun yang tumbuh di tempat-tempat lain, misalnya pada dahan atau batang-batang kayu. Jenis hayawanat ialah jenis makhluk yang hidup bernyawa. Jenis jamadat ialah selain dari jenis nabatat dan hayawanat. Makhluk jenis hayawanat ada yang untuk kepentingan hidupnya dikaruniai akal dan pengertian, misalnya manusia dan ada yang tidak ialah jenis nabatat. Manusia semestinya dengan mempergunakan akal pikiran dan pengertiannya dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang bermanfaat dan yang mudarat. Kemudian ia dapat memilih mana yang baik untuk kemaslahatan dirinya. Tetapi karena manusia itu juga diberi hawa nafsu, bila ia tidak pandai-pandai mengendalikannya, akan lebih banyak mengajak kepada keburukan dan kejahatan. Oleh karena itu jika manusia dalam mengarungi bahtera hidup dan kehidupannya tanpa pimpinan dan tuntunan seorang rasul, maka akan mengalami kekacauan, kerusakan dan kehancuran. Hal ini telah dibuktikan oleh sejarah Nabi Adam. Artinya: setiap zaman fatrah (zaman vakum antara seorang rasul dengan rasul sesudahnya) manusia di bumi ini selalu mengalami kekacauan, keributan dan kehancuran, maka diutusnya seorang rasul adalah merupakan nikmat dan kebahagiaan bagi masyarakat manusia.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah.
Al-Hasan Al-Basri dan Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ahli kebaikan dan ahli keburukan mempunyai kedudukan yang bertingkat-tingkat.
Menurut Abu Ubaidah dan Al-Kisai, makna darajat ialah tempat-tempat tinggal, yakni tempat tinggal mereka berbeda-beda, begitu pula kedudukan mereka di dalam surga dan yang berada di dalam neraka. Seperti pengertian yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dan masing-masing orang memperoleh derajat (seimbang) dengan apa yang dikerjakannya. (Al An'am:132)
Karena itulah maka dalam ayat selanjutnya disebutkan:
...dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Dengan kata lain, Allah pasti akan memenuhi balasannya, Dia tidak akan berbuat aniaya terhadap mereka barang suatu kebaikan pun, dan Dia tidak akan menambahkan kepada mereka suatu keburukan pun, melainkan Dia membalas masing-masing diri sesuai dengan amal per-buatan yang telah dikerjakannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka itu bertingkat-tingkat) maksudnya mempunyai tingkat masing-masing (di sisi Allah) artinya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda. Maka orang yang mengikuti keridaan-Nya akan beroleh pahala atau surga sedangkan yang membawa amarah murka-Nya akan mendapat siksa atau neraka (dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan) hingga akan mendapat balasan daripada-Nya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dua golongan itu tidaklah sama. Mereka berbeda tingkatan di sisi Allah. Dia Mahatahu tentang keadaan dan tingkatan-tingkatan mereka, dan akan memberi balasan sesuai tingkatan-tingkatan itu.
6 Tafsir as-Saadi
"Apakah orang yang mengikuti keridhaan Allah sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan (yang besar) dari Allah dan tempatnya adalah Jahanam? Dan itulah seburuk-buruk tem-pat kembali. (Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan." (Ali Imran: 162-163). (162-163) Allah تعالى memberitahukan bahwasanya tidaklah sama orang yang tujuannya adalah keridhaan Rabbnya dan ber-buat dengan amalan yang membuat Rabbnya ridha, dengan orang yang tidak seperti itu dari kalangan orang-orang yang senang berbuat kemaksiatan dan hal-hal yang membuat Tuhannya murka. Kedua orang seperti itu tidaklah sama hukumnya di hadapan Allah dan hikmahNya serta pada fitrah hamba-hamba Allah. ﴾ أَفَمَن كَانَ مُؤۡمِنٗا كَمَن كَانَ فَاسِقٗاۚ لَّا يَسۡتَوُۥنَ 18 ﴿ "Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? Mereka tidak sama." (As-Sajdah: 18). Karena itu Allah berfirman di sini, ﴾ هُمۡ دَرَجَٰتٌ عِندَ ٱللَّهِۗ ﴿ "(Kedu-dukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah," maksudnya, setiap mereka itu berbeda-beda dalam derajat dan kedudukan mereka, sesuai dengan tingkatan mereka dalam amal perbuatan mereka. Orang-orang yang mencari keridhaan Allah berusaha mem-peroleh derajat yang tinggi, kedudukan, dan istana-istana, maka Allah memberikan kepada mereka karuniaNya dan kemuliaanNya menurut kadar perbuatan mereka. Sedangkan orang-orang yang mengikuti hal-hal yang membuat Allah murka berusaha untuk turun ke kerak paling bawah dari neraka, maka setiap orang men-dapatkan balasan menurut amal yang diperbuatnya. Dan Allah Maha Melihat amal perbuatan mereka, tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi di hadapanNya, bahkan Allah telah mengetahuinya dan telah menetapkannya di Lauhul Mahfuzh, dan Dia menugas-kan kepada para malaikatNya yang terpercaya lagi mulia untuk menulisnya, menyimpannya, serta memeliharanya.
القرآن الكريم - آل عمران٣ :١٦٣ Ali 'Imran 3:163 Al Imron