Fussilat Ayat 32
نُزُلًا مِّنْ غَفُوْرٍ رَّحِيْمٍ ࣖ ( فصلت: ٣٢ )
Nuzulāan Min Ghafūrin Raĥīmin. (Fuṣṣilat 41:32)
Artinya:
Sebagai penghormatan (bagimu) dari (Allah) Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang. (QS. [41] Fussilat : 32)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Yang demikian itu adalah sebagai penghormatan bagimu dari Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menganugerahkan yang demikian itu sebagai suatu kemuliaan bagi mereka. Dia mengampuni segala dosa-dosa dan mencurahkan rahmat kepada mereka.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Ibnu Abu Hatim dalam ayat ini telah mengetengahkan sebuah hadis tentang pasar di dalam surga, yaitu pada tafsir firman-Nya: di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Fushshilat: 31-32). Untuk itu Ibnu Abu Hatim mengatakan:
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hisyam ibnu Ammar, telah menceritakan kepada kami Abdul Humaid ibnu Habib ibnu Abul Isyrin Abu Sa'id Al-Auza'i, telah menceritakan kepadaku Hassan ibnu Atiyyah, dari Sa'id ibnul Musayyab, bahwa ia bersua dengan Abu Hurairah r.a., lalu Abu Hurairah r.a. berkata, "Aku memohon kepada Allah semoga Dia menghimpunkan aku dan kamu di dalam pasar surga." Sa'id ibnu Jubair bertanya, "Apakah di dalam surga terdapat pasar?" Abu Hurairah dalam jawabannya mengiakan, lalu ia menerangkan bahwa Rasulullah Saw. pernah bercerita kepadanya: bahwa para penghuni surga apabila telah dimasukkan ke dalam surga, mereka mendapat jamuan dari Allah berkat keutamaan amal perbuatan mereka. Maka diizinkan bagi mereka selama satu hari seperti lamanya hari Jumat pada kalian; dalam waktu itu Allah menampakkan bagi mereka 'Arasy-Nya, dan Allah menampakkan diri bagi mereka di dalam suatu taman surga. Kemudian dibuatkan bagi mereka mimbar-mimbar, ada yang dari cahaya, ada yang dari mutiara, ada yang dari yaqut, ada yang dari zabarjad, ada yang dari emas, dan ada yang dari perak. Orang yang paling bawah kedudukannya dari ahli surga yang pada penampilannya tiada yang rendah di antara mereka, mereka duduk di atas tumpukan minyak kesturi dan kafur, dan mereka tidak memandang bahwa ahli surga yang mempunyai kursi kedudukan lebih utama kedudukannya daripada mereka. Abu Hurairah r.a. bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah kita dapat melihat Tuhan kita?" Rasulullah Saw. menjawab, "Ya, apakah kalian berdesak-desakan saat melihat matahari dan rembulan di malam purnama?" Kami menjawab, "Tidak." Rasulullah Saw. bersabda, bahwa demikian pula kalian tidak berdesak-desakan saat melihat Tuhan kalian. Dan tiada seorang pun yang ada dalam majelis tersebut melainkan Allah menjumpainya sekali jumpa. Sehingga Allah Swt. berfirman kepada seseorang dari mereka, "Hai Fulan bin Fulan, apakah engkau teringat hari anu ketika kamu mengerjakan anu dan anu," Allah mengingatkannya tentang sebagian dari kekeliruannya semasa di dunia. Maka lelaki itu menjawab, "Ya, benar Tuhanku, saya ingat, tetapi bukankah Engkau telah memberi ampun bagiku?" Allah Swt. menjawab, "Benar, maka berkat keluasan ampunan-Ku engkau mencapai kedudukanmu yang sekarang ini." Ketika para ahli surga dalam keadaan demikian, lalu mereka ditutupi oleh awan dari atas mereka, dan turunlah hujan wewangian kepada mereka yang wanginya belum pernah mereka rasakan seharum itu. Kemudian Allah berfirman, "Bangkitlah kalian menuju tempat yang telah Kusediakan bagi kalian, yaitu tempat yang terhormat, dan ambillah apa saja yang kalian sukai." Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa lalu kami mendatangi suatu pasar yang dikelilingi oleh para malaikat, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang belum pernah terlihat oleh mata hal yang semisal dengannya, belum pernah terdengar oleh telinga, dan belum pernah terdetik di hati manusia. Maka dibawakanlah bagi kami segala sesuatu yang kami sukai tanpa harus memakai transaksi jual beli, dan di dalam pasar itu sebagian ahli surga bersua dengan sebagian yang lainnya. Datanglah seorang ahli surga yang mempunyai kedudukan yang tinggi menjumpai ahli surga yang kedudukannya berada di bawahnya, tetapi tiada seorang pun di antara mereka yang rendah. Maka yang berkedudukan lebih rendah itu merasa terkejut dengan pakaian yang dikenakan oleh temannya yang lebih tinggi kedudukannya itu. Belum lagi pembicaraannya habis, tiba-tiba yang berkedudukan rendah berubah dengan penampilan yang lebih baik daripada temannya itu. Demikian itu karena seseorang tidak boleh merasa bersedih hati di dalam surga. Setelah itu kami pulang ke tempat tinggal masing-masing dan disambut oleh istri-istri kami seraya mengatakan, "Selamat datang, kekasih kami, sesungguhnya engkau datang dengan penampilan yang lebih tampan, lebih harum, dan lebih utama daripada sebelumnya saat engkau meninggalkan kami." Maka suaminya menjawab, "Sesungguhnya kami hari ini bertamu kepada Tuhan kami Yang Maha Mengalahkan, Mahasuci, lagi Mahatinggi, maka sudah sepantasnya bila kami kembali pulang dalam keadaan seperti ini berkat kemurahan-Nya."
Imam Turmuzi meriwayatkan hadis ini di dalam Sifatul Jannah, bagian dari kitab Jami'-nya melalui Muhammad ibnu Ismail, dari Hisyam ibnu Ammar.
Ibnu Majah meriwayatkannya dari Hisyam ibnu Ammar dengan sanad dan lafaz yang semisal. Kemudian Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini garib, kami tidak mengenalnya kecuali hanya melalui jalur ini.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu Addi, dari Humaid, dari Anas r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa yang menyukai perjumpaan dengan Allah, maka Allah menyukai pula perjumpaan dengannya. Dan barang siapa yang tidak suka perjumpaan dengan Allah, maka Allah tidak suka pula berjumpa dengannya. Kami bertanya, "Wahai Rasulullah, kita semua tentu tidak suka mati." Rasulullah Saw. menjawab: Hal itu bukan berarti membenci kematian, tetapi seorang mukmin itu apabila menjelang kematiannya didatangi oleh malaikat pembawa berita gembira dari Allah Swt. yang menceritakan kepadanya tempat yang bakal dihuninya. Maka tiada sesuatu pun yang lebih disukainya selain dari perjumpaan dengan Allah Swt. Maka Allah pun suka menjumpainya. Rasulullah Saw. melanjutkan kisahnya, bahwa sesungguhnya seorang pendurhaka atau seorang kafir apabila menjelang kematiannya didatangkan kepadanya keburukan yang kelak akan menjadi tempat tinggalnya atau keburukan yang akan dijumpainya. Karena itu ia membenci perjumpaan dengan Allah, maka Allah pun tidak suka berjumpa dengannya.
Hadis ini sahih, dan di dalam kitab sahih hadis ini telah diketengahkan melalui jalur yang lain.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Sebagai hidangan) sebagai rezeki yang telah dipersiapkan bagi kalian; lafal ayat ini dinashabkan oleh lafal Ja'ala yang keberadaannya diperkirakan sebelumnya (dari Rabb Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang") yaitu dari Allah swt.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Para malaikat itu juga mengatakan, "Kami adalah penolong-penolong kalian di dunia, dengan memberikan dukungan, dan di akhirat dengan memberikan syafaat dan penghormatan. Di akhirat nanti kalian akan mendapatkan segala apa yang kalian sukai dan penghormatan yang kalian dambakan dari Tuhan yang ampunan dan kasih sayang-Nya amat luas."
6 Tafsir as-Saadi
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah,' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka, 'Janganlah kamu me-rasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.' Kami-lah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan mem-peroleh pula di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan dari Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Fushshilat: 30-32).
(30) Allah سبحانه وتعالى mengabarkan tentang para kekasihNya, dan di dalamnya terkandung pemberian semangat kepada mereka dan himbauan untuk meneladani mereka, seraya berfirman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Rabb kami ialah Allah' kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka," maksudnya, mengakui, mengucapkan dan ridha dengan rububiyah Allah سبحانه وتعالى serta berserah diri kepadaNya, lalu mereka istiqamah di atas jalan yang lurus itu, baik secara teori maupun praktik, maka mereka memperoleh berita gembira di dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat nanti. ﴾ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ﴿ "Maka malaikat akan turun kepada mereka." Maksudnya, para malaikat yang mulia. Kedatangan para malaikat itu kepada mereka silih berganti seraya menyampai-kan berita gembira kepada mereka saat menjelang kematian,﴾ أَلَّا تَخَافُواْ ﴿ "Janganlah kamu merasa takut" terhadap perkara yang akan kalian hadapi, ﴾ وَلَا تَحۡزَنُواْ ﴿ "dan janganlah kamu merasa sedih" atas apa-apa yang telah berlalu. Segala yang tidak dikehendaki yang telah berlalu dan yang akan datang disingkirkan dari mereka.﴾ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ﴿ "Dan bergembiralah kamu dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu," karena ia sudah pasti untuk kalian, dan janji Allah سبحانه وتعالى itu pasti ditepati.
(31) Dan para malaikat itu berkata kepada mereka untuk meneguhkan hati mereka dan menyampaikan berita gembira, ﴾ نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ ﴿ "Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan di akhirat." Para malaikat itu menghimbau me-reka untuk melakukan kebaikan di dunia dan memperindahkannya bagi mereka, juga menakut-nakuti mereka dari kejahatan dan menjadikannya buruk dalam jiwa mereka, dan mereka juga berdoa kepada Allah untuk mereka, meneguhkan pendirian mereka dalam berbagai musibah dan kesulitan, terutama saat menjelang kematian dan dahsyatnya sakaratul maut, saat di kuburan dan di dalam ke-gelapannya, saat Hari Kiamat dan praharanya, saat di atas jembatan menuju surga dan saat di dalam surga. Mereka memberikan ucapan selamat atas kehormatan dari Allah yang mereka raih. Para malaikat itu masuk menjumpai mereka dari semua pintu (sambil mengucap-kan:)
﴾ سَلَٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ 24 ﴿
"Kesejahteraan bagi kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu." (Ar-Ra'd: 24).
Dan mereka juga mengatakan, ﴾ وَلَكُمۡ فِيهَا ﴿ "Di dalamnya kamu memperoleh," maksudnya, di surga ﴾ مَا تَشۡتَهِيٓ أَنفُسُكُمۡ ﴿ "apa yang kamu inginkan," sudah dipersiapkan dan dihidangkan ﴾ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ ﴿ "dan memperoleh pula di dalamnya apa yang kamu minta," maksudnya, apa saja yang kamu minta dari segala yang digandrungi oleh ke-inginan kalian dan kalian cari dari berbagai kelezatan dan hal-hal yang merangsang yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga dan belum pernah terlintas di dalam hati seorang manusia.
(32) ﴾ نُزُلٗا مِّنۡ غَفُورٖ رَّحِيمٖ ﴿ "Sebagai hidangan dari Yang Maha Pe-ngampun lagi Maha Penyayang." Maksudnya, pahala yang berlimpah dan kenikmatan abadi ini adalah hidangan dan jamuan dari Allah Yang Maha Pengampun yang telah mengampuni kesalahan-kesa-lahan kalian; Dia Penyayang, karena Dia telah membimbing kalian untuk mengerjakan amal-amal kebajikan lalu Dia menerimanya. Maka karena ampunanNya-lah Dia menghapus segala yang diwas-padai dari kalian, dan karena rahmatNya-lah Dia mengaruniakan kepada kalian apa yang kalian dambakan.