Al-Haqqah Ayat 37
لَّا يَأْكُلُهٗٓ اِلَّا الْخَاطِـُٔوْنَ ࣖ ( الحاقة: ٣٧ )
Lā Ya'kuluhu 'Illā Al-Khāţi'ūna. (al-Ḥāq̈q̈ah 69:37)
Artinya:
Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (QS. [69] Al-Haqqah : 37)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa yaitu yang secara terus menerus berbuat durhaka.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Makanan yang dimakan oleh orang kafir itu, yang terdiri dari darah dan nanah, adalah makanan yang sangat jijik dan tiada termakan oleh siapa pun. Hal ini menunjukkan gambaran kehidupan neraka yang penuh kehinaan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Maka pada hari ini tiada seorang teman pun baginya di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa. (AL-Haqqah: 35-37)
Pada hari ini tiada seorang pun yang dapat menyelamatkannya dari azab Allah. Hamim artinya teman dekat. Tiada teman dekat. tiada pemberi syafaat yang didengar, dan tiada makanan baginya di sini kecuali gislin. Menurut Qatadah, gislin adalah makanan yang paling buruk bagi penduduk neraka. Ar-Rabi' dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa gislin adalah nama sebuah pohon di dalam neraka Jahanam.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Mansur ibnu Abu Muzahim, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Mu'addib, dari Khasif, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa itu gislin, tetapi ia mempunyai dugaan kuat bahwa gislin adalah nama lain dari pohon zaqqum.
Syabib ibnu Bisyr telah meriwayatkan dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa gislin adalah darah dan nanah yang mengalir dari tubuh mereka sendiri. Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa gislin adalah keringat atau nanah ahli neraka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa) orang-orang yang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Pada hari itu, di neraka, orang kafir itu tidak punya teman dekat yang dapat menolongnya dari api neraka. Minumannya tidak lain adalah hasil cucian penghuni neraka yang berupa darah dan nanah yang hanya dimakan oleh orang-orang yang sengaja dan terus menerus melakukan dosa.
6 Tafsir as-Saadi
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya dari sebe-lah kirinya, maka dia berkata, 'Aduhai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Aduhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku.' (Allah berfir-man), 'Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Mahaagung. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin.' Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini. Dan tiada (pula) makanan sedi-kitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa." (Al-Haqqah: 25-37).
(25-29) Mereka adalah orang-orang yang celaka. Catatan amal mereka yang mencakup amalan-amalan buruk diterima de-ngan tangan kiri sebagai tanda yang membedakan mereka dengan yang lain dan sebagai tanda kehinaan, aib, dan dipermalukan. Salah satu dari mereka berkata dengan bersedih dan berduka, ﴾ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ﴿ "Aduhai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini)," karena ia diberi kabar gembira akan masuk neraka dan keru-gian abadi, ﴾ وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ﴿ "dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku," alangkah baiknya aku terlupakan dan tidak dibangkitkan serta amalku tidak diperhitungkan. Karena itu ia berkata, ﴾ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ﴿ "Aduhai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala se-suatu," maksudnya, alangkah baiknya (jika) kematianku itu adalah kematian yang tidak lagi dibangkitkan.
Kemudian ia menengok harta dan kekuasaannya. Itulah yang mengundang bencana baginya dan sama sekali tidak membawa guna untuk hari akhirnya andai dijadikan tebusan dari siksaan. Ia berkata, ﴾ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ﴿ "Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat ke-padaku." Maksudnya, tidak berguna bagiku, tidak di dunia karena tidak aku gunakan untuk amal baik sama sekali dan tidak pula di akhirat. Waktu memanfaatkan harta telah habis. ﴾ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ﴿ "Telah hilang kekuasaan dariku," yakni lenyap dan sirna. Bala tentara tidak lagi berguna, tidak pula banyaknya segala sesuatu, tidak jumlah maupun persiapan dan tidak pula wibawa. Semua itu lenyap bagai diterbangkan angin. Karenanya, pedagang kehilangan laba. Yang datang adalah penggantinya berupa kesedihan dan duka.
(30-37) Pada saat itu ia diperintahkan untuk disiksa, dika-takan kepada Zabaniyah malaikat yang bengis dan kejam, ﴾ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ﴿ "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya." Maksudnya, kenakan belenggu di lehernya hingga tercekik, ﴾ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ ﴿ "kemu-dian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala." Mak-sudnya, bolak-balikkan dia di atas bara dan kobarannya, ﴾ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا ﴿ "kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta," yang berasal dari belenggu Neraka Jahanam yang amat panas membara. Belitlah dia dengan dimasukkan dari anus-nya hingga menusuk keluar dari mulutnya kemudian digantung dan terus disiksa dengan azab yang mengerikan. Alangkah buruk-nya azab dan siksa. Duhai meruginya dia dengan penghinaan dan celaan. Penyebabnya sampai di tempat itu adalah, ﴾ إِنَّهُۥ كَانَ لَا يُؤۡمِنُ بِٱللَّهِ ٱلۡعَظِيمِ ﴿ "sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Maha-agung." Ia kufur terhadap Rabbnya, membangkang para rasulNya, dan menolak kebenaran yang dibawa oleh para rasul, ﴾ وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ ﴿ "dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin." Maksudnya, di hatinya tidak ada belas kasih terhadap para fakir miskin. Ia tidak pernah memberi mereka ma-kan dari hartanya dan tidak mendorong orang lain untuk memberi mereka makan, karena tidak adanya nilai Agama dalam dirinya.
Oleh karena itu, pusat dan unsur kebahagiaan itu ada dua; ikhlas karena Allah سبحانه وتعالى semata yang akarnya ada pada keimanan terhadap Allah سبحانه وتعالى dan berbuat baik terhadap sesama. Karena itulah mereka berhak mendapatkan apa yang mereka peroleh. ﴾ فَلَيۡسَ لَهُ ٱلۡيَوۡمَ هَٰهُنَا ﴿ "Maka tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini." Pada Hari Kiamat tidak ada seorang ﴾ حَمِيمٞ ﴿ "teman" dan sahabat pun yang bisa menolongnya agar bisa selamat dari azab Allah سبحانه وتعالى dan bisa membuatnya mendapatkan pahala Allah سبحانه وتعالى.
﴾ وَلَا تَنفَعُ ٱلشَّفَٰعَةُ عِندَهُۥٓ إِلَّا لِمَنۡ أَذِنَ لَهُۥۚ ﴿
"Dan tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah diizinkanNya memperoleh syafa'at itu." (Ghafir: 18).
﴾ مَا لِلظَّٰلِمِينَ مِنۡ حَمِيمٖ وَلَا شَفِيعٖ يُطَاعُ 18 ﴿
"Orang-orang yang zhalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafa'at yang diterima syafa'atnya." (Al-Mu`min: 18).
Ia tidak mendapat ﴾ طَعَامٌ إِلَّا مِنۡ غِسۡلِينٖ ﴿ "makanan sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah." Yaitu darah bercampur nanah pendu-duk neraka yang amat panas, pahit, busuk dan tidak enak. Tidak ada yang memakan makanan seperti ini ﴾ إِلَّا ٱلۡخَٰطِـُٔونَ ﴿ "kecuali orang-orang yang berdosa." Yaitu orang-orang yang tersesat dari jalan yang lurus dan menempuh jalan lain yang mengantarkan mereka menuju Neraka Jahim. Karena itu mereka berhak mendapatkan siksaan yang pedih.