Al-Ahqaf Ayat 16
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ نَتَقَبَّلُ عَنْهُمْ اَحْسَنَ مَا عَمِلُوْا وَنَتَجَاوَزُ عَنْ سَيِّاٰتِهِمْ فِيْٓ اَصْحٰبِ الْجَنَّةِۗ وَعْدَ الصِّدْقِ الَّذِيْ كَانُوْا يُوْعَدُوْنَ ( الأحقاف: ١٦ )
'Ūlā'ika Al-Ladhīna Nataqabbalu `Anhum 'Aĥsana Mā `Amilū Wa Natajāwazu `An Sayyi'ātihim Fī 'Aşĥābi Al-Jannati Wa`da Aş-Şidqi Al-Ladhī Kānū Yū`adūna. (al-ʾAḥq̈āf 46:16)
Artinya:
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (QS. [46] Al-Ahqaf : 16)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah memuji orang-orang yang berbuat baik kepada orang tua dengan menyatakan bahwa mereka itulah orang-orang yang mensyukuri nikmat dan berbuat kebaikan yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan dan kepada mereka kami anugerahkan pahala yang besar sebagai balasan atas amalnya dan mereka itulah orang-orang yang Kami maafkan kesalahan-kesalahannya, maka Kami tidak menimpakan azab atasnya. Kelak di akhirat, mereka akan menjadi penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar dari Allah yang telah dijanjikan melalui para utusan-Nya kepada mereka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini diterangkan balasan yang akan diterima oleh orang saleh yang memiliki sifat sebagai anak yang saleh sebagaimana disebutkan pada ayat sebelumnya. Orang-orang yang semacam itu adalah orang-orang yang mempunyai amalan yang paling baik selama ia hidup di dunia menurut pandangan Allah karena keikhlasan, kepatuhan, dan ketaatan mereka melaksanakan agama-Nya. Orang-orang yang seperti itu akan dimaafkan segala kesalahannya karena selalu bertobat kepada-Nya dengan tobat yang sebenarnya. Ia memperoleh surga yang penuh kenikmatan di akhirat.
Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa balasan yang disebutkan itu adalah datang dari Allah, dan semua yang pernah dijanjikan-Nya, baik janji akan memberi pahala kepada orang-orang yang beriman maupun peringatan akan mengazab orang-orang kafir pasti ditepatinya; tidak satu pun yang akan dimungkiri-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka. (Al-Ahqaf: 16)
Yakni mereka yang menyandang predikat yang telah kami sebutkan yaitu orang-orang yang bertobat dan kembali kepada Allah lagi menanggulangi apa yang telah mereka lewatkan dengan bertobat dan memohon ampun merekalah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal baiknya dan Kami maafkan kesalahan-kesalahan mereka, dan Kami ampuni dosa-dosa mereka serta Kami terima amal mereka walaupun sedikit.
bersama penghuni-penghuni surga. (Al-Ahqaf: 16)
Yakni mereka termasuk penghuni-penghuni surga. Demikianlah status mereka d. s.si Allah sebagaimana yang telah dijanjikan oleh-Nya kepada orang-orang yang bertobat dan kembali ke jalan-Nya, oleh karena itu Allah berfirman:
Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (Al-Ahqaf: 16)
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Ya'qub ibnu Ibrahim telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman, dari Al-Hakam ibnu Aban, dari Al-Gatrif, dari Jabir ibnu Yard, dan Ibnu Abbas r.a., dari Rasulullah Saw., dari Ar-Ruhul Amin a.s. yang telah mengatakan: Seorang hamba akan didatangkan kebaikan dan keburukannya, lalu dilakukanlah penghapusan sebagiannya dengan sebagian yang lain. Jika masih tersisa suatu kebaikan, Allah memberikan keluasan kepadanya di dalam surga. Ibnu Jarir mengatakan, bahwa lalu ia datang kepada Ali Yazdad dan ternyata dia pun meriwayatkan hadis yang semisal. Aku bertanya, "Bagaimana jika kebaikannya habis?" Ali menjawab dengan membacakan firman-Nya: Mereka itulah orang-orang yang kami terima dari mereka amal baik yang telah mereka kerjakan dan kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (Al-Ahqaf: 16)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dari ayahnya, dari Muhammad ibnu Abdul Ala As-San'ani, dari Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman berikut sanadnya yang semisal, tetapi ditambahkan 'dan Ar-Ruhul Amin (Malaikat Jibril a.s.)'. Disebutkan bahwa Allah Swt mendatangkan kepada seorang hamba amal-amal baiknya dan amal-amal buruknya, lalu Allah Swt. mengingatkannya. Hadis ini garib, tetapi sanadnya baik dan tidak mengandung cela.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ma'bad telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Asim Al-Kala'i, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, dari Abu Bisyr Ja'far ibnu Abu Wahsyiyyah dan Abu Wahsyiyyah, dari Yusuf ibnu Sa'd, dari Muhammad ibnu Hatib bahwa ketika Al. beroleh kemenangan atas kota Al-Basrah, Muhammad ibnu Hatib tinggal di rumahku. Dan pada suatu hari ia mengatakan kepadaku, bahwa sesungguhnya ia menyaksikan Khalifah Ali r a yang sedang bersama dengan Ammar, Sa'sa'ah, Asytar, dan Muhammad ibnu Abu Bakar r.a. Lalu mereka menceritakan perihal Khalifah Usman r a dan pada akhirnya pembicaraan mereka mendiskreditkannya. Saat itu Ali r a. sedang berada di atas dipannya, sedangkan tangannya memegang tongkat. Lalu seseorang dari mereka berkata, "Sesungguhnya seseorang di antara kalian ada seorang yang akan memutuskan hal ini di antara kalian. Maka mereka menanyakannya kepada Ali r.a. Lalu Ali menjawab bahwa Usman r.a. termasuk salah seorang yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya: Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. (Al-Ahqaf: 16) Kemudian Ali r.a. berkata, "Demi Allah, Usman dan teman-temannya " Hal ini diulanginya sebanyak tiga kali.
Yusuf ibnu Sa'd berkata, bahwa lalu ia bertanya kepada Muhammad ibnu Hatib, "Apakah engkau mendengar ini langsung dari Ali r.a?" Muhammad ibnu Hatib menjawab, "Demi Allah, aku benar-benar mendengarnya dari Ali r.a. secara langsung."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka itulah) maksudnya yang mengatakan ucapan ini, yaitu Abu Bakar dan lain-lainnya (orang-orang yang Kami terima dari mereka amal baik) lafal Ahsana di sini bermakna Hasana (yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga) lafal Fii Ash-haabil Jannah berkedudukan menjadi Hal atau kata keterangan keadaan maksudnya, mereka digolongkan ke dalam para penghuni surga (sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka) yaitu sebagaimana yang telah diungkapkan dalam ayat yang lain, yakni firman-Nya, "Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga." (Q.S. At-Taubah, 72).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka yang mempunyai sifat-sifat terpuji seperti itu adalah orang-orang yang Kami terima amal baiknya. Kesalahan-kesalahan mereka pun Kami ampuni bersama kelompok penghuni surga. Kami akan mewujudkan janji benar yang pernah Kami ucapkan kepada mereka di dunia.
6 Tafsir as-Saadi
"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila ia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa, 'Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyu-kuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepa-daMu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri'. Mereka itulah orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." (Al-Ahqaf: 15-16)
(15) Ayat ini adalah di antara bentuk kasih Allah سبحانه وتعالى kepada para hambaNya dan balasan baikNya terhadap para orang tua. Allah سبحانه وتعالى berwasiat dan memerintahkan para anak untuk berbuat baik terhadap orang tua dengan berkata yang lemah lembut, mem-berikan nafkah dan uang serta perbuatan baik lainnya, selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menjelaskan sebab mengapakah berbuat baik terhadap orang tua diwajibkan, Allah سبحانه وتعالى menyebutkan beban mengandung yang ditanggung oleh seorang ibu serta berbagai rasa sakit yang dihadapi pada saat mengandung, selanjutnya beban berat pada saat melahirkan merupakan beban yang teramat besar, dilanjutkan lagi dengan beban menyusui dan merawat. Semua beban berat tersebut tidak berlangsung hanya sesaat, namun hal itu berlang-sung dalam waktu yang lama yaitu, ﴾ ثَلَٰثُونَ شَهۡرًاۚ ﴿ "tiga puluh bulan," menjalani hamil menghabiskan waktu sembilan bulan, bisa kurang bisa lebih, sedangkan sisanya untuk menyusui, dan waktu ini ber-dasarkan pada umumnya.
Dari ayat ini dan ayat lainnya, ﴾ وَٱلۡوَٰلِدَٰتُ يُرۡضِعۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ حَوۡلَيۡنِ كَامِلَيۡنِۖ ﴿ "para ibu menyusui anak-anak mereka selama dua tahun penuh," bisa dijadikan dalil bahwa batas minimal lamanya hamil adalah enam bulan sebab masa menyusui, yaitu dua tahun, jika tiga puluh bulan dikurangi dengan waktu menyusui tersebut maka masih tersisa enam bulan untuk masa hamil.
﴾ حَتَّىٰٓ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُۥ ﴿ "Sehingga apabila ia telah dewasa," yaitu menca-pai puncak kekuatan dan kematangan akal, ﴾ وَبَلَغَ أَرۡبَعِينَ سَنَةٗ قَالَ رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ ﴿ "dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdoa, 'Ya Rabbku, tunjuki-lah aku'," artinya, berilah aku ilham dan p e r t o l o n g a n ﴾ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ ﴿ "untuk mensyukuri nikmatMu yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku," yakni nikmat agama dan dunia serta rasa syukurnya dengan menggunakan kenikmatan ter-sebut dalam ketaatan terhadap Dzat yang memberi serta berusaha dengan sungguh-sungguh memuji Allah سبحانه وتعالى atas nikmat yang diberi. Nikmat yang dimiliki orang tua adalah nikmat yang dimiliki anak dan juga keturunan mereka, sebab mereka itu (anak-anak dan keturunannya) pasti akan mendapatkannya, mendapatkan sebab-sebab dan sisa-sisanya, khususnya nikmat agama, karena keshalihan orang tua dengan ilmu dan amal adalah faktor kebaikan dan ke-shalihan terbesar bagi anak-anak.
﴾ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ ﴿ "Dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridhai," yakni mencakup semua yang menjadikannya baik dan bebas dari apa-apa yang merusaknya. Dan inilah amal yang diridhai, diterima, dan dibalas dengan pahala oleh Allah سبحانه وتعالى.
﴾ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ ﴿ "Dan berilah kebaikan kepadaku dengan (mem-beri kebaikan) kepada anak cucuku." Tatkala beliau berdoa untuk ke-baikan dan keshalihan diri, tidak lupa beliau mendoakan kebaikan dan keshalihan bagi keturunannya agar Allah berkenaan memper-baiki keadaan mereka. Dan Allah سبحانه وتعالى menyebutkan bahwa manfaat kebaikan dan keshalihan keturunan akan berpulang pada orang tua mereka, berdasarkan FirmanNya, ﴾ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ ﴿ "Dan berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku."﴾ إِنِّي تُبۡتُ إِلَيۡكَ ﴿ "Sesungguhnya aku bertaubat kepadaMu ," dari segala dosa dan kemaksiatan, aku kembali kepadaMu dengan ketaatan,﴾ وَإِنِّي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri."
(16) ﴾ أُوْلَٰٓئِكَ ﴿ "Mereka itulah," orang-orang yang sifatnya disebutkan di atas, ﴾ ٱلَّذِينَ نَتَقَبَّلُ عَنۡهُمۡ أَحۡسَنَ مَا عَمِلُواْ ﴿ "orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik," yaitu ketaatan, sebab mereka juga mengerjakan yang lainnya, ﴾ وَنَتَجَاوَزُ عَن سَيِّـَٔاتِهِمۡ فِيٓ ﴿ "Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama" golongan ﴾ أَصۡحَٰبِ ٱلۡجَنَّةِۖ ﴿ "penghuni-penghuni surga," di mana mereka mendapatkan kebaikan dan kese-nangan serta dihindarkan dari keburukan dan bencana.﴾ وَعۡدَ ٱلصِّدۡقِ ٱلَّذِي كَانُواْ يُوعَدُونَ ﴿ "Sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka." Artinya, janji yang Kami berikan kepada mereka ini adalah janji yang benar yang diucapkan oleh Allah سبحانه وتعالى yang tidak pernah mengingkari janjiNya.