Firman Allah Swt.:
Atau Kami memperlihatkan kepadamu (azab) yang telah kami (Allah) ancamkan kepada mereka. Maka sesungguhnya Kami berkuasa atas mereka. (Az-Zukhruf: 42)
Yakni Kami berkuasa untuk melakukan yang itu dan yang ini. Dan Allah Swt. tidak mewafatkan Nabi-Nya sebelum Dia menyenangkan hatinya dari musuh-musuhnya. Allah telah menjadikannya berkuasa atas nyawa mereka dan menjadikannya memiliki semua yang dimilki oleh perbendaharaan mereka. Demikianlah kesimpulan dari pendapat As-Saddi dan dipilih oleh Ibnu Jarir.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A'la, telah menceritakan kepada kami Abu Saur, dari Ma'mar yang mengatakan bahwa Qatadah membaca firman-Nya: Sungguh, jika Kami mewafatkan kamu (sebelum kamu mencapai kemenangan), maka sesungguhnya Kami akan menyiksa mereka (di akhirat). (Az-Zukhruf: 41) Lalu ia mengatakan bahwa Nabi Saw.. telah tiada, dan yang tertinggal adalah hukuman Allah. Tidak sekali-kali Allah Swt. memperlihatkan kepada Nabi-Nya sesuatu yang tidak disukainya terjadi pada umatnya sebelum beliau wafat. Dan tidak sekali-kali ada seorang nabi pun melainkan ia telah melihat azab Allah yang menimpa umatnya, kecuali Nabi kalian.
Qatadah melanjutkan, telah diriwayatkan kepada kami bahwa Rasulullah Saw. telah diperlihatkan kepadanya sebagian dari musibah yang menimpa umatnya yang terjadi kemudian melalui mimpinya. Maka sejak itu beliau belum pernah kelihatan tertawa ceria hingga Allah Swt. mewafatkannya.
Telah disebutkan pula hal yang semisal melalui riwayat Sa'id ibnu Abu Arubah yang juga dari Qatadah.
Kemudian ibnu Jarir meriwayatkan dari Al-Hasan hal yang semisal.
Dan di dalam sebuah hadis disebutkan:
Bintang-bintang itu adalah amanat (penjaga) bagi langit; dan apabila bintang-bintang itu telah lenyap, maka datanglah kepada langit apa yang di ancamkan baginya. Dan aku adalah amanat bagi para sahabatku; apabila aku telah tiada, maka datanglah kepada sahabat-sahabatku apa yang diancamkan kepada mereka.