As-Saff Ayat 9
هُوَ الَّذِيْٓ اَرْسَلَ رَسُوْلَهٗ بِالْهُدٰى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهٗ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهٖۙ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُوْنَ ࣖ ( الصف: ٩ )
Huwa Al-Ladhī 'Arsala Rasūlahu Bil-Hudaá Wa Dīni Al-Ĥaqqi Liyužhirahu `Alaá Ad-Dīni Kullihi Wa Law Kariha Al-Mushrikūna. (aṣ-Ṣaff 61:9)
Artinya:
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik membencinya. (QS. [61] As-Saff : 9)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, prinsip tauhid yang lurus untuk memenangkannya di atas segala agama yang bertentangan dengan prinsip tauhid, mempertuhankan manusia dan tidak memanusiakan manusia, meskipun orang-orang musyrik membencinya, bahkan merintanginya dengan berbagai cara.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah mengutus Nabi Muhammad dengan tugas menyampaikan agama-Nya kepada seluruh manusia. Pokok-pokok agama itu terdapat dalam Al-Qur'an dan hadis, yang berisi petunjuk untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Dengan munculnya agama Islam, maka agama yang ada sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi. Agama Islam itu mengungguli agama-agama lain sesuai dengan kehendak Allah, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
Mereka ingin hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka. (Ash-Shaff: 8)
Maksudnya, mereka berupaya menolak perkara yang hak dengan perkara yang batil. Perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan seseorang yang ingin memadamkan sinar mentari dengan mulutnya. Maka sebagaimana hal ini mustahil, begitu pula memadamkan cahaya (agama) Allah merupakan hal yang mustahil pula. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya, meskipun orang-orang kafir benci. Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama, meskipun orang-orang musyrik benci. (Ash-Shaff: 8-9)
Mengenai tafsir kedua ayat ini telah dikemukakan dalam tafsir surat At-Taubah dengan keterangan yang cukup.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dialah Yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya) maksudnya menjadikannya berada di (atas segala agama-agama) yakni di atas semua agama yang bertentangan dengannya (meskipun orang-orang musyrik benci) akan hal tersebut.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Allahlah yang telah mengutus Rasul-Nya, Muhammad, dengan membawa al-Qur'ân agar menjadi petunjuk bagi manusia. Dia juga mengutusnya dengan membawa agama Islam, agama kebenaran, untuk dimenangkan atas agama-agama lainnya meskipun orang-orang musyrik itu benci.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, 'Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membe-narkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan aku juga memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).' Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, 'Ini adalah sihir yang nyata.' Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang meng-adakan dusta terhadap Allah sedang dia diajak kepada Agama Islam? Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim. Mereka ingin memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tetap menyem-purnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci. Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan Agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama, meskipun orang-orang musyrik benci." (Ash-Shaf: 6-9).
(6) Allah سبحانه وتعالى berfirman mengabarkan pembangkangan Bani Israil dahulu yang diseru oleh Nabi Isa bin Maryam عليه السلام. Isa berkata pada mereka, ﴾ يَٰبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ إِنِّي رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡكُم ﴿ "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu," maksudnya, Allah سبحانه وتعالى mengutus-ku untuk menyeru kalian pada kebaikan dan melarang kalian dari keburukan, dan Allah سبحانه وتعالى mengukuhkanku dengan berbagai bukti nyata yang menunjukkan kebenaran kerasulanku. ﴾ مُّصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ ﴿ "Membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat," mak-sudnya, aku datang membawa kitab seperti yang pernah dibawa Nabi Musa yaitu kitab Taurat dan berbagai syariat-syariat samawi. Andai aku hanya mengaku-aku sebagai nabi, tentu aku tidak membawa seperti yang dibawa para rasul. ﴾ مُّصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيَّ مِنَ ٱلتَّوۡرَىٰةِ ﴿ "Mem-benarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat," di samping itu kitab Taurat juga telah memberitahukan kabar gembira tentangku dan aku pun datang dan diutus sebagai pembenar Taurat, ﴾ وَمُبَشِّرَۢا بِرَسُولٖ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِي ٱسۡمُهُۥٓ أَحۡمَدُۖ ﴿ "dan aku juga memberi kabar gembira dengan (datang-nya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)," yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththa-lib, nabi dari keturunan Bani Hasyim. Nabi Isa عليه السلام adalah seorang nabi layaknya nabi-nabi lain, membenarkan nabi sebelumnya dan memberi kabar gembira akan kedatangan nabi berikutnya. Tidak seperti orang-orang yang berdusta yang amat menentang para nabi dari segi sifat, akhlak, perintah dan larangan. ﴾ فَلَمَّا جَآءَهُم ﴿ "Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka," yakni Nabi Muhammad a yang diberitakan oleh Isa عليه السلام sebelumnya, ﴾ بِٱلۡبَيِّنَٰتِ ﴿ "dengan mem-bawa bukti-bukti yang nyata," yaitu bukti-bukti jelas yang menunjuk-kan bahwa dialah yang diberitakan oleh Nabi Isa عليه السلام dan dialah utusan Allah سبحانه وتعالى sebenarnya, ﴾ قَالُواْ ﴿ "mereka berkata," menentang dan mendustakan kebenaran, ﴾ هَٰذَا سِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Ini adalah sihir yang nyata." Ini benar-benar aneh. Seorang rasul yang kerasulannya telah di-ketahui dengan jelas melebihi terangnya matahari di siang hari dianggap sebagai seorang penyihir yang nyata sihirnya. Apakah ada kehinaan yang lebih besar dari ini? Dan apakah ada kedustaan yang lebih besar dari ini yang menafikan berita kerasulan dan me-negaskan sesuatu yang amat mustahil bagi Nabi Muhammad a?
(7) ﴾ وَمَنۡ أَظۡلَمُ مِمَّنِ ٱفۡتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ ﴿ "Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang mengadakan dusta terhadap Allah," dengan pen-dustaan seperti ini atau sikap lainnya yang tidak ada udzurnya dan hujjahnya telah runtuh, karena ﴾ وَهُوَ يُدۡعَىٰٓ إِلَى ٱلۡإِسۡلَٰمِۚ ﴿ "dia diajak kepada agama Islam," dan berbagai bukti nyata telah dijelaskan padanya. ﴾ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim," yang senantiasa tegak berada dalam kezhaliman. Nasihat dan bukti nyata tidak bisa menyelamatkan mereka, khu-susnya mereka yang menentang kebenaran untuk ditolak demi memenangkan kebatilan.
(8) Karena itu Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang mereka, ﴾ يُرِيدُونَ لِيُطۡفِـُٔواْ نُورَ ٱللَّهِ بِأَفۡوَٰهِهِمۡ ﴿ "Mereka ingin memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka," maksudnya, dengan berbagai per-kataan busuk yang mereka kemukakan yang menolak kebenaran yang sebenarnya tidak ada wujudnya, namun semakin membuat orang yang tahu lebih memahami bahwa ia berada di atas kebatilan. ﴾ وَٱللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡكَٰفِرُونَ ﴿ "Dan Allah tetap menyempurnakan cahayaNya meskipun orang-orang kafir benci." Maksudnya, Allah سبحانه وتعالى menjamin akan memenangkan AgamaNya, menyempurnakan kebenaran yang dibawa oleh para rasulNya, dan menampakkan cahayaNya di berbagai penjuru, meski orang-orang kafir membencinya. Karena kebencian, mereka mencurahkan segala daya upaya agar bisa me-madamkan cahaya Allah سبحانه وتعالى, tapi mereka pasti kalah. Mereka tidak ubahnya seperti orang yang ingin memadamkan matahari dengan cara meniup dengan mulutnya. Tujuan mereka tidak tercapai dan akal mereka tidak terbebas dari kekurangan dan celaan.
(9) Selanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebab muncul dan menangnya agama Islam, baik secara indrawi (konkret) maupun maknawi, seraya berfirman, ﴾ هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ ﴿ "Dia-lah yang mengutus RasulNya dengan membawa petunjuk dan Agama yang benar," yakni, dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, dengan ilmu yang menunjukkan kepada Allah سبحانه وتعالى dan kepada tempat kemulia-anNya dan menunjukkan kepada amal dan akhlak yang baik serta kebaikan dunia dan akhirat, ﴾ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ ﴿ "dan Agama yang benar," yaitu agama yang dipeluk dan dipakai untuk menyembah Rabb semesta alam. Itulah agama kebenaran dan kejujuran yang tidak terdapat kekurangan dan aib yang bisa menyebabkannya dicela. Perintah-perintah agama Islam merupakan hidangan hati, ruh, dan kenya-manan raga. Meninggalkan larangan-larangan agama adalah keselamatan dari keburukan dan kerusakan. Petunjuk dan agama kebenaran yang dibawa oleh Nabi a merupakan bukti terbesar atas kebenarannya. Agama itu adalah bukti nyata yang tetap bertahan selama waktu masih ada. Orang berakal yang semakin memikirkan agama Islam akan semakin berbahagia dan mengetahui. ﴾ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ ﴿ "Agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama," mak-sudnya, agar Islam mengungguli seluruh agama dengan berbagai hujjah dan bukti nyata dan memenangkan para penegak Islam, baik dengan pedang maupun tombak. Sifat ini tetap lekat dalam agama Islam di segala waktu. Tidak bisa dikalahkan dan diban-tah oleh siapa pun, sehingga Islam tetap mendapatkan keme-nangan dan keperkasaan. Adapun para pemeluknya, jika mereka menegakkannya dan menjadikannya sebagai lentera dan petunjuk dalam berbagai kepentingan mereka, baik kepentingan dunia mau-pun akhirat, maka tidak ada yang dapat menentangnya, mereka pasti menang di atas para pemeluk agama-agama lain. Namun jika mereka menyia-nyiakan Islam dan hanya sekedar memeluk saja, maka hal itu tidak berguna bagi mereka. Tindakan mereka yang menyia-nyiakan agama Islam ini menjadi penyebab musuh mampu menguasai mereka. Siapa pun yang banyak mempelajari sejarah dan merenungkan kondisi awal kaum Muslimin dan juga lainnya pasti tahu. 9