'Abasa Ayat 10
فَاَنْتَ عَنْهُ تَلَهّٰىۚ ( عبس: ١٠ )
Fa'anta `Anhu Talahhaá. (ʿAbasa 80:10)
Artinya:
engkau (Muhammad) malah mengabaikannya. (QS. [80] 'Abasa : 10)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
engkau malah mengabaikannya, berpaling darinya, tidak menghiraukannya, dan bermuka masam kepadanya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat-ayat ini, Allah mengingatkan Nabi Muhammad, "Dan adapun orang seperti 'Abdullah bin Ummi Maktum yang datang kepadamu dengan bersegera untuk mendapat petunjuk dan rahmat dari Tuhannya, sedang ia takut kepada Allah jika ia jatuh ke dalam lembah kesesatan, maka kamu bersikap acuh tak acuh dan tidak memperhatikan permintaannya."
3 Tafsir Ibnu Katsir
Lihat tafsir ayat 1
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka kamu mengabaikannya) artinya, tiada memperhatikannya sama sekali; lafal Talahhaa asalnya Tatalahhaa, kemudian salah satu dari kedua huruf Ta dibuang, sehingga jadilah Talahhaa.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Sementara orang yang datang kepadamu dengan maksud mencari ilmu dan mengharap petunjuk, dan merasa takut pada Allah, kamu tinggalkan.
6 Tafsir as-Saadi
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa). Atau dia (ingin) men-dapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfaat kepa-danya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya." ('Abasa: 1-10).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
Sebab turunnya ayat-ayat mulia ini adalah seorang Mukmin buta[133] datang seraya bertanya kepada Nabi a dan belajar dari beliau, kemudian ada orang kaya juga datang. Nabi a amat ingin menunjukkan manusia, hanya saja beliau lebih condong pada orang kaya dan berpaling dari si buta lagi miskin demi mengharap agar si kaya mendapatkan petunjuk dan demi mengharap agar si kaya menyucikan hatinya. Lalu Allah سبحانه وتعالى menegurnya dengan teguran lembut ini seraya berfirman;
(1-10) ﴾ عَبَسَ ﴿ "Dia (Muhammad) bermuka masam" di wajah beliau, ﴾ وَتَوَلَّىٰٓ ﴿ "dan berpaling" dengan raganya karena orang buta mendatanginya. Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan manfaat me-nyambutnya seraya berfirman, ﴾ وَمَا يُدۡرِيكَ لَعَلَّهُۥ ﴿ "Tahukah kamu barang-kali ia," yakni orang buta tersebut, ﴾ يَزَّكَّىٰٓ ﴿ "ingin membersihkan dirinya (dari dosa)," yaitu membersihkan diri dari akhlak tercela dan ingin berakhlak terpuji, ﴾ أَوۡ يَذَّكَّرُ فَتَنفَعَهُ ٱلذِّكۡرَىٰٓ ﴿ "atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya," yakni, mendapatkan pengajaran tentang sesuatu sehingga ia mendapat-kan manfaat dari pelajaran itu. Ini adalah manfaat besar dan itulah maksud diutusnya para rasul, maksud dari petuah orang yang memberi nasihat dan maksud dari peringatan orang yang memberi peringatan. Sambutanmu pada orang yang datang sendiri seraya memerlukanmu itu lebih layak dan wajib, sedangkan berpalingnya engkau pada orang kaya yang tidak memerlukanmu yang tidak mau bertanya dan meminta fatwa karena tidak memiliki keinginan pada kebaikan dan engkau tinggalkan orang yang lebih utama itu tidak layak bagimu. Tugasmu hanyalah memberi pengajaran, bila pun ia tidak mau mengambil pelajaran dengan membersihkan diri, engkau tidak akan dimintai pertanggungan jawab atas perbuatan buruk yang ia lakukan. Hal ini menunjukkan pada kaidah masyhur; sesuatu yang telah diketahui tidak ditinggalkan untuk sesuatu yang belum jelas, tidak juga maslahat yang nyata ditinggalkan untuk maslahat yang belum jelas. Dan menyambut murid yang memerlukan dan penuh kemauan lebih layak dari yang lainnya.