فَعَصَوْا رَسُوْلَ رَبِّهِمْ فَاَخَذَهُمْ اَخْذَةً رَّابِيَةً ( الحاقة: ١٠ )
Fa`aşaw Rasūla Rabbihim Fa'akhadhahum 'Akhdhatan Rābiyatan. (al-Ḥāq̈q̈ah 69:10)
Artinya:
Maka mereka mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (QS. [69] Al-Haqqah : 10)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Maka diakibatkan sikap mereka yang mendurhakai utusan Tuhannya, Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras sehingga memusnahkan mereka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini Allah memerintahkan kaum Muslimin agar melakukan amal saleh dengan mengatakan, "Wahai orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul -Nya, apakah kamu sekalian mau Aku tunjukkan suatu perniagaan yang bermanfaat dan pasti mendatangkan keuntungan yang berlipat ganda dan keberuntungan yang kekal atau melepaskan kamu dari api neraka."
Ungkapan ayat di atas memberikan pengertian bahwa amal saleh dengan pahala yang besar, sama hebatnya dengan perniagaan yang tak pernah merugi karena ia akan masuk surga dan selamat dari api neraka. Firman Allah:
Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (at-Taubah/9: 111)
Kemudian disebutkan bentuk-bentuk perdagangan yang memberikan keuntungan yang besar itu, yaitu:
1.Senantiasa beriman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, adanya hari Kiamat, qadha' dan qadar Allah.
2.Mengerjakan amal saleh semata-mata karena Allah bukan karena ria adalah perwujudan iman seseorang.
3.Berjihad di jalan Allah. Berjihad ialah segala macam upaya dan usaha yang dilakukan untuk menegakkan agama Allah. Ada dua macam jihad yang disebut dalam ayat ini yaitu berjihad dengan jiwa raga dan berjihad dengan harta. Berjihad dengan jiwa dan raga ialah berperang melawan musuh-musuh agama yang menginginkan kehancuran Islam dan kaum Muslimin. Berjihad dengan harta yaitu membelanjakan harta benda untuk menegakkan kalimat Allah, seperti untuk biaya berperang, mendirikan masjid, rumah ibadah, sekolah, rumah sakit, dan kepentingan umum lainnya.
Di samping itu, ada bentuk-bentuk jihad yang lain, yaitu jihad menentang hawa nafsu, mengendalikan diri, berusaha membentuk budi pekerti yang baik pada diri sendiri, menghilangkan rasa iri, dan sebagainya.
Pada akhir ayat ini ditegaskan bahwa iman dan jihad itu adalah perbuatan yang paling baik akibatnya, baik untuk diri sendiri, anak-anak, keluarga, harta benda, dan masyarakat, jika manusia itu memahami dengan sebenar-benarnya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kemudian Allah Swt. berfirman dalam ayat berikutnya:
{وَجَاءَ فِرْعَوْنُ وَمَنْ قَبْلَهُ}
Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya. (Al-Haqqah: 9)
Menurut suatu qiraat dibaca qiblihi dengan huruf qaf yang di-kasrah-kan, artinya dari sisi Fir'aun, yakni mereka yang berada di masanya dari kalangan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang kafir dari bangsa Egypt. Sedangkan ulama lainnya membacanya qablahu, yang artinya orang-orang yang sebelumnya dari kalangan umat-umat yang berperi laku seperti dia.
Firman Allah Swt:
{وَالْمُؤْتَفِكَاتُ}
dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan. (Al-Haqqah: 9)
Mereka adalah umat-umat yang mendustakan rasul-rasulnya.
{بِالْخَاطِئَةِ}
karena kesalahan yang besar. (Al-Haqqah: 9)
Yaitu mendustakan apa yang diturunkan oleh Allah Swt.
Menurut Ar-Rabi' ibnu Anas, arti khati-ah ialah perbuatan maksiat.
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kesalahan yang besar. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
{فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ}
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka. (Al-Haqqah: 10)
Lafaz rasul merupakan isim jenis, artinya masing-masing dari mereka telah mendustakan utusan Allah yang dikirim kepada mereka. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
كُلٌّ كَذَّبَ الرُّسُلَ فَحَقَّ وَعِيدِ
semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. (Qaf: 14)
Barang siapa yang mendustakan seorang rasul, berarti dia mendustakan semua rasul. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
كَذَّبَتْ قَوْمُ نُوحٍ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu'ara: 105)
كَذَّبَتْ عادٌ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Ad telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu'ara: 123)
Dan firman Allah Swt.:
كَذَّبَتْ ثَمُودُ الْمُرْسَلِينَ
Kaum Samud telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syu'ara: 141)
Karena sesungguhnya yang datang kepada tiap umat hanyalah seorang rasul. Untuk itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
{فَعَصَوْا رَسُولَ رَبِّهِمْ فَأَخَذَهُمْ أَخْذَةً رَابِيَةً}
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (Al-Haqqah; 10)
Yakni siksaan yang besar, keras, lagi menyakitkan. Mujahid mengatakan bahwa rabiyah artinya keras. As-Saddi mengatakan siksaan yang membinasakan.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka masing-masing mereka mendurhakai rasul Rabb mereka) mendurhakai Nabi Luth dan nabi-nabi lainnya (lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras) siksaan yang lebih keras daripada siksaan-siksaan lainnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Masing-masing mereka durhaka kepada utusan Tuhan mereka. Maka Allah menyiksa mereka dengan siksa yang sangat keras.