Ali 'Imran Ayat 55
اِذْ قَالَ اللّٰهُ يٰعِيْسٰٓى اِنِّيْ مُتَوَفِّيْكَ وَرَافِعُكَ اِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَجَاعِلُ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْكَ فَوْقَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ ۚ ثُمَّ اِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَاَحْكُمُ بَيْنَكُمْ فِيْمَا كُنْتُمْ فِيْهِ تَخْتَلِفُوْنَ ( آل عمران: ٥٥ )
'Idh Qāla Allāhu Yā `Īsaá 'Innī Mutawaffīka Wa Rāfi`uka 'Ilayya Wa Muţahhiruka Mina Al-Ladhīna Kafarū Wa Jā`ilu Al-Ladhīna Attaba`ūka Fawqa Al-Ladhīna Kafarū 'Ilaá Yawmi Al-Qiyā Mati Thumma 'Ilayya Marji`ukum Fa'aĥkumu Baynakum Fīmā Kuntum Fīhi Takhtalifūna. (ʾĀl ʿImrān 3:55)
Artinya:
(Ingatlah), ketika Allah berfirman, “Wahai Isa! Aku mengambilmu dan mengangkatmu kepada-Ku, serta menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu di atas orang-orang yang kafir hingga hari Kiamat. Kemudian kepada-Ku engkau kembali, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kamu perselisihkan.” (QS. [3] Ali 'Imran : 55)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Ayat ini menjelaskan tentang beberapa bukti kemuliaan Isa bin Maryam. Ingatlah, hai Nabi Muhammad, ketika Allah berfirman, "Wahai Isa! Aku akan mewafatkanmu atau menyempurnakan keberadaanmu di dunia dan mengangkatmu kepada-Ku, yaitu ke tempat yang mulia tanpa melalui proses kematian, serta menjauhkan dan menyucikanmu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikutimu yang tidak mengubah agamamu serta yang membenarkan kenabianmu di atas orang-orang yang kafir terhadapmu dengan menyembunyikan bukti-bukti kerasulanmu hingga hari kiamat. Kemudian kepada-Ku kalian kembali, baik yang beriman kepada Nabi Isa maupun yang kafir kepadanya, lalu Aku beri keputusan tentang apa yang kalian perselisihkan yaitu tentang Isa dan kebenaran ajaran yang dibawanya."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
. Allah membalas tipu daya orang kafir dengan mengangkat Isa a.s. kepada-Nya. Dalam hal ini terdapat berita gembira untuk Nabi, tentang datangnya bantuan Allah untuk menyelamatkan dirinya dari tipu daya orang-orang kafir sehingga mereka dalam usahanya melaksanakan tipu daya itu tidak akan berhasil.
Allah akan mengangkat Nabi Isa kepada-Nya dan akan mewafatkannya pada saat ajalnya tiba, sesudah turun dari langit pada waktu yang ditentukan ) sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw,
"Demi (Allah), yang jiwaku di tangan-Nya, Isa putra Maryam akan turun di antaramu sebagai hakim yang adil, kemudian ia akan memecah salib, membunuh babi, menghentikan peperangan, dan membagi-bagikan harta, sehingga tak seorang pun yang akan menerimanya (karena tidak membutuhkan lagi) dan merasa bahwa sujudnya (ibadahnya) lebih utama dari dunia dan semua isinya." (Riwayat al-Bukhari dari Abu Hurairah).
"Allah membersihkan Isa a.s. dari orang-orang kafir", dengan menyelamatkannya dari kejahatan, cercaan serta nistaan dan tuduhan, yang akan mereka lakukan, dan akan menjadikan pengikut-pengikutnya yang beriman itu percaya bahwa dia adalah hamba Allah dan utusan-Nya, percaya akan kata-kata Isa bahwa beliau diutus untuk memberi kabar gembira (as-shaff/61:6) tentang kedatangan seorang utusan Allah, yang akan datang sesudahnya, yang bernama Ahmad (Nabi Muhammad) (as-shaff/61:6). Allah akan mengangkat mereka yang percaya itu kepada derajat yang tinggi, tidak seperti orang-orang Yahudi yang menipu dan mendustakan Nabi Isa, yang direndahkan martabatnya oleh Allah. Ketinggian derajat itu ada kalanya di bidang keimanan yang bersifat rohaniah, dan dalam bidang akhlak dan kesempurnaan sopan santun serta dekatnya mereka pada yang hak dan jauhnya dari yang batil. Adakalanya kelebihan yang bersifat duniawi yaitu mereka akan memegang tampuk pimpinan di dunia.
Kemudian semua manusia akan dikembalikan kepada Allah yaitu pada hari kebangkitan, dan Allah akan memutuskan perkara yang mereka perselisihkan dalam urusan agama termasuk di dalamnya perselisihan-perselisihan yang terjadi di antara pengikut-pengikut Isa a.s. dan orang-orang yang tidak percaya kepadanya
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ahli tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan firman-Nya:
Sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajal mu dan mengangkat kamu kepada-Ku.
Qatadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa ungkapan ini termasuk versi ungkapan muqaddam dan mu'akhkhar, yakni mendahulukan yang akhir dan mengakhirkan yang dahulu. Bentuk lengkapnya ialah, "Sesungguhnya Aku akan mengangkat kamu kepada-Ku dan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu, sesudah diangkat."
Ali ibnu Abu Talhah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan mutawaffika ialah mematikan kamu.
Muhammad ibnu Ishak telah meriwayatkan dari orang yang tidak dicurigai, dari Wahb ibnu Munabbih yang mengatakan bahwa Allah mematikannya selama tiga saat (jam) pada permulaan siang hari, yaitu ketika Allah mengangkatnya kepada Dia.
Ibnu Ishaq mengatakan bahwa orang-orang Nasrani menduga bahwa Allah mematikannya selama tujuh jam, kemudian menghidupkannya kembali.
Ishaq ibnu Bisyr meriwayatkan dari Idris, dari Wahb, bahwa Allah mematikannya selama tiga hari, kemudian menghidupkannya dan mengangkatnya.
Matar Al-Waraq mengatakan, yang dimaksud ialah sesungguhnya Aku akan mewafatkan kamu dari dunia, tetapi bukan wafat dalam arti kata mati. Hal yang sama dikatakan oleh Ibnu Jarir, bahwa yuwaffihi artinya mengangkatnya.
Kebanyakan ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dengan wafat dalam ayat ini ialah tidur, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan Dialah yang menidurkan kalian di malam hari. (Al An'am:60)
Juga dalam firman Allah Swt.:
Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa (orang) yang belum mati di waktu tidurnya. (Az Zumar:42)
Disebutkan bahwa Rasulullah Saw. apabila terbangun dari tidurnya selalu membaca doa berikut, yaitu:
Segala puji bagi Allah yang telah membangunkan kami sesudah menidurkannya.
Makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
Dan karena kekafiran mereka (terhadap Isa), dan tuduhan mereka terhadap Maryam dengan kedustaan besar (zina), dan karena ucapan mereka, "Sesungguhnya kami telah membunuh Al-Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah, " padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. (An Nisaa:156-157)
sampai dengan firman-Nya:
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetapi (sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Tidak ada seorang pun dari ahli kitab, kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An Nisaa:157-159)
Damir yang terdapat di dalam firman-Nya, "Qabla mautihi," kembali (merujuk) kepada Isa a.s. Dengan kata lain, tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Isa. Hal ini terjadi di saat Nabi Isa turun ke bumi sebelum hari kiamat, seperti yang akan diterangkan kemudian. Maka saat itu semua ahli kitab pasti beriman kepadanya karena menghapuskan jizyah dan tidak mau menerima kecuali agama Islam (yakni ia memerangi ahli kitab yang tidak mau masuk Islam).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Ja'far, dari ayahnya, telah menceritakan kepada kami Ar-Rabi' ibnu Anas, dari Al-Hasan, bahwa ia telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: sesungguhnya Aku akan mewafatkan kamu. (Ali Imran:55), Yaitu wafat dengan pengertian tidur. Maksudnya, Allah mengangkatnya dalam tidurnya. Al-Hasan mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah berkata kepada orang-orang Yahudi:
Sesungguhnya Isa itu belum mati, dan sesungguhnya dia akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat.
Firman Allah Swt.:
...serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir.
Yakni dengan mengangkatmu ke langit oleh-Ku.
dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. (Ali Imran:55)
Dan memang demikianlah kejadiannya, karena sesungguhnya ketika Al-Masih diangkat oleh Allah ke langit, semua sahabatnya berpecah-belah menjadi berbagai macam golongan dan sekte sesudah ia tiada. Di antara mereka ada yang tetap beriman kepada apa yang diturunkan oleh Allah kepadanya, yaitu bahwa dia adalah hamba Allah, rasul-Nya, dan anak dari hamba perempuan-Nya. Ada yang berlebih-lebihan dalam menganggapnya, lalu mereka menjadikannya sebagai anak Allah. Golongan yang lainnya mengatakan bahwa dia adalah Allah, dan golongan yang lainnya lagi mengatakan bahwa dia adalah salah satu dari tuhan yang tiga.
Allah Swt. menceritakan pendapat mereka di dalam Al-Qur'an dan sekaligus membantah tiap-tiap pendapat tersebut. Mereka terus-menerus dalam keadaan demikian selama masa kurang lebih tiga ratus tahun.
Kemudian muncullah bagi mereka seorang raja negeri Yunani yang dikenal dengan julukan Konstantin. Ia masuk ke dalam agama Nasrani. Menurut suatu pendapat, dia masuk ke dalam agama Nasrani sebagai siasat untuk merusaknya dari dalam, karena sesungguhnya dia adalah seorang ahli filsafat. Menurut pendapat yang lainnya lagi, dia orang yang tidak mengerti tentang agama Nasrani, tetapi dia mengubah agama Al-Masih buat mereka dan menyelewengkannya, serta melakukan penambahan dan pengurangan pada agama tersebut, lalu ia membuat kaidah-kaidah dan amanat yang besar, yang hal ini adalah merupakan pengkhianatan yang rendah. Di masanya daging babi dihalalkan, dan mereka salat menurutinya dengan menghadap ke arah timur, membuat gambar-gambar dan patung-patung di gereja-gereja dan tempat-tempat ibadah mereka atas perintahnya. Dan. dia menambahkan ke dalam puasa mereka sepuluh hari untuk menebus dosa yang telah dilakukannya, menurut dugaan mereka. Sehingga agama Al-Masih bukan lagi agama yang asli, melainkan agama Konstantin, hanya saja dia sempat membangun buat mereka banyak gereja dan tempat-tempat kebaktian yang jumlahnya lebih dari dua belas ribu rumah ibadat. Lalu ia membangun sebuah kota yang namanya diambil dari nama dirinya. Alirannya ini diikuti oleh keluarga raja dari kalangan mereka. Keadaan mereka yang demikian itu dapat mengalahkan orang-orang Yahudi. Semoga Allah membantu Yahudi dalam melawan mereka, karena Yahudi lebih dekat kepada kebenaran ketimbang mereka, sekalipun semuanya adalah orang-orang kafir. Semoga tetap atas mereka laknat Allah.
Ketika Allah mengutus Nabi Muhammad Saw., maka orang-orang yang beriman kepadanya beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya dengan iman yang benar. Mereka adalah pengikut semua nabi yang ada di bumi ini, mengingat mereka percaya kepada Rasul, Nabi yang Ummi dari Arab, penutup para rasul dan penghulu Bani Adam secara mutlak. Beliau Saw. menyeru mereka untuk percaya kepada semua perkara yang hak. Oleh karena itu, mereka lebih berhak kepada setiap nabi daripada umat nabi itu sendiri yang menduga bahwa mereka berada dalam agama dan tuntunannya, padahal mereka telah mengubah dan menyelewengkannya. Kemudian seandainya tidak ada perubahan dan tidak diselewengkan, sesungguhnya Allah telah me-nasakh syariat semua rasul dengan diutus-Nya Nabi Muhammad Saw. yang membawa agama yang hak yang tidak akan berubah dan tidak akan diganti lagi sampai hari kiamat nanti. Agamanya tetap tegak, menang, dan unggul di atas agama lainnya. Karena itulah maka Allah membukakan bagi sahabat-sahabatnya belahan timur dan barat dari dunia ini. Mereka menjelajah semua kerajaan, dan semua negeri tunduk kepada mereka. Kerajaan Kisra mereka patahkan, dan kerajaan kaisar mereka hancurkan serta semua perbendaharaannya mereka jarah, lalu dibelanjakan untuk kepentingan jalan Allah. Seperti yang diberitakan kepada mereka oleh Nabi mereka dari Tuhannya, yaitu di dalam firman-Nya:
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengerjakan amal-amal yang saleh, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Aku. (An Nuur:55), hingga akhir ayat.
Karena itulah, mengingat mereka adalah orang-orang yang sungguh beriman kepada Al-Masih, maka mereka dapat merebut negeri Syam dari tangan orang-orang Nasrani, dan mengusir mereka ke negeri Romawi, lalu orang-orang Nasrani kembali ke kota mereka, yaitu Konstantinopel. Islam dan para pemeluknya masih tetap berada di atas mereka sampai hari kiamat.
Nabi Saw. telah memberitakan kepada umatnya bahwa akhirnya mereka kelak akan mengalahkan Konstantinopel dan memperoleh banyak ganimah darinya serta banyak sekali pasukan Romawi yang terbunuh hingga orang-orang belum pernah melihat korban perang yang banyak seperti itu, baik sebelum ataupun sesudahnya. Kami telah menulis sehubungan dengan hal ini dalam sebuah kitab yang tersendiri.
4 Tafsir Al-Jalalain
Ingatlah! (Ketika Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku akan memegangmu dan mengangkatmu kepada-Ku) yakni dari dunia tanpa mengalami kematian (dan menyucikanmu) atau menjauhkanmu (dari orang-orang yang kafir serta menjadikan orang-orang yang mengikutimu) artinya yang membenarkan kenabianmu di antara kaum muslimin dan orang-orang Nasrani (di atas orang-orang yang kafir) kepadamu, yakni orang-orang Yahudi; orang-orang yang percaya kepada kenabian Isa itu dapat mengalahkan mereka dengan berbagai hujah dan dengan mata pedang (sampai hari kiamat kemudian kepada Akulah kamu kembali lalu Kuputuskan di antara kamu apa-apa yang selalu kamu perbantahkan.) yakni tentang keagamaan.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Renungkan, wahai Nabi, ketika Allah berfirman, "Wahai 'Isâ, Aku telah menentukan ajalmu dan Aku tidak memberdayakan seorang pun untuk membunuhmu. Aku mengangkatmu ke tempat kemuliaan-Ku dan menyelamatkanmu dari orang-orang yang memusuhimu dan berniat membunuhmu. Aku membela dan memenangkan pengikutmu yang tidak menyimpang ajaranmu, dari orang-orang yang tidak mau mengikuti petunjuk-Ku, sampai hari kiamat. Saat itu Aku akan memutuskan persoalan agama yang kalian perselisihkan."
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing), (sebagai) satu keturunan yang sebagiannya (ke-turunan) dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Ingatlah), ketika istri 'Imran berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku menadzarkan kepadaMu anak yang dalam kan-dunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis), karena itu terimalah (nadzar) itu dariku. Sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.' Maka tatkala istri 'Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, 'Ya Rabbku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perem-puan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam, dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan)-Mu dari setan yang terkutuk.' Maka Rabbnya menerimanya (se-bagai nadzar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik, dan Allah menjadikan Zakaria seba-gai pemeliharanya. Setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab, maka ia mendapati makanan di sisinya. Zakaria ber-kata, 'Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?' Maryam menjawab, 'Makanan itu dari sisi Allah.' Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab. Di sanalah Zakaria berdoa kepada Rabbnya seraya ber-kata, 'Ya Rabbku, berilah aku dari sisiMu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.' Kemudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab, (katanya), 'Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenar-kan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang Nabi yang termasuk keturunan orang-orang shalih.' Zakaria berkata, 'Ya Rabbku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul.' Allah berfirman, 'Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendakiNya.' Berkata Zakaria, 'Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung).' Allah berfirman, 'Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manu-sia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat. Dan sebutlah (nama) Rabbmu sebanyak-banyaknya serta bertasbihlah di waktu petang dan pagi hari.' Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, 'Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). Hai Maryam, taatlah kepada Rabbmu, sujud dan rukuklah bersama orang-orang yang rukuk.' Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan kamu tidak hadir di sisi mereka ketika mereka bersengketa. (Ingatlah), ketika Malaikat berkata, 'Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dari padaNya, namanya al-Masih, Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), dan dia berbicara dengan manusia dalam buaian dan ketika sudah dewasa dan dia termasuk di antara orang-orang yang shalih.' Maryam berkata, 'Ya Rabbku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun.' Allah berfirman (de-ngan perantaraan Jibril), 'Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, 'Jadilah,' maka jadilah dia. Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab, Hikmah, Taurat, dan Injil. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka), 'Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Rabbmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sung-guh beriman. Dan (aku datang kepadamu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku, dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu, dan aku datang kepadamu de-ngan membawa suatu tanda (mukjizat) dari Rabbmu. Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah, Rabbku dan Rabbmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus.' Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani Israil) berkatalah dia, 'Siapakah yang akan menjadi peno-long-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah.' Para hawa-riyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab, 'Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Kami beriman kepada Allah; dan saksi-kanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang ber-serah diri. Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan telah kami ikuti rasul, karena itu masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah).' Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. (Ingatlah), ketika Allah berfirman, 'Hai 'Isa, sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepadaKu serta membersih-kan kamu dari orang-orang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat. Kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu ber-selisih padanya'." (Ali Imran: 33-55).
(33-55) Allah memiliki hamba-hamba pilihan dari seluruh hamba-hambaNya. Dia memilih mereka, memilah mereka dan mengaruniakan atas mereka keutamaan-keutamaan yang tinggi, sifat-sifat yang luhur, ilmu-ilmu yang bermanfaat, amal perbuatan yang shalih, dan keistimewaan-keistimewaan yang bermacam-macam. Dan Allah menyebutkan keluarga-keluarga besar tersebut dan apa yang di dalamnya berupa manusia-manusia agung yang memiliki sifat-sifat kesempurnaan, dan bahwasanya keutamaan dan kebaikan itu telah diwariskan secara turun temurun oleh anak cucu mereka, yang mencakup laki-laki maupun wanita di antara mereka.
Ini merupakan karuniaNya yang paling utama dan tempat-tempat kemurahan dan kebaikanNya yang paling utama,﴾ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ ﴿ "dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui," Dia menge-tahui siapa yang berhak menerima keutamaan dan penghormatan, hingga Dia meletakkan keutamaanNya itu yang didasari oleh hik-mahNya yang pasti. Ketika Allah menetapkan keagungan keluarga tersebut lalu Allah menyebutkan kisah Maryam dan putranya, Isa عليه السلام, dan bagaimana turun temurunnya dari keluarga yang mulia ini, dan bagaimana silih bergantinya keadaan keduanya dari awal hingga akhirnya, dan bahwa istri Imran berkata seraya tunduk kepada Rabbnya dengan mendekatkan diri kepadaNya dengan persembahan yang Dia cintai, yang mengandung pengagungan terhadap rumahNya dan konsistensi dalam ketaatanNya, (istri Imran berkata), ﴾ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرٗا ﴿ "Sesungguhnya aku mena-dzarkan kepadaMu anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis)," yakni, sebagai pelayan bagi rumah ibadah yang dipenuhi dengan ahli-ahli ibadah. ﴾ فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓۖ ﴿ "Karena itu terimalah (nadzar) itu dari padaku," yakni perbuatan ini, maksudnya, jadikanlah ia di atas dasar keimanan dan keikhlasan yang membuahkan kebaikan dan pahala. ﴾ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ 35 ﴿ "Se-sungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
﴾ فَلَمَّا وَضَعَتۡهَا قَالَتۡ رَبِّ إِنِّي وَضَعۡتُهَآ أُنثَىٰ وَٱللَّهُ أَعۡلَمُ بِمَا وَضَعَتۡ وَلَيۡسَ ٱلذَّكَرُ كَٱلۡأُنثَىٰۖ ﴿ "Maka tatkala istri Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan;' dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan." Seolah-olah dalam perkataan ini menyim-pan makna ketundukan dan jiwa yang pasrah, di mana nadzarnya itu didasari oleh harapan anak itu adalah laki-laki yang memiliki kekuatan dan pelayanan, serta pelaksanaan terhadap hal itu seba-gaimana yang dapat dilakukan oleh orang-orang yang kuat, se-dangkan anak wanita tidak seperti itu, lalu Allah menguatkan hatinya dan menerima nadzarnya.
Anak wanita itu bahkan menjadi lebih sempurna dan lebih baik dari kebanyakan anak laki-laki, bahkan dari mayoritas mereka, lalu maksud-maksud yang dikehendaki tercapai dengan lebih baik daripada yang diperoleh oleh anak laki-laki. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٖ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنٗا ﴿ "Maka Rabbnya meneri-manya (sebagai nadzar) dengan penerimaan yang baik, dan mendidiknya dengan pendidikan yang baik." Artinya ia dididik dengan didikan yang mengagumkan, baik agama, akhlak maupun bahasanya, di mana dengannya sempurnalah kondisinya, baiklah perkataan dan perbuatannya, kesempurnaannya tumbuh padanya, lalu Allah memudahkannya dengan Zakaria sebagai pemeliharanya. Ini meru-pakan karunia Allah atas hambaNya yaitu menjadikan orang yang menjadi pemeliharanya dari orang-orang yang terbaik dan shalih.
Kemudian Allah تعالى memuliakan Maryam dan Zakaria di mana Allah memudahkan bagi Maryam rizki yang diperoleh tanpa keringat dan lelah, hal itu adalah sebuah karamah sebagai kemuliaan dari Allah untuknya, karena ﴾ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ ﴿ "setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrab," yakni tempat untuk ibadah, dan di sini terkandung isyarat akan banyaknya shalat yang dilaku-kan Maryam dan konsistensinya terhadap tempat ibadah tersebut, ﴾ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقٗاۖ ﴿ "maka dia mendapati makanan di sisinya" dengan nikmat dan tersedia. Zakaria berkata, ﴾ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَاۖ ﴿ "Hai Maryam, dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?"
﴾ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ ﴿ "Maryam menjawab, 'Makanan itu dari sisi Allah.' Sesungguhnya Allah memberi rizki kepada siapa yang dikehendakiNya tanpa hisab."
Ketika Zakaria menyaksikan kondisi tersebut, kebaikan dan seperti itulah kasih Allah terhadap Maryam, maka itu mengingat-kan dirinya untuk memohon kepada Allah تعالى seorang anak laki-laki, dalam kondisinya yang hampir putus asa seraya berkata, ﴾ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ ﴿ "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisiMu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa."
﴾ فَنَادَتۡهُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ وَهُوَ قَآئِمٞ يُصَلِّي فِي ٱلۡمِحۡرَابِ أَنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكَ بِيَحۡيَىٰ مُصَدِّقَۢا بِكَلِمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ ﴿ "Ke-mudian Malaikat (Jibril) memanggil Zakaria, sedang ia tengah berdiri melakukan shalat di mihrab, (katanya), 'Sesungguhnya Allah menggem-birakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu), Yahya, yang mem-benarkan kalimat (yang datang) dari Allah," yakni, namanya (Yahya), dan kalimat yang datangnya dari Allah adalah Isa Ibnu Maryam, berita gembira itu adalah dengan Nabi yang mulia tersebut yang mengandung juga berita gembira dengan Isa Ibnu Maryam, sebagai pembenaran dan kesaksian tentang kerasulannya.
Kalimat tersebut dari Allah, merupakan kalimat yang mulia di mana Allah mengkhususkan Isa Ibnu Maryam dengannya, bila tidak demikian, maka kalimat itu merupakan salah satu kalimatNya di mana dengannya Allah menciptakan segala makhluk, sebagai-mana Allah تعالى berfirman,
﴾ إِنَّ مَثَلَ عِيسَىٰ عِندَ ٱللَّهِ كَمَثَلِ ءَادَمَۖ خَلَقَهُۥ مِن تُرَابٖ ثُمَّ قَالَ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ 59 ﴿
"Sesungguhnya permisalan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemu-dian Allah berfirman kepadanya, 'Jadilah' (seorang manusia), maka jadi-lah dia." (Ali Imran: 59).
Dan FirmanNya, ﴾ وَسَيِّدٗا وَحَصُورٗا ﴿ "Menjadi ikutan dan menahan diri (dari hawa nafsu)." Artinya yang menjadi obyek berita gembira itu adalah Yahya yang merupakan panutan dari Rasul-rasul yang mulia dan yang terhormat, dan menahan diri (hashur), artinya, yang tidak bisa punya anak dan tidak berkehendak kepada wanita. Pendapat lain mengatakan orang yang dijaga dan diselamatkan dari dosa dan hawa nafsu yang menjerumuskan, dan yang terakhir inilah yang paling sesuai dari kedua makna tersebut. ﴾ وَنَبِيّٗا مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "Dan seorang Nabi termasuk keturunan orang-orang shalih", maksud-nya, orang-orang yang mencapai puncak kebaikan yang tinggi.
﴾ قَالَ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي غُلَٰمٞ وَقَدۡ بَلَغَنِيَ ٱلۡكِبَرُ وَٱمۡرَأَتِي عَاقِرٞۖ ﴿ "Zakaria berkata, 'Ya Tuhanku, bagaimana aku bisa mendapat anak sedang aku telah sangat tua dan istriku pun seorang yang mandul?'" Kedua hal itu merupakan penghalang, karena itu dari jalan manakah wahai Tuhan, saya mendapatkan anak tersebut padahal ada penghalangnya? ﴾ قَالَ كَذَٰلِكَ ٱللَّهُ يَفۡعَلُ مَا يَشَآءُ ﴿ "Allah berfirman, 'Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendakiNya'." Bahwasanya sebagaimana telah berlaku hikmah-Nya dengan berjalannya segala sesuatu itu menurut sebab-sebabnya yang wajar, maka Allah juga terkadang merubah (hukum alam) tersebut karena Allah Maha Berbuat apa yang dikehendakiNya, di mana segala sebab telah patuh pada kekuasaanNya, kehendakNya dan keinginanNya terealisasikan padanya, dan tidak ada suatu sebab pun yang bisa menyalahi titahNya walaupun memiliki ke-kuatan yang besar sekalipun.
﴾ قَالَ رَبِّ ٱجۡعَل لِّيٓ ءَايَةٗۖ ﴿ "Berkata Zakaria, 'Berilah aku suatu tanda (bahwa istriku telah mengandung)'," agar saya mendapatkan kebahagiaan dan rasa senang, walaupun sebenarnya saya yakin akan apa yang Engkau kabarkan wahai Rabbku. Akan tetapi agar jiwa ini senang dan hati ini tenang dengan pendahuluan-pendahuluan rahmat dan kasih sayang.
﴾ قَالَ ءَايَتُكَ أَلَّا تُكَلِّمَ ٱلنَّاسَ ثَلَٰثَةَ أَيَّامٍ إِلَّا رَمۡزٗاۗ ﴿ "Allah berfirman, 'Tandanya bagimu, kamu tidak dapat berkata-kata dengan manusia selama tiga hari, kecuali dengan isyarat'," dan dalam masa itu, ﴾ وَٱذۡكُر رَّبَّكَ كَثِيرٗا وَسَبِّحۡ بِٱلۡعَشِيِّ وَٱلۡإِبۡكَٰرِ ﴿ "Sebutlah (nama) Tuhanmu sebanyak-banyaknya serta bertas-bihlah di waktu petang dan pagi hari," yakni, awal hari dan di akhir-nya. Zakaria terlarang dari berbicara dengan orang lain pada masa tersebut, dan itu sesuai untuk didapatkannya seorang anak dari seorang suami yang telah tua dan istri yang mandul, keadaannya yang tidak mampu berbicara dengan orang lain padahal lisannya lancar berdzikir kepada Allah dan memujiNya adalah merupakan tanda yang lain. Maka ketika itulah ia mendapat kebahagiaan dan kesenangan tersebut, lalu ia bersyukur kepada Allah, dan ia mem-perbanyak dzikir dan tasbih pada saat petang maupun pagi hari.
Dan anak bayi tersebut merupakan berkah dari Maryam binti Imran terhadap Zakaria. Karena apa yang Allah karuniakan atas Maryam berupa rizki yang banyak yang hadir tanpa hisab, meng-ingatkannya dan mengobarkannya untuk bermunajat dan memohon. Sedang Allah تعالى adalah Maha Memberi penyebab maupun aki-batnya, namun Allah menentukan beberapa perkara yang disukai, terjadi pada orang yang dicintaiNya, agar Allah mengangkat ke-hormatannya dan melimpahkan pahalanya.
Allah تعالى kembali menyebutkan kisah Maryam, yaitu bahwa Maryam itu telah mencapai puncak ibadah dan kesempurnaan, seraya berfirman, ﴾ وَإِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰكِ ﴿ "Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, 'Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu'." Maksudnya, Allah memilihmu dan memberikan kepadamu sifat-sifat yang mulia dan akhlak-akhlak yang luhur, ﴾ وَطَهَّرَكِ ﴿ "dan menyucikan kamu" dari akhlak-akhlak yang hina, ﴾ وَٱصۡطَفَىٰكِ عَلَىٰ نِسَآءِ ٱلۡعَٰلَمِينَ ﴿ "dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu)." Karena itu Rasulullah ﷺ bersabda,
كَمَلَ مِنَ الرِّجَالِ كَثِيْرٌ، وَلَمْ يَكْمُلْ مِنَ النِّسَاءِ إِلَّا مَرْيَمُ بِنْتُ عِمْرَانَ، وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ، وَخَدِيْجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ. وَفَضْلُ عَائِشَةَ عَلَى النِّسَاءِ كَفَضْلِ الثَّرِيْدِ عَلَى سَائِرِ الطَّعَامِ.
"Telah banyak yang mencapai kesempurnaan dari para laki-laki, namun belum mencapai kesempurnaan dari para wanita kecuali Maryam binti Imran, Asiyah binti Muzahim dan Khadijah binti Khuwailid; dan keutamaan Aisyah atas seluruh wanita adalah seperti keutamaan daging yang dilapisi adonan[1] atas seluruh makanan yang ada."[2]
Kemudian Malaikat menyeru Maryam atas perintah Allah untuknya agar ia menerima nikmat-nikmat Allah dan ia bersyukur kepada Allah, kemudian menunaikan segala hak-hakNya, dan me-nyibukkan diri untuk melayaniNya. Karena itu malaikat berkata, ﴾ يَٰمَرۡيَمُ ٱقۡنُتِي لِرَبِّكِ ﴿ "Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu," artinya, per-banyaklah ketaatan, ketundukan, dan kekhusyu'an kepada Rabbmu lalu konsistenlah atas hal tersebut, ﴾ وَٱرۡكَعِي مَعَ ٱلرَّٰكِعِينَ ﴿ "dan rukuklah ber-sama orang-orang yang rukuk," yakni shalatlah bersama orang-orang yang shalat. Lalu ia menunaikan segala perkara yang diperintahkan hingga ia menjadi mulia dan istimewa dalam kesempurnaannya.
Kisah ini dan kisah-kisah lainnya merupakan dalil yang paling besar atas kerasulan Nabi Muhammad ﷺ di mana beliau menga-barkan tentang kisah tersebut secara terperinci lagi autentik yang tidak ada penambahan maupun pengurangan padanya. Semua itu karena ia merupakan wahyu dari Allah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana, dan bukan karena belajar dari manusia.
Allah تعالى berfirman,﴾ ذَٰلِكَ مِنۡ أَنۢبَآءِ ٱلۡغَيۡبِ نُوحِيهِ إِلَيۡكَۚ وَمَا كُنتَ لَدَيۡهِمۡ إِذۡ يُلۡقُونَ أَقۡلَٰمَهُمۡ أَيُّهُمۡ يَكۡفُلُ مَرۡيَمَ ﴿ "Yang demikian itu adalah sebagian dari berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepada kamu (ya Muhammad); padahal kamu tidak hadir beserta mereka, ketika mereka melemparkan anak-anak panah mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam," yaitu ketika ibunya membawanya kepada kaumnya, lalu mereka berselisih siapakah di antara mereka yang akan memelihara Maryam, karena ia adalah anak wanita pemimpin mereka dan tokoh mereka, sedang mereka semua menginginkan kebaikan dan pahala dari Allah, hingga terjadilah perselisihan yang sengit, yang akhirnya mereka harus mengadakan undian atasnya, lalu mereka melemparkan pena-pena mereka seraya mengundi dan ternyata undian itu jatuh pada Zakaria sebagai suatu rahmat dari Allah untuknya dan untuk anak wanita Imran tersebut.
Maka engkau -wahai Rasul- tidak hadir saat itu hingga eng-kau mengetahuinya dan menceritakannya kepada manusia, akan tetapi Allah yang mengabarkan kepadamu tentang kisah tersebut. Inilah maksud terbesar dari adanya kisah-kisah dalam al-Qur`an yaitu bahwasanya ia menjadi pelajaran bagi manusia. Dan pela-jaran yang paling agung adalah berdalil dengannya atas tauhid, kerasulan, kebangkitan kembali, dari pokok-pokok Agama lainnya.
﴾ إِذۡ قَالَتِ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ يَٰمَرۡيَمُ إِنَّ ٱللَّهَ يُبَشِّرُكِ بِكَلِمَةٖ مِّنۡهُ ٱسۡمُهُ ٱلۡمَسِيحُ عِيسَى ٱبۡنُ مَرۡيَمَ وَجِيهٗا فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِ وَمِنَ ٱلۡمُقَرَّبِينَ ﴿ "(Ingatlah), ketika Malaikat berkata, 'Hai Maryam, se-sungguhnya Allah menggembirakanmu (dengan kelahiran seorang putra yang diciptakan) dengan kalimat (yang datang) dariNya, namanya al-Masih Isa putra Maryam, seorang terkemuka di dunia dan akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah)'." Maksudnya, ia mempunyai kedudukan dan posisi yang agung di dunia dan akhirat di antara para makhluk. Di samping itu, dia termasuk di antara makhluk Allah yang paling dekat kepadaNya dan paling tinggi derajatnya.
Ini merupakan kabar gembira yang tidak dapat disamakan dengan kabar-kabar gembira lainnya. Dan di antara kesempurnaan dari kabar gembira itu adalah bahwa dia ﴾ ي ُ ك َ ل ّ ِ م ُ ٱلنَّاسَ فِي ٱلۡمَهۡدِ ﴿ "berbicara dengan manusia dalam buaian", sehingga kemampuan berbicara saat dalam buaian itu merupakan tanda kebesaran di antara tanda-tanda kebesaran Allah dan rahmat dariNya kepada ibunya dan kepada manusia seluruhnya. Demikian juga ia berbicara dengan mereka ﴾ وَكَهۡلٗا ﴿ "ketika sudah dewasa", yaitu pada saat ia telah besar. Ini merupakan ungkapan kenabian, dakwah, dan bimbingan. Berbicaranya saat dalam buaian merupakan tanda kebesaran dan keterangan yang jelas atas kebenarannya, kenabiannya, dan ter-bebasnya ibunya dari segala sangkaan buruk yang ditudingkan kepadanya. Dan pembicaraannya saat telah dewasa mengandung manfaat yang besar bagi manusia, dan bahwa ia adalah perantara antara manusia dengan Tuhan mereka dalam hal wahyuNya dan penyampaian agama dan syariatNya.
Di samping itu juga ia ﴾ م ِ ن َ ٱلصَّٰلِحِينَ ﴿ "adalah termasuk orang-orang yang shalih", yakni, orang-orang yang hati mereka diberikan keshalihan oleh Allah dengan mengenal dan mencintaiNya, dan lisan mereka diberikan keshalihan dengan pujian atasNya dan dzikir kepadaNya, dan tubuh mereka diberikan keshalihan dengan ketaatan kepadaNya dan melayaniNya.
Dan FirmanNya, ﴾ قَالَتۡ رَبِّ أَنَّىٰ يَكُونُ لِي وَلَدٞ وَلَمۡ يَمۡسَسۡنِي بَشَرٞۖ ﴿ "Maryam berkata, 'Ya Rabbku, bagaimana mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-laki pun?'" Ini merupakan perkara yang aneh.
﴾ قَالَ كَذَٰلِكِ ٱللَّهُ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ ﴿ "Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril), 'Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendakiNya'," untuk memberitakan kepada hamba-hambaNya bahwa Dia adalah Maha-kuasa atas segala sesuatu dan tidak ada penghalang bagi kehendak-Nya. ﴾ إِذَا قَضَىٰٓ أَمۡرٗا فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُۥ كُن فَيَكُونُ ﴿ "Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya, 'Jadilah,' maka jadilah dia."
﴾ وَيُعَلِّمُهُ ٱلۡكِتَٰبَ ﴿ "Dan Allah akan mengajarkan kepadanya al-Kitab," yaitu, kitab-kitab terdahulu pada umumnya yang memutuskan hukum di antara manusia, dan Allah memberikan kepadanya ke-nabian lalu Allah menjadikannya ﴾ وَرَسُولًا إِلَىٰ بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "(sebagai) Rasul kepada Bani Israil." Allah mengukuhkannya dengan ayat-ayat yang jelas serta dalil-dalil yang tegas di mana dia berkata, ﴾ أَنِّي قَدۡ جِئۡتُكُم بِـَٔايَةٖ مِّن رَّبِّكُمۡ ﴿ "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu," yang menjelaskan kepada kalian bahwa aku adalah benar-benar seorang Rasul Allah.
Yang demikian itu,﴾ أَنِّيٓ أَخۡلُقُ لَكُم مِّنَ ٱلطِّينِ كَهَيۡـَٔةِ ٱلطَّيۡرِ فَأَنفُخُ فِيهِ فَيَكُونُ طَيۡرَۢا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُبۡرِئُ ٱلۡأَكۡمَهَ ﴿ "bahwa aku membuat untuk kamu dari tanah ber-bentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya," yakni yang kedua matanya cacat, hilang pandangannya dan buta, ﴾ وَٱلۡأَبۡرَصَ وَأُحۡيِ ٱلۡمَوۡتَىٰ بِإِذۡنِ ٱللَّهِۖ وَأُنَبِّئُكُم بِمَا تَأۡكُلُونَ وَمَا تَدَّخِرُونَ فِي بُيُوتِكُمۡۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ ﴿ "dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demi-kian itu," yakni hal-hal yang telah disebutkan, ﴾ لَأٓيَةٗ لَّكُمۡ إِن كُنتُم مُّؤۡمِنِينَ 49 وَمُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ ﴿ "adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. Dan (aku datang kepada-mu) membenarkan Taurat yang datang sebelumku."
Allah mengukuhkan beliau dengan dua bentuk ayat dan bukti nyata yaitu hal-hal di luar kebiasaan yang tidak mungkin dilaku-kan oleh selain nabi untuk menghadirkannya, juga kerasulan dan dakwah serta agama yang dibawa olehnya yang mana ajaran itu adalah agama Taurat dan agama nabi-nabi sebelumnya. Ini meru-pakan dalil yang paling besar atas kebenaran orang-orang yang benar, karena seandainya ia di antara orang-orang yang dusta, niscaya pasti ia akan menyalahi apa yang dibawa oleh para Rasul sebelumnya dan akan menyimpang dari mereka dalam masalah-masalah akidah dan hukum-hukum mereka. Dengan demikian diketahuilah bahwa beliau adalah Rasulullah dan bahwa apa yang dibawa oleh beliau adalah benar, yang tidak ada keraguan padanya.
Juga perkataannya, ﴾ وَلِأُحِلَّ لَكُم بَعۡضَ ٱلَّذِي حُرِّمَ عَلَيۡكُمۡۚ ﴿ "Dan untuk menghalalkan bagimu sebagian yang telah diharamkan untukmu," yakni, agar saya meringankan dari kalian beberapa beban dan tanggung jawab. ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَأَطِيعُونِ 50 إِنَّ ٱللَّهَ رَبِّي وَرَبُّكُمۡ فَٱعۡبُدُوهُۚ ﴿ "Karena itu bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia." Ini adalah ajaran yang di-serukan oleh seluruh Rasul, yaitu beribadah hanya kepada Allah semata yang tidak ada sekutu bagiNya dan taat kepada mereka, dan inilah jalan yang lurus di mana orang yang menempuhnya akan menghantarkannya kepada surga yang penuh nikmat.
Saat itulah sikap kelompok-kelompok Bani Israil terpecah terhadap Nabi Isa عليه السلام. Di antara mereka ada yang beriman kepada beliau dan mengikuti beliau, dan di antara mereka ada yang kafir kepada beliau, mendustai beliau dan memfitnah ibu beliau sebagai seorang yang melakukan kekejian, sebagaimana (yang dilakukan orang-orang) Yahudi. ﴾ فَلَمَّآ أَحَسَّ عِيسَىٰ مِنۡهُمُ ٱلۡكُفۡرَ ﴿ "Maka tatkala Isa me-ngetahui keingkaran mereka (Bani lsrail)" dan sepakat dalam menolak dakwah beliau, ﴾ قَالَ ﴿ "Isa berkata" seraya menyeru Bani Israil untuk menjadi penolongnya, ﴾ مَنۡ أَنصَارِيٓ إِلَى ٱللَّهِۖ قَالَ ٱلۡحَوَارِيُّونَ ﴿ "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?" Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab," yakni orang-orang yang membela, ﴾ نَحۡنُ أَنصَارُ ٱللَّهِ ءَامَنَّا بِٱللَّهِ وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ ﴿ "Kamilah peno-long-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikan-lah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri."
Ini merupakan anugerah Allah atas mereka dan khususnya atas Nabi Isa عليه السلام, di mana Allah telah menjadikan para hawariyyun tersebut beriman kepadaNya, tunduk dalam ketaatan kepadaNya dan membela RasulNya. ﴾ رَبَّنَآ ءَامَنَّا بِمَآ أَنزَلۡتَ وَٱتَّبَعۡنَا ٱلرَّسُولَ ﴿ "Ya Rabb kami, kami telah beriman kepada apa yang telah Engkau turunkan dan kami telah mengikuti rasul." Ini adalah suatu integritas yang sempurna dalam beriman kepada seluruh hal yang diturunkan oleh Allah dan dalam menaati RasulNya. ﴾ فَٱكۡتُبۡنَا مَعَ ٱلشَّٰهِدِينَ ﴿ "Karena itu masuk-kanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi" bagiMu dengan keesaan dan bagi RasulMu dengan kerasulan serta bagi agamaMu dengan kebenaran dan kejujuran.
Adapun orang-orang yang dirasakan oleh Isa عليه السلام penging-karan mereka, sedang mereka itu adalah sebagian besar Bani Israil, maka mereka ﴾ وَمَكَرُواْ ﴿ "membuat tipu daya" terhadap Nabi Isa, ﴾ وَمَكَرَ ٱللَّهُۖ ﴿ "dan Allah membalas tipu daya itu" terhadap mereka, ﴾ وَٱللَّهُ خَيۡرُ ٱلۡمَٰكِرِينَ ﴿ "dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya." Mereka bersepakat untuk membunuh dan menyalibnya, namun dijadikan buat mereka orang yang serupa dengan Nabi Isa lalu mereka me-nangkap orang yang serupa tersebut, dan Allah berfirman kepada Isa, ﴾ إِنِّي مُتَوَفِّيكَ وَرَافِعُكَ إِلَيَّ وَمُطَهِّرُكَ مِنَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ﴿ "Sesungguhnya Aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir." Lalu Allah mengangkatnya kepadaNya dan membersihkannya dari orang-orang kafir, dan orang-orang kafir itu menyalib orang yang telah mereka bunuh tersebut seraya menduga bahwa orang yang mereka salib itu adalah Isa عليه السلام, dan mereka justru menanggung dosa yang besar.
Dan Isa Ibnu Maryam عليه السلام akan turun kembali di akhir masa umat ini sebagai hakim yang adil, ia akan membunuh babi, meng-hancurkan salib dan ia akan mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ. Orang-orang yang berdusta itu akan mengetahui keterpedayaan dan ketertipuan mereka yaitu bahwa mereka itu telah terpedaya dan tertipu. Dan FirmanNya,﴾ وَجَاعِلُ ٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوكَ فَوۡقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِۖ ﴿ "Dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga Hari Kiamat." Yang dimaksud orang-orang yang mengikutinya adalah kelompok yang telah beriman kepada beliau, dan Allah membela mereka atas orang-orang yang menyimpang dari agamaNya. Kemudian ketika umat Muhammad ﷺ tiba, mereka itu benar-benar mengikutinya hingga Allah me-nguatkan mereka dan membela mereka atas orang-orang yang kafir secara keseluruhan, dan Allah memenangkan mereka dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ kepada mereka.
﴾ وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿
"Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shalih bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi." (An-Nur: 55).
Akan tetapi hikmah Allah itu adil, yaitu bahwasanya hikmah-Nya berlaku bagi siapa yang berpegang teguh dengan Agama, niscaya Allah akan membelanya dengan pembelaan yang nyata, dan bahwa orang yang meninggalkan perintahNya dan melanggar laranganNya, melemparkan syariatNya dan berani lancang berbuat kemaksiatan kepadaNya, niscaya Dia akan menghukumnya dan akan membuat musuh-musuhnya menguasainya. Allah Mahaper-kasa lagi Mahabijaksana. Dan FirmanNya, ﴾ ثُمَّ إِلَيَّ مَرۡجِعُكُمۡ فَأَحۡكُمُ بَيۡنَكُمۡ فِيمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Kemudian hanya kepada Aku-lah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya."
Kemudian Allah menjelaskan tentang apa yang dilakukanNya terhadap mereka, seraya berfirman,