Al-A'raf Ayat 174
وَكَذٰلِكَ نُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ وَلَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ( الأعراف: ١٧٤ )
Wa Kadhalika Nufaşşilu Al-'Āyāti Wa Litastabīna Sabīlu Al-Mujrimīna. (al-ʾAʿrāf 7:174)
Artinya:
Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (QS. [7] Al-A'raf : 174)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan demikianlah, dengan penjelasan yang rinci dan penuh hikmah, Kami menjelaskan ayat-ayat itu, berupa bukti-bukti keesaan kami dan semua tuntunan Kami agar mereka kembali kepada kebenaran, menyadari kesalahan mereka dan tidak menuruti begitu saja orang-orang yang berbuat kebatilan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian Allah menyatakan bahwa segala yang telah disebutkan di atas yaitu tentang diciptakannya manusia atas dasar fitrah yang cenderung kepada agama tauhid, dan kelemahan alasan-alasan mereka dalam menolak ajaran tauhid, adalah sebagai peringatan Allah kepada manusia, tentang ayat-ayatnya, agar mereka mempergunakan akal dan pikiran mereka dan kembali ke jalan tauhid, kembali kepada fitrahnya dan menjauhkan diri dari taklid kepada nenek-moyang mereka dan dari kealpaan dan kejahilan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Tafsir ayat ini tidak diterangkan secara terpisah pada kitab aslinya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu) Kami menerangkan seperti apa yang telah Kami jelaskan di dalam perjanjian kesaksian supaya mereka memikirkannya (agar mereka kembali) dari kekafiran mereka kepada kebenaran.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dengan penjelasan penuh hikmah seperti itulah Kami paparkan bukti-bukti adanya Allah kepada anak- anak Adam, agar mereka menyadari kesalahan mereka dan tidak menuruti begitu saja orang-orang yang berbuat kebatilan.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesak-sian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Rabbmu?' Mereka menjawab, 'Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi.' (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Rabb),' atau agar kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu, se-dang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesu-dah mereka. Maka apakah Engkau akan membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu.' Dan demi-kianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." (Al-A'raf: 172-174).
(172-173) Allah تعالى berfirman, ﴾ وَإِذۡ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِيٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمۡ ذُرِّيَّتَهُمۡ ﴿ "Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka." Yakni Dia mengeluarkan keturunan mereka dari sulbi mereka dan menjadikan mereka beranak pinak dari satu ge-nerasi ke generasi yang lain. (وَ) "Dan", ketika Dia mengeluarkan dari perut ibu mereka dan sulbi bapak mereka, ﴾ وَأَشۡهَدَهُمۡ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمۡ أَلَسۡتُ بِرَبِّكُمۡۖ ﴿ "Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfir-man), 'Bukankah Aku ini Rabbmu?'" Yakni membuat mereka menga-kui rububiyahNya dengan fitrah yang Dia berikan kepada mereka bahwa mereka mengakui bahwa Dia adalah Rabb, Pencipta, dan Pemilik mereka. Mereka pun menjawab, "Ya kami mengakui itu." Karena sesungguhnya Allah تعالى telah memfitrahkan manusia di atas agama yang lurus dan benar, semua manusia difitrahkan di atas itu, akan tetapi fitrah bisa saja dirubah dan diganti oleh per-kara-perkara yang menyusup kepada akal dari akidah-akidah yang rusak.
Oleh karena itu, ﴾ قَالُواْ بَلَىٰ شَهِدۡنَآۚ أَن تَقُولُواْ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنۡ هَٰذَا غَٰفِلِينَ ﴿ "Me-reka menjawab, 'Betul (Engkau Rabb kami), kami menjadi saksi'. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan, 'Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah ter-hadap ini (keesaan Rabb)'." Yakni Kami mengujimu sehingga kamu mengakui apa yang bersemayam di dalam jiwamu bahwa Allah تعالى adalah Rabbmu, karena bisa saja pada Hari Kiamat kamu meng-ingkari itu dan tidak mengakuinya sedikit pun, dan kamu meng-klaim bahwa hujjah Allah belum tegak atasmu dan kamu pun tidak mempunyai ilmu tentangnya, justru kamu lalai dan teledor darinya. Pada hari ini hujjahmu telah terputus dan yang tegak hanyalah hujjah Allah yang kuat atasmu.
Atau bisa jadi kamu berdalih dengan hujjah yang lain, kamu mengatakan, ﴾ إِنَّمَآ أَشۡرَكَ ءَابَآؤُنَا مِن قَبۡلُ وَكُنَّا ذُرِّيَّةٗ مِّنۢ بَعۡدِهِمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang tua kami telah mempersekutukan Rabb sejak dahulu, sedang kami ini adalah anak-anak keturunan yang (datang) sesudah mereka." Maka kami mengikuti jejak mereka dan menelusuri kebatilan mereka. ﴾ أَفَتُهۡلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلۡمُبۡطِلُونَ ﴿ "Maka apakah Engkau akan membinasakan kami ka-rena perbuatan orang-orang yang sesat dahulu." Allah telah menye-matkan di dalam jiwamu sesuatu yang menunjukkanmu bahwa apa yang dilakukan oleh nenek moyangmu adalah batil, dan bahwa kebenaran adalah apa yang dibawa oleh para rasul, ini menandingi apa yang dipegang oleh nenek moyangmu dan mengunggulinya. Benar, terkadang ada pendapat dan pemikiran nenek moyang yang sesat yang diyakini sebagai kebenaran, hal itu tidak lain karena dia berpaling dari hujjah-hujjah Allah, keterangan-keterangan dan tanda-tanda kebesaranNya yang terdapat di alam raya atau yang ada pada diri. Berpalingnya dia dari hal itu dan kecenderungannya kepada apa yang diucapkan oleh orang-orang yang menyimpang bisa membawa kepada keadaan di mana dia lebih mementingkan kebatilan di atas kebenaran.
Inilah yang benar dalam menafsirkan ayat ini. Ada yang me-ngatakan, bahwa ini terjadi pada hari di mana Allah mengambil perjanjian kepada keturunan Adam ketika Dia mengeluarkan me-reka dari sulbinya dan Allah menuntut mereka bersaksi atas diri mereka lalu mereka bersaksi dengan itu, lalu Dia berhujjah atas mereka dengan apa yang diperintahkannya kepada mereka pada waktu itu atas kezhaliman mereka dalam kekufuran dan penging-karan mereka di dunia dan di akhirat. Akan tetapi dalam ayat ter-sebut tidak terdapat petunjuk ke arah ini, tidak pula ada korelasi dan tidak pula sesuai dengan hikmah Allah تعالى, dan realita pun membuktikan itu, karena perjanjian ini yang mereka katakan bahwa ia terjadi manakala Allah mengeluarkan keturunan Adam dari sulbinya[73] ketika mereka masih di alam seperti atom, tidak seorang pun yang menyinggungnya dan terlintas di benak Bani Adam. Ba-gaimana Allah berhujjah kepada mereka dengan sesuatu di mana mereka tidak memiliki berita tentangnya, tidak memiliki wujud dan bekas?
(174) Oleh karena itu, karena perkara ini jelas dan nyata, maka Allah تعالى berfirman, ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ وَلَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ 174 ﴿ "Dan de-mikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu, agar mereka kembali (kepada kebenaran)." Kepada apa yang Allah titipkan kepada fitrah mereka dan kepada perjanjian Allah, hal mana itu membuat mereka tidak melakukan perbuatan buruk.9