Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina, yakni air mani.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa Allah menciptakan keturunan manusia dari sperma, yaitu air yang sedikit dan memancar, yang bertemu dengan sel telur. Hasil pertemuan ini disebut dengan nuthfah.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina. (As Sajdah:8)
Yaitu mereka berkembang biak melalui nutfah (air mani) yang dikeluarkan dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian Dia menjadikan keturunannya) anak cucunya (dari sulalah) dari darah kental (yang berasal dari air yang lemah) yaitu air mani.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kemudian setelah itu menjadikan anak cucunya tercipta dari air yang sedikit dan lemah serta--biasanya--sangat diremehkan(1). (1) Kata "al-mahîn" sebagai adjektiva atau kata sifat, jika disandangkan kepada orang, berarti 'lemah'. "Al-rajul al-mahîn" berarti "al-rajul al-dla'îf" ('orang yang lemah'). Kata itu juga dapat berarti 'sedikit'. Dengan demikian, frase "min mâ'in mahîn" pada ayat ini berarti 'air yang sedikit dan lemah'. Selain itu, verba "mahana"--seakar dengan kata sifat "mahîn": m-h. n--dalam bahasa Arab dapat pula berarti 'memerah susu'. Kalimat "mahana al-rajulu al-ibila" berarti 'orang itu memerah susu unta'. Dengan demikian, kiranya tidak terlalu keliru kalau kita menafsirkan kata "mahîn" dalam ayat ini sebagai 'air yang memancar' atau 'air yang sedikit', karena susu yang keluar dari perahan biasanya memancar dan sedikit.