bahkan kami biasa berbincang (untuk tujuan yang batil), bersama orang-orang yang membicarakannya, (QS. [74] Al-Muddassir : 45)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”45-47. Penghuni neraka Saqar tersebut meneruskan pengakuannya mengapa mereka masuk neraka. Dan kami juga biasa berbincang untuk tujuan yang batil, bersama orang-orang yang membicarakannya, dan yang lebih parah lagi kami mendustakan hari pembalasan. Kedurhakaan kami itu terus berlanjut sampai datang kepada kami keyakinan yaitu kematian.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan bahwa mereka ikut terlibat dalam perbuatan orang yang tercela, yang tidak senang kepada Islam dan Nabi Muhammad dengan menuduh beliau pendusta atau tukang sihir yang gila. Mengenai Al-Qur'an mereka menganggapnya hanyalah sihir, syair, atau mantra untuk tenung. Pokoknya mereka terlibat dalam perbuatan kebatilan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. memberitahukan bahwa:
Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya. (Al-Muddatstsir: 38)
Yakni bergantung kepada amal perbuatannya sendiri kelak di hari kiamat, Demikianlah menurut apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dan yang lainnya.
Kecuali golongan kanan. (Al-Muddatstsir: 39) karena sesungguhnya mereka.
berada di dalam surga, mereka saling menanyakan, tentang (keadaan) orang-orang yang berdosa. (Al-Muddatstsir: 40-41)
Yaitu mereka bertanya kepada orang-orang yang berdosa, sedangkan mereka sendiri berada di gedung-gedung surga yang tinggi-tinggi, dan yang ditanyai oleh mereka berada di dasar neraka. Mereka bertanya:
"Apakah yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (neraka)?" Mereka menjawab, "Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin.”(Al-Muddatstsir: 42-44)
Maksudnya. kami tidak pernah menyembah Tuhan kami dan tidak pernah pula berbuat baik kepada makhluk-Nya dari sejenis kami.
bahkan kami biasa membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya. (Al-Muddatstsir: 45)
Yakni kami membicarakan hal-hal yang tidak kami ketahui. Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa setiap ada orang yang sesat berbicara, maka kami ikut sesat bersamanya.
dan kami mendustakan hari pembalasan, sampai datang kepada kami kematian. (Al-Muddatstsir. 46-47)
Yang dimaksud dengan perkara yang meyakinkan adalah kematian. Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal). (Al-Hijr: 99)
Rasulullah Saw. telah bersabda,
"Adapun dia —yakni Usman ibnu Maz'un— ajal kematian dari Tuhannya telah datang kepadanya."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan adalah Kami tenggelam ke dalam pembicaraan) yang batil (bersama dengan orang-orang yang membicarakannya.)
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka menjawab, "Dahulu kami tidak menegakkan salat seperti yang dilakukan kaum muslim. Kami pun tidak memberi makan orang-orang miskin sebagaimana dilakukan kaum muslim. Kami juga selalu membela dan larut bersama orang-orang yang melakukan kebatilan dan kebohongan. Selain itu, kami mendustakan hari perhitungan dan pembalasan sampai saat datangnya kematian kami."
القرآن الكريم - المدثر٧٤ :٤٥ Al-Muddassir 74:45 Al-Mudatsir