"Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai ma-nusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat. Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram, mereka yakin bahwa akan ditimpa-kan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat." (Al-Qiyamah: 20-25).
(20-21) Maknanya, inilah yang menyebabkan kalian lalai dan berpaling dari nasihat dan peringatan Allah سبحانه وتعالى, karena sesung-guhnya kalian ﴾ تُحِبُّونَ ٱلۡعَاجِلَةَ ﴿ "sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia," kalian berusaha untuk mendapatkan kenikmatan-kenikmatan dan kesenangan-kesenangannya. Kalian lebih memen-tingkan dunia daripada akhirat sehingga kalian tidak beramal untuk akhirat, karena kenikmatan dan kesenangan dunia memang disegerakan. Manusia silau dalam mencintai sesuatu yang bersifat segera sedangkan akhirat dilalaikan, padahal di sanalah tempat kenikmatan abadi. Karena itulah kalian melalaikannya dan kalian meninggalkannya seolah-olah kalian tidak diciptakan untuk akhirat. Dan seolah-olah dunia ini adalah tempat keabadian yang mengha-ruskan usia-usia berharga dicurahkan untuknya dan diusahakan siang malam. Dengan demikian, kebenaran terbalik bagi kalian dan kalian mendapatkan kerugian. Andai kalian lebih memen-tingkan akhirat daripada dunia dan bisa melihat resiko berbagai perbuatan secara mendalam dan dengan akal, niscaya kalian akan berhasil dan mendapatkan keuntungan yang tidak terselip adanya kerugian dan niscaya kalian akan mendapatkan kemenangan yang tidak disertai kesengsaraan.
(22-23) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan apa-apa yang menumbuhkan semangat untuk lebih mementingkan akhirat dan menjelaskan kondisi penghuninya serta tingkatan-tingkatan me-reka. Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang balasan orang-orang yang lebih mementingkan akhirat daripada dunia, ﴾ وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ ﴿ "Wajah-wajah (orang-orang Mukmin) pada hari itu berseri-seri," yakni berseri, cerah dan bercahaya, karena dalam diri mereka terdapat kenikmatan hati, kebahagiaan jiwa, serta kenikmatan ruhani. ﴾ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ ﴿ "Kepada Rabbnyalah mereka melihat," yakni, mereka memandang Rabb mereka berdasarkan tingkatan mereka. Ada di antara mereka yang me-mandang setiap hari, di pagi dan di sore hari. Ada di antara mereka yang memandang pada Hari Jum'at saja. Mereka bersenang-senang dengan melihat Wajah Allah Yang Mahamulia dan keindahanNya yang jelas yang tidak ada sesuatu pun menyerupaiNya. Ketika para penghuni surga melihatNya, mereka lupa akan kenikmatan yang ada pada mereka dan mereka mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Wajah-wajah mereka kian berseri dan indah. Kita memohon kepada Allah سبحانه وتعالى agar menjadikan kita bersama mereka.
(24-25) Allah سبحانه وتعالى berfirman tentang orang-orang yang lebih mementingkan kehidupan dunia, ﴾ وَوُجُوهٞ يَوۡمَئِذِۭ بَاسِرَةٞ ﴿ "Dan wajah-wajah (orang kafir) pada hari itu muram," yakni bermuka masam, lusuh, tunduk, dan hina, ﴾ تَظُنُّ أَن يُفۡعَلَ بِهَا فَاقِرَةٞ ﴿ "mereka yakin bahwa akan ditimpakan kepadanya malapetaka yang amat dahsyat," yakni siksaan berat dan azab yang pedih. Karena itulah wajah mereka berubah dan menjadi muram.