dan apakah nenek moyang kami yang telah terdahulu mati akan dibangkitkan pula?”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menunjukkan keingkaran kaum musyrikin terhadap peristiwa-peristiwa pada hari Kiamat. Kejadian-kejadian pada hari Kiamat itu membingungkan akal mereka. Mereka sama sekali tidak dapat mengerti apa yang dikatakan Nabi Muhammad bahwa tulang-belulang yang berserakan dan sudah menjadi tanah dapat dihidupkan kembali. Lebih mengherankan mereka lagi adalah kebangkitan nenek moyang mereka yang sudah lama terkubur dalam bumi, yang tidak ada bekasnya lagi, sehingga dengan demikian nenek moyang mereka itu tidak dapat hidup kembali. Semua ini ditanyakan mereka kepada Nabi saw.
3 Tafsir Ibnu Katsir
"Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan dibangkitkan (kembali)? Dan apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (akan dibangkitkan pula)?" (Ash-Shaffat: 16-17)
Mereka menganggap mustahil hal itu terjadi dan mendustakannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu) kalau dibaca Au berarti huruf 'Athaf, jika dibaca Awa, berarti huruf Istifham, Wawu-nya adalah huruf 'Athaf, sedangkan Ma'thuf 'Alaihnya adalah Inna dan Isimnya secara Mahall, atau di'athafkan kepada Dhamir yang terkandung di dalam lafal Lamab'uutsuuna, Hamzah Istifham sebagai pemisahnya. Maksudnya, apakah bapak-bapak kami yang telah dahulu akan dibangkitkan pula?
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Apakah kami akan dihidupkan, dan apakah nenek moyang kami terdahulu yang telah mati dan binasa akan dibangkitkan kembali?"
القرآن الكريم - الصافات٣٧ :١٧ As-Saffat 37:17 Ash-Shaffat