Al-Buruj Ayat 22
فِيْ لَوْحٍ مَّحْفُوْظٍ ࣖ ( البروج: ٢٢ )
Fyi Lawĥin Maĥfūžin (al-Burūj 85:22)
Artinya:
yang (tersimpan) dalam (tempat) yang terjaga (Lauh Mahfuzh). (QS. [85] Al-Buruj : 22)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Itulah kitab suci yang tersimpan dalam tempat yang terjaga, Lauh Mahfùz. Itulah tempat paling rahasia yang tidak diketahui hakikatnya oleh manusia. Di dalamnya terdapat detail peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta. Tempat ini terjaga dari setan yang berusaha mengintai dan mencari tahu isinya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa Al-Qur'an itu adalah kitab Allah yang mulia, tersimpan dalam Lauh Mahfudh. Tidak ada yang dapat menandingi isi dan susunan kata-katanya, terpelihara dari pemalsuan dan perubahan. Ini sebagai jawaban kepada orang-orang kafir yang mendustakan Al-Qur'an dengan mengatakan bahwa ia adalah cerita-cerita orang dahulu kala.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Maksudnya, Al-Qur'an itu di kalangan para malaikat terpelihara dari segala bentuk pengurangan, penambahan, perubahan, dan penyimpangan.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Qurrah ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Harb ibnu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Suhaib, dari Anas ibnu Malik sehubungan dengan makna firman Allah Swt: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur'an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) Bahwa sesungguhnya Lauh Mahfuz yang disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya: Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Qur’an yang mulia, yang (tersimpan) dalam Lauh Mahfuz. (Al-Buruj: 21-22) berada di kening Malaikat Israfil.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abu Saleh, telah menceritakan kepada kami Mu'awiyah ibnu Saleh, bahwa Abul A'bas alias Abdur Rahman ibnu Salman telah mengatakan, "Tiada sesuatu pun yang telah ditetapkan oleh Allah, baik berupa Al-Qur'an, dan yang sebelumnya dan yang sesudahnya melainkan berada di Lauh Mahfuz (lembaran yang terpelihara). Dan Lauh Mahfuz ini berada di antara kedua mata Malaikat Israfil, tidak diizinkan baginya melihat kepadanya."
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa sesungguhnya Al-Qur'an yang mulia ini berada di sisi Allah di Lauh Mahfuz, Dia menurunkan sebagian darinya menurut apa yang dikehendaki-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya dari kalangan makhluk-Nya.
Al-Bagawi telah meriwayatkan melalui jalur Ishaq ibnu Bisyr, bahwa telah menceritakan kepadaku Muqatil dan Ibnu Juraij, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa sesungguhnya di tengah Lauh terdapattulisan, "Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah semata, agama-Nya ialah Islam, dan Muhammad adalah hambadan rasul-Nya. Maka barang siapa yang beriman kepada Allah dan membenarkan janji-Nya serta mengikuti rasul-rasul-Nya. maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga."
Ibnu Abbas melanjutkan, bahwa Lauh adalah lembaran dari mutiara yang putih, panjangnya sama dengan jarak antara bumi dan langit. dan lebarnya sama dengan jarak antara masyriq dan magrib, sedangkan kedua sisinya dari mutiara dan yaqut. dan sampulnya dari yaqut merah. qalam (pena)nya dari cahaya, dan kalam-Nya telah tertulis di 'Arasy dan pokok-nya berada di pangkuan seorang malaikat.
Muqatil mengatakan bahwa Lauh Mahfuz berada di sebelah kanan 'Arasy.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Minjab ibnul Haris. telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Yusuf, telah menceritakan kepada kami Ziyad ibnu Abdullah, dari Lais, dari Abdul Malik ibnu Sa'id ibnu Jubair, dari ayahnya, dari Ibnu Abbas. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan Lauh Mahfuz dari mutiara yang putih, lembaran-lembarannya dari yaqut merah, dan qalamnya dari nur (cahaya) dan tintanya dari nur pula. Setiap hari Allah memerintahkan kepada Lauh Mahfuz sebanyak tiga ratus enam puluh perintah untuk menciptakan, memberi rezeki, mematikan, menghidupkan, memuliakan, menghinakan, dan Dia berbuat menurut apa yang dikehendaki-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Yang dalam Lauh) berada di atas langit yang ketujuh (terpelihara) dari ulah setan-setan dan dari sesuatu perubahan. Panjang Lohmahfuz itu sama dengan panjangnya langit dan bumi, sedangkan lebarnya ialah sama dengan jarak antara timur dan barat; terbuat dari intan yang putih bersih. Demikianlah menurut pendapat yang telah dikemukakan oleh Ibnu Abbas r.a.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Yang tersimpan di al-Lawh al-Mahfûzh yang tidak ada kekuatan yang sanggup mengubah atau menggantinya.
6 Tafsir as-Saadi
"Demi langit yang mempunyai gugusan bintang, dan demi hari yang dijanjikan, dan demi yang menyaksikan dan yang disak-sikan. Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit, yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman. Dan mereka tidak menyiksa orang-orang Mukmin itu melainkan karena orang yang Mukmin itu beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji, Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar. Sesungguhnya azab Rabbmu benar-benar keras. Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, yang memiliki Arasy, lagi Mahamulia, Mahakuasa berbuat apa yang dikehendakiNya. Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud? Se-sungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan, padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka. Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur`an yang mulia, yang tersimpan dalam Lauhul Mahfuzh." (Al-Buruj: 1-22).
Makkiyah
"Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang."
(1-3) ﴾ وَٱلسَّمَآءِ ذَاتِ ٱلۡبُرُوجِ ﴿ "Demi langit yang mempunyai gugusan bintang," yakni memiliki posisi-posisi (garis-garis edar) yang men-cakup tempat matahari, bulan, bintang yang tersusun rapi dalam garis edarnya yang tertata secara sempurna dan rapi yang menun-jukkan sempurnanya Kuasa, rahmat, dan luasnya ilmu, serta kebi-jaksanaan Allah سبحانه وتعالى. ﴾ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡمَوۡعُودِ ﴿ "Dan demi hari yang dijanjikan," yaitu Hari Kiamat yang dijanjikan oleh Allah سبحانه وتعالى akan dikumpulkannya semua manusia di dalamnya dan digabungkan dari yang pertama hingga yang akhir, yang jauh dan yang dekat. Allah سبحانه وتعالى tidak mung-kin merubah atau memungkiri janji. ﴾ وَشَاهِدٖ وَمَشۡهُودٖ ﴿ "Dan yang menyak-sikan dan yang disaksikan," ini mencakup seluruh orang yang memiliki sifat tersebut. Obyek sumpahnya adalah tanda-tanda kebesaran Allah سبحانه وتعالى yang jelas dan hikmahnya yang terang serta rahmatNya yang luas yang terkandung dalam sumpah ini. Ada yang berpen-dapat bahwa obyek sumpah adalah FirmanNya;
(4-9) ﴾ قُتِلَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡأُخۡدُودِ ﴿ "Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit." Ini adalah doa kebinasaan atas mereka. Parit adalah lubang yang dibuat di dalam tanah. Orang-orang yang membuat parit[137] adalah orang-orang kafir dan di tengah-tengah mereka terdapat segolongan orang-orang yang beriman. Mereka mengajak orang-orang yang beriman agar masuk ke dalam agama mereka, tapi orang-orang yang beriman tidak mau. Kemudian orang-orang kafir membuat parit di tanah. Mereka menyalakan api di parit itu. Mereka duduk di sekeliling parit itu. Mereka menguji orang-orang yang beriman dan mendekatkan mereka ke parit. Yang menerima ajakan mereka akan dilepaskan, sedangkan yang terus beriman dilemparkan ke dalam api. Ini adalah puncak perang melawan Allah سبحانه وتعالى dan golonganNya, orang-orang yang beriman. Karena itu Allah سبحانه وتعالى melaknat, membinasakan, dan mengancam mereka, ﴾ قُتِلَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡأُخۡدُودِ ﴿ "Telah dibinasakan orang-orang yang membuat parit." Ke-mudian Allah سبحانه وتعالى menjelaskan parit yang dimaksud dengan Firman-Nya, ﴾ ٱلنَّارِ ذَاتِ ٱلۡوَقُودِ 5 إِذۡ هُمۡ عَلَيۡهَا قُعُودٞ 6 وَهُمۡ عَلَىٰ مَا يَفۡعَلُونَ بِٱلۡمُؤۡمِنِينَ شُهُودٞ 7 ﴿ "Yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di sekitarnya, se-dang mereka menyaksikan apa yang mereka perbuat terhadap orang-orang yang beriman." Ini adalah puncak kesombongan dan kerasnya hati, karena mereka menyatukan antara kufur terhadap tanda-tanda ke-besaran Allah سبحانه وتعالى, menentangnya, memerangi, dan menyiksa orang-orang beriman dengan siksaan seperti ini yang memiriskan hati, yang disatukan dengan hadirnya mereka pada saat orang-orang beriman dilemparkan ke dalam parit berapi. Padahal mereka tidak-lah menyiksa orang-orang beriman kecuali karena kondisi yang membuat mereka terpuji dan karenanya mereka berbahagia, karena mereka ﴾ يُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَمِيدِ ﴿ "beriman kepada Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Terpuji," yakni Yang Memiliki keperkasaan, yang dengan keperkasaan itu Dia memaksa segala sesuatu. Dia Terpuji dalam perkataan, perbuatan, dan sifat-sifatNya. ﴾ ٱلَّذِي لَهُۥ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ ﴿ "Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi," serta manusia yang di-perlakukan sesuai kehendakNya. ﴾ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ شَهِيدٌ ﴿ "Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu," secara pengetahuan, pendengaran, dan penglihatan. Apakah mereka yang membangkang itu tidak merasa takut pada Allah سبحانه وتعالى bila menyiksa mereka? Atau apakah mereka tidak tahu bahwa mereka semua adalah milik Allah سبحانه وتعالى? Tidak ada seorang pun yang berkuasa atas yang lain tanpa izin dari Allah سبحانه وتعالى. Ataukah mereka tidak tahu bahwa Allah سبحانه وتعالى Maha Melihat amal perbuatan mereka dan akan membalasnya? Sekali-kali tidak, se-sungguhnya orang kafir berada dalam tipuan, sedangkan orang bodoh berada dalam kebutaan dan tersesat dari jalan yang lurus.
(10) Kemudian Allah سبحانه وتعالى memberi janji serta menawarkan taubat pada mereka seraya berfirman,﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ فَتَنُواْ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ وَٱلۡمُؤۡمِنَٰتِ ثُمَّ لَمۡ يَتُوبُواْ فَلَهُمۡ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمۡ عَذَابُ ٱلۡحَرِيقِ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang mendatang-kan cobaan kepada orang-orang Mukmin laki-laki dan perempuan kemu-dian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahanam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar," yakni, siksaan dahsyat yang membakar. Al-Hasan[138] 5 berkata, "Perhatikanlah kemuliaan dan kedermawanan ini, mereka membunuh para kekasihNya dan orang-orang yang taat kepadaNya, tapi Allah سبحانه وتعالى tetap menyeru mereka untuk bertaubat."
(11) Setelah menjelaskan hukuman orang-orang zhalim, se-lanjutnya Allah سبحانه وتعالى menyebutkan pahala orang-orang yang beriman, ﴾ إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang yang beriman," dengan hati mereka, ﴾ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ ﴿ "dan mengerjakan amal-amal yang shalih," dengan anggota badan mereka, ﴾ لَهُمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡكَبِيرُ ﴿ "bagi mereka surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; itulah keberuntungan yang besar" yang akan mereka peroleh dan keberun-tungan mendapatkan ridha Allah سبحانه وتعالى dan tempat kemuliaan dari-Nya.
(12) ﴾ إِنَّ بَطۡشَ رَبِّكَ لَشَدِيدٌ ﴿ "Sesungguhnya azab Rabbmu benar-benar keras," yakni hukumanNya untuk orang-orang yang berdosa besar amatlah keras. Allah سبحانه وتعالى mengintai orang-orang zhalim. Allah سبحانه وتعالى berfirman,
﴾ وَكَذَٰلِكَ أَخۡذُ رَبِّكَ إِذَآ أَخَذَ ٱلۡقُرَىٰ وَهِيَ ظَٰلِمَةٌۚ إِنَّ أَخۡذَهُۥٓ أَلِيمٞ شَدِيدٌ 102 ﴿
"Dan begitulah azab Rabbmu, apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang berbuat zhalim. Sesungguhnya azabNya itu adalah sangat pedih lagi keras." (Hud: 102).
(13) ﴾ إِنَّهُۥ هُوَ يُبۡدِئُ وَيُعِيدُ ﴿ "Sesungguhnya Dia-lah Yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali)," yakni, Dia sendiri yang memulai ciptaan dan mengembalikannya lagi, tidak ada satu pun yang menyertainya dalam hal itu.
(14) ﴾ وَهُوَ ٱلۡغَفُورُ ﴿ "Dia-lah Yang Maha Pengampun," Yang meng-ampuni seluruh dosa bagi yang bertaubat dan yang memaafkan kesalahan-kesalahan bagi yang memohon ampunan dan kembali, ﴾ ٱلۡوَدُودُ ﴿ "lagi Maha Pengasih," yang dicintai oleh para kekasihNya, tidak ada satu pun yang menyamaiNya, sebagaimana tidak ada sesuatu pun yang menyamaiNya dalam sifat-sifat keluhuran, ke-indahan, makna-makna, dan perbuatan-perbuatan, maka kecintaan terhadapNya di dalam hati hamba-hamba yang istimewa mengikuti kecintaan yang tidak sama dengan kecintaan terhadap apa pun. Karena itu, cinta terhadap Allah سبحانه وتعالى merupakan pangkal ibadah. Itulah cinta yang tidak didahului oleh cinta-cinta lain. Bila yang lain tidak mengikuti cinta itu, maka cinta tersebut adalah siksaan bagi pemiliknya. Dia-lah Yang Maha Mengasihi, yang mencintai para kekasihNya. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah سبحانه وتعالى yang lain,
﴾ يُحِبُّهُمۡ وَيُحِبُّونَهُۥٓ ﴿
"Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintaiNya." (Al-Ma`idah: 54).
Kasih sayang adalah cinta yang tulus.
Dalam hal ini terdapat rahasia lembut, karena Allah سبحانه وتعالى me-nyandingkan kasih sayang dengan ampunan agar hal itu me-nunjukkan bahwa orang-orang yang berdosa bila bertaubat dan kembali kepada Allah سبحانه وتعالى, maka dosa-dosa mereka akan diampuni dan disayangi. Tidak dikatakan pada mereka bahwa dosa-dosa mereka diampuni atau kasih sayang kembali lagi pada mereka sebagaimana diucapkan sebagian orang yang keliru. Tapi Allah سبحانه وتعالى bergembira dengan taubatnya hamba pada saat bertaubat melebihi gembiranya seseorang terhadap hewan tunggangannya, di mana di atas kendaraan itu terdapat makanan, minuman, dan keperluan-nya, lalu kendaraan itu hilang di tengah padang pasir, hingga dia berputus asa darinya kemudian dia berbaring di bawah naungan pohon seraya menanti kematian, ketika dia berada pada kondisi seperti itu, tiba-tiba hewan tunggangannya tersebut berada di dekat kepalanya lalu dia memegang talinya.[139] Allah سبحانه وتعالى lebih senang atas taubatnya hamba melebihi gembiranya orang tersebut pada kendaraannya. Ini adalah kegembiraan terbesar yang dapat dirasa-kan (manusia). Maka segala puja, puji, dan tulusnya cinta hanya untuk Allah سبحانه وتعالى semata, yang kebaikanNya amat besar dan melim-pah, serta pemberianNya yang luas.
(15) ﴾ ذُو ٱلۡعَرۡشِ ٱلۡمَجِيدُ ﴿ "Yang memiliki Arasy, lagi Mahamulia," yakni mempunyai Arasy yang agung yang di antara keagungan-nya, Arasy meliputi langit, bumi dan al-Kursi, yang semuanya bila dibandingkan dengan Arasy adalah bagaikan selingkar gelang yang ditaruh pada tanah luas yang lapang.[140] Allah سبحانه وتعالى menyebut Arasy secara khusus karena keagungannya, karena Arasy adalah makhluk istimewa yang berada dekat denganNya. Dan menurut bacaan kasrah, kata, ﴾ الْمَجِيْدِ﴿ "lagi mulia," adalah berarti sifat bagi Arasy sedangkan berdasarkan bacaan dhammah, kata-kata tersebut adalah sifat Allah سبحانه وتعالى. Mulia adalah luas dan agungnya sifat.
(16) ﴾ فَعَّالٞ لِّمَا يُرِيدُ ﴿ "Mahakuasa berbuat apa yang dikehendakiNya," yakni bila menghendaki sesuatu, Dia melakukannya dan bila meng-hendaki sesuatu, Allah سبحانه وتعالى berfirman padanya, "Jadilah," maka jadi-lah sesuatu itu. Tidak ada sesuatu pun yang Mahakuasa berbuat apa yang dikehendakinya selain Allah سبحانه وتعالى, karena seluruh makhluk bila menginginkan sesuatu, pasti keinginannya itu dibantu atau bisa terhalang, sedangkan Allah سبحانه وتعالى tidak memiliki pembantu untuk kehendakNya dan tidak ada yang dapat menghalangi keinginan-Nya.
(17-18) Kemudian Allah سبحانه وتعالى menyebutkan sebagian per-buatanNya yang menunjukkan kebenaran risalah yang dibawa oleh para rasulNya seraya berfirman, ﴾ هَلۡ أَتَىٰكَ حَدِيثُ ٱلۡجُنُودِ 17 فِرۡعَوۡنَ وَثَمُودَ 18 ﴿ "Sudahkah datang kepadamu berita kaum-kaum penentang, (yaitu kaum) Fir'aun dan (kaum) Tsamud," dan bagaimana mereka mendustakan para rasul? Allah سبحانه وتعالى menjadikan mereka dalam golongan orang-orang yang dibinasakan.
(19) ﴾ بَلِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فِي تَكۡذِيبٖ ﴿ "Sesungguhnya orang-orang kafir selalu mendustakan," yakni, mereka senantiasa mendustakan dan mem-bangkang. Berbagai tanda-tanda kebesaran tidak berguna bagi mereka dan berbagai petuah tidak bermanfaat bagi mereka.
(20) ﴾ وَٱللَّهُ مِن وَرَآئِهِم مُّحِيطُۢ ﴿ "Padahal Allah mengepung mereka dari belakang mereka," Allah سبحانه وتعالى meliputi mereka secara ilmu dan kekua-saan. Sama seperti FirmanNya,
﴾ إِنَّ رَبَّكَ لَبِٱلۡمِرۡصَادِ 14 ﴿
"Sesungguhnya Rabbmu benar-benar mengintai." (Al-Fajr: 14).
Di dalamnya terdapat ancaman keras bagi orang-orang kafir dari siksaan Allah سبحانه وتعالى di mana mereka berada di dalam genggaman dan di bawah pengaturanNya.
(21-22) ﴾ بَلۡ هُوَ قُرۡءَانٞ مَّجِيدٞ ﴿ "Bahkan yang didustakan mereka itu ialah al-Qur`an yang mulia," yakni, luas dan agung maknanya dan banyak kebaikan serta ilmunya, ﴾ فِي لَوۡحٖ مَّحۡفُوظِۭ ﴿ "yang tersimpan dalam Lauhul Mahfuzh," yang terjaga dari perubahan, penambahan, dan pengurangan dan terpelihara dari setan. Itulah Lauhul Mahfuzh tempat Allah سبحانه وتعالى menegaskan segala sesuatu. Hal ini menunjukkan kemuliaan, kekuatan, dan tingginya derajat al-Qur`an di sisi Allah سبحانه وتعالى. Wallahu a'lam.
Selesai tafsir Surat al-Insyiqaq.