Dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang yang tidak mengerti. (QS. [10] Yunus : 100)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Keimanan tidak bisa dipaksakan, tetapi harus atas dasar kerelaan, dan tidak seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab, yakni berupa kekufuran yang berakibat pada kekotoran jiwa dan kegoncangan hati kepada orang yang tidak mengerti, yakni tidak mempergunakan akalnya untuk memikirkan petunjuk-Nya, sehingga tidak bisa melihat dan menerima kebenaran.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Segala sesuatu yang terjadi di alam ini adalah atas kehendak Allah. Tidak ada sesuatupun yang terjadi di luar kehendak-Nya. Allah menunjuki dan memudahkan seseorang beriman, bila orang itu mau memahami dan mengamalkan ayat-ayat yang telah disampaikan kepada para rasul-Nya dan Dia memandang hina dan mengazab setiap orang yang tidak mau memahami dan mengamalkan ayat-ayat-Nya karena hal itu berarti mereka menampik ajakan rasul untuk mengikuti jalan yang lurus yang telah dibentangkannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah, dan Allah menimpakan kemurkaan.
Yang dimaksud dengan ar-raijs ialah kerusakan dan kesesatan.
...kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Yakni tidak mempergunakan akalnya untuk memikirkan hujah-hujah dan dalil-dalil Allah. Allah Mahaadil dalam melakukan hal tersebut, yaitu dalam memberi petunjuk kepada orang yang ditunjuki-Nya dan menyesatkan orang yang disesatkan-Nya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali dengan izin Allah) dengan kehendak-Nya (dan Allah menimpakan kemurkaan) azab-Nya (kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya) yaitu orang-orang yang tidak mau memikirkan ayat-ayat Allah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Manusia tak mungkin beriman kecuali jika ia sendiri menginginkannya. Lalu Allah akan menyediakan faktor dan sarana yang dapat mengantarkannya untuk mewujudkan keinginannya itu. Adapun orang yang tidak menginginkan keimanan, ia berhak mendapat murka dan azab Allah. Sebab, sudah merupakan hukum Allah untuk menimpakan murka dan siksa-Nya kepada orang-orang yang membangkang dan tak mau mencermati bukti-bukti yang jelas itu.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang ber-iman semuanya? Dan tidak ada seorang pun yang akan beriman melainkan dengan izin Allah, dan Allah menimpakan azab kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya." (Yunus: 99-100). (99) Allah تعالى berfirman kepada NabiNya, Muhammad, ﴾ وَلَوۡ شَآءَ رَبُّكَ لَأٓمَنَ مَن فِي ٱلۡأَرۡضِ كُلُّهُمۡ جَمِيعًاۚ ﴿ "Dan jikalau Rabbmu menghendaki, tentu-lah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya", dengan cara mengilhamkan iman kepada mereka dan mengarahkan hati mereka kepada takwa, kodratNya layak untuk itu, akan tetapi hikmahNya menuntut ada yang beriman dan ada yang kafir. ﴾ أَفَأَنتَ تُكۡرِهُ ٱلنَّاسَ حَتَّىٰ يَكُونُواْ مُؤۡمِنِينَ ﴿ "Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?" Maksudnya kamu tidak mampu melakukan itu, hal itu di luar kemampuanmu, karena selain Allah tak ada yang mampu melakukannya. (100) ﴾ وَمَا كَانَ لِنَفۡسٍ أَن تُؤۡمِنَ إِلَّا بِإِذۡنِ ٱللَّهِۚ ﴿ "Dan tidak ada seorang pun yang akan beriman melainkan dengan izin Allah", dengan kehendak dan keinginanNya qadariyah dan syar'iyyah. Siapa pun makhluk yang layak untuk itu, yang mana iman tumbuh padanya maka Allah memberinya hidayah dan taufik. ﴾ وَيَجۡعَلُ ٱلرِّجۡسَ ﴿ "Dan Allah menimpa-kan azab", kese-satan dan keburukan ﴾ عَلَى ٱلَّذِينَ لَا يَعۡقِلُونَ ﴿ "kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya", untuk memikirkan perin-tah-perintah dan larangan-larangan Allah, tidak mempedulikan nasihat-nasihat dan wasiat-wasiatNya.