Kemudian Allah Swt. berfirman dalam ayat berikutnya:
Dan telah datang Fir’aun dan orang-orang yang sebelumnya. (Al-Haqqah: 9)
Menurut suatu qiraat dibaca qiblihi dengan huruf qaf yang di-kasrah-kan, artinya dari sisi Fir'aun, yakni mereka yang berada di masanya dari kalangan pengikut-pengikutnya, yaitu orang-orang kafir dari bangsa Egypt. Sedangkan ulama lainnya membacanya qablahu, yang artinya orang-orang yang sebelumnya dari kalangan umat-umat yang berperi laku seperti dia.
Firman Allah Swt:
dan (penduduk) negeri-negeri yang dijungkirbalikkan. (Al-Haqqah: 9)
Mereka adalah umat-umat yang mendustakan rasul-rasulnya.
karena kesalahan yang besar. (Al-Haqqah: 9)
Yaitu mendustakan apa yang diturunkan oleh Allah Swt.
Menurut Ar-Rabi' ibnu Anas, arti khati-ah ialah perbuatan maksiat.
Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah kesalahan yang besar. Karena itulah maka disebutkan dalam firman berikutnya:
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka. (Al-Haqqah: 10)
Lafaz rasul merupakan isim jenis, artinya masing-masing dari mereka telah mendustakan utusan Allah yang dikirim kepada mereka. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
semuanya telah mendustakan rasul-rasul, maka sudah semestinyalah mereka mendapat hukuman yang sudah diancamkan. (Qaf: 14)
Barang siapa yang mendustakan seorang rasul, berarti dia mendustakan semua rasul. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Kaum Nuh telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu'ara: 105)
Kaum Ad telah mendustakan para rasul. (Asy-Syu'ara: 123)
Dan firman Allah Swt.:
Kaum Samud telah mendustakan rasul-rasul. (Asy-Syu'ara: 141)
Karena sesungguhnya yang datang kepada tiap umat hanyalah seorang rasul. Untuk itulah maka disebutkan dalam surat ini oleh firman-Nya:
Maka (masing-masing) mereka mendurhakai rasul Tuhan mereka, lalu Allah menyiksa mereka dengan siksaan yang sangat keras. (Al-Haqqah; 10)
Yakni siksaan yang besar, keras, lagi menyakitkan. Mujahid mengatakan bahwa rabiyah artinya keras. As-Saddi mengatakan siksaan yang membinasakan.