At-Takwir Ayat 14
عَلِمَتْ نَفْسٌ مَّآ اَحْضَرَتْۗ ( التكوير: ١٤ )
`Alimat Nafsun Mā 'Aĥđarat. (at-Takwīr 81:14)
Artinya:
setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. (QS. [81] At-Takwir : 14)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Pada saat itulah setiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya di dunia, apakah perbuatan baik atau buruk.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Jika semua peristiwa-peristiwa yang disebutkan sebelum ayat ini telah terjadi, tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. Sebagian besar dari manusia ketika hidup di dunia tertipu oleh godaan setan. Mereka akan menjumpai amal perbuatan mereka pada hari Kiamat tidak diterima oleh Allah bahkan dijauhkan dari rahmat-Nya dan berada di bawah murka-Nya.
Orang-orang yang amal perbuatannya diselubungi dengan ria, tidak mendapat faedah dari amalnya itu kecuali sekadar kepayahan dan kesulitan. Setiap orang wajib memandang kepada amal perbuatannya dengan kaca mata agama dan menimbangnya dengan timbangan yang benar, sebab Allah tidak menerima amal perbuatan melainkan yang muncul dari hati yang penuh dengan keimanan dan keikhlasan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.
{وَإِذَا السَّمَاءُ كُشِطَتْ}
dan apabila langit dilenyapkan. (At-Takwir: 11)
Mujahid mengatakan bahwa langit ditarik. As-Saddi mengatakan bahwa langit dibuka. Ad-Dahhak mengatakan bahwa langit disingkapkan, lalu lenyap.
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا الْجَحِيمُ سُعِّرَتْ}
dan apabila neraka Jahim dinyalakan. (At-Takwir: 12)
As-Saddi mengatakan bahwa neraka Jahim dipanaskan.
Qatadah mengatakan dinyalakan, dan ia mengatakan bahwa sesungguhnya yang membuat neraka Jahim menyala tiada lain karena murka Allah terhadap dosa-dosa Bani Adam.
Firman Allah Swt.:
{وَإِذَا الْجَنَّةُ أُزْلِفَتْ}
dan apabila surga didekatkan. (At-Takwir: 13)
Ad-Dahhak, Abu Malik, Qatadah, dan Ar-Rabi' ibnu Khaisam menyebutkan bahwa makna yang dimaksud ialah surga didekatkan kepada para calon penghuninya.
Firman Allah Swt.:
{عَلِمَتْ نَفْسٌ مَا أَحْضَرَتْ}
maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. (At-Takwir: 14)
Dan inilah jawab dari qasam (sumpah) yang telah disebutkan di atas, yakni apabila semua peristiwa tersebut terjadi, maka saat itulah tiap-tiap diri mengetahui apa yang telah dikerjakannya, karena semuanya telah ditampilkan di hadapannya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
يَوْمَ تَجِدُ كُلُّ نَفْسٍ مَا عَمِلَتْ مِنْ خَيْرٍ مُحْضَراً وَما عَمِلَتْ مِنْ سُوءٍ تَوَدُّ لَوْ أَنَّ بَيْنَها وَبَيْنَهُ أَمَداً بَعِيداً
Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan yang dilakukan(nya) dihadapkan (di mukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh. (Ali Imran: 30)
Dan firman Allah Swt.:
يُنَبَّؤُا الْإِنْسانُ يَوْمَئِذٍ بِما قَدَّمَ وَأَخَّرَ
Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. (Al-Qiyamah:13)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdah, telah menceritakan kepada kami Ibnul Mubarak, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Mutarrif, dari Zaid ibnu Aslam, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan, yaitu firman-Nya: Apabila matahari digulung. (At-Takwir: 1) Ketika sampai pada firman-Nya: maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya. (At-Takwir: 14) Maka berkatalah Umar, bahwa karena hal inilah maka qasam dilakukan. Atau dengan kata lain, ayat terakhir inilah yang menjadi subjek sumpah.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui) artinya setiap jiwa akan mengetahui waktu terjadinya hal-hal tersebut, yaitu hari kiamat (apa yang telah dikerjakannya) yaitu perbuatan baik dan perbuatan buruknya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Bila semua peristiwa itu telah terjadi, setiap manusia akan menyadari kebaikan dan dosa yang pernah mereka lakukan.
6 Tafsir as-Saadi
"Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila Neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekat-kan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerja-kannya." (At-Takwir: 1-14).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-14) Maknanya, bila hal-hal besar ini terjadi, manusia akan menjadi jelas perbedaannya (satu sama lain). Masing-masing mengetahui perbuatannya yang telah dilakukan untuk Hari Akhirat serta segala yang dilakukan, baik dan buruknya. Karena ketika Hari Kiamat terjadi, matahari digulung, rembulan dipadamkan cahayanya dan keduanya dilemparkan ke dalam neraka. ﴾ وَإِذَا ٱلنُّجُومُ ٱنكَدَرَتۡ ﴿ "Dan apabila bintang-bintang berjatuhan," yakni berubah dan berguguran dari garis edarnya. ﴾ وَإِذَا ٱلۡجِبَالُ سُيِّرَتۡ ﴿ "Dan apabila gunung-gunung dihancurkan," yakni berubah menjadi tumpukan pasir yang beterbangan lalu berubah seperti kapas yang berhamburan lalu berubah kemudian menjadi debu beterbangan dan dilenyapkan dari tempatnya. ﴾ وَإِذَا ٱلۡعِشَارُ عُطِّلَتۡ ﴿ "Dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan)," artinya, pada hari itu manusia tidak lagi mempedulikan harta-harta mereka yang berharga yang dulu-nya mereka pedulikan dan mereka jaga setiap waktu. Lalu datang-lah kengerian yang membuat mereka melalaikannya. Allah سبحانه وتعالى meng-ingatkan dengan unta-unta bunting yang merupakan harta paling berharga bagi bangsa Arab kala itu, tapi maknanya berlaku untuk semua barang yang berharga.
﴾ وَإِذَا ٱلۡوُحُوشُ حُشِرَتۡ 5 ﴿ "Dan apabila binatang-binatang liar dikumpul-kan," yakni dikumpulkan pada Hari Kiamat agar Allah سبحانه وتعالى menghu-kumi satu sama lain dan semua manusia mengetahui sempurnanya keadilan Allah سبحانه وتعالى hingga ia menghukum qishash pada kambing bertanduk untuk kambing yang tidak bertanduk seraya dikatakan padanya, "Jadilah debu."[134] ﴾ وَإِذَا ٱلۡبِحَارُ سُجِّرَتۡ ﴿ "Dan apabila lautan dipanas-kan," yaitu dinyalakan sehingga saking besarnya menjadi api yang dinyalakan. ﴾ وَإِذَا ٱلنُّفُوسُ زُوِّجَتۡ 7 ﴿ "Dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)," yakni setiap jiwa yang berbuat disandingkan pada padanannya; yang baik dipertemukan dengan yang baik dan yang keji dipertemukan dengan yang keji. Orang-orang yang beriman dinikahkan dengan bidadari bermata jeli sedangkan orang-orang kafir dinikahkan dengan setan-setan. Hal ini seperti yang disebut-kan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَسِيقَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوٓاْ إِلَىٰ جَهَنَّمَ زُمَرًاۖ ﴿
"Orang-orang kafir dibawa ke Neraka Jahanam bergerombol-gerom-bol." (Az-Zumar: 71).
﴾ وَسِيقَ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ إِلَى ٱلۡجَنَّةِ زُمَرًاۖ ﴿
"Dan orang-orang yang bertakwa dibawa ke surga bergerombol-gerombol." (Az-Zumar: 73).
﴾ ٱحۡشُرُواْ ٱلَّذِينَ ظَلَمُواْ وَأَزۡوَٰجَهُمۡ ﴿
"Kumpulkanlah orang-orang zhalim dan istri-istri mereka." (Ash-Shaffat: 22).
﴾ وَإِذَا ٱلۡمَوۡءُۥدَةُ سُئِلَتۡ ﴿ "Dan apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya," tentang apa yang pernah dilakukan oleh orang-orang jahiliyah dengan mengubur hidup-hidup anak perempuan tanpa sebab, hanya karena takut melarat. Ia ditanya, ﴾ بِأَيِّ ذَنۢبٖ قُتِلَتۡ ﴿ "Karena dosa apakah dia dibunuh," dan sebagaimana diketahui, ia tidak memiliki dosa apa pun. Dalam ayat ini terdapat celaan bagi orang yang membunuhnya. ﴾ وَإِذَا ٱلصُّحُفُ ﴿ "Dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia)," yang mencakup semua pekerjaan yang dilakukan orang, baik dan buruknya ﴾ نُشِرَتۡ ﴿ "dibuka," dan dibagikan untuk pemiliknya. Ada yang mengambil catatan amalnya dengan tangan kanan, ada yang mengambil dengan tangan kiri dan ada juga yang mengambil dari belakang punggung.
﴾ وَإِذَا ٱلسَّمَآءُ كُشِطَتۡ ﴿ "Dan apabila langit dilenyapkan," yaitu dilenyap-kan, sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى yang lain,
﴾ وَيَوۡمَ تَشَقَّقُ ٱلسَّمَآءُ بِٱلۡغَمَٰمِ وَنُزِّلَ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ تَنزِيلًا 25 ﴿
"Dan (ingatlah) hari (ketika) langit pecah belah mengeluarkan kabut dan diturunkanlah malaikat bergelombang-gelombang." (Al-Furqan: 25).
﴾ وَمَا قَدَرُواْ ٱللَّهَ حَقَّ قَدۡرِهِۦ وَٱلۡأَرۡضُ جَمِيعٗا قَبۡضَتُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُ مَطۡوِيَّٰتُۢ بِيَمِينِهِۦۚ سُبۡحَٰنَهُۥ وَتَعَٰلَىٰ عَمَّا يُشۡرِكُونَ 67 ﴿
"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggamanNya pada Hari Kiamat dan langit digulung dengan Tangan kananNya. Mahasuci Dia dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." (Az-Zumar: 67).
﴾ وَإِذَا ٱلۡجَحِيمُ سُعِّرَتۡ ﴿ "Dan apabila Neraka Jahim dinyalakan," yakni dinyalakan hingga berkobar hebat tidak seperti sedia kala. ﴾ وَإِذَا ٱلۡجَنَّةُ أُزۡلِفَتۡ ﴿ "Dan apabila surga didekatkan," yakni didekatkan pada orang-orang yang bertakwa, ﴾ عَلِمَتۡ نَفۡسٞ ﴿ "maka tiap-tiap jiwa akan mengeta-hui," yaitu masing-masing jiwa karena disebutkan dalam konteks syarat, ﴾ مَّآ أَحۡضَرَتۡ ﴿ "apa yang telah dikerjakannya," yaitu yang dikerja-kannya, seperti yang disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى,
﴾ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ ﴿
"Dan mereka menemukan apa yang mereka perbuat hadir." (Al-Kahfi: 49).
Sifat-sifat Hari Kiamat yang disebutkan oleh Allah سبحانه وتعالى di atas adalah termasuk sifat-sifat yang menggetarkan jiwa dan semakin memperbesar musibah, membuat badan menggigil, menyebarkan rasa takut, dan mendorong orang-orang yang berakal agar mem-persiapkan diri menghadapi hari itu serta melarang mereka mela-kukan segala sesuatu yang mengundang celaan. Karena itu ada orang salaf berkata, "Barangsiapa yang ingin mempersiapkan diri untuk Hari Kiamat, seolah-olah ia telah melihatnya dengan mata kepala, hendaklah merenungkan ayat, ﴾ إِذَا ٱلشَّمۡسُ كُوِّرَتۡ ﴿ "Dan apabila matahari digulung."