Yunus Ayat 93
وَلَقَدْ بَوَّأْنَا بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ مُبَوَّاَ صِدْقٍ وَّرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ ۚفَمَا اخْتَلَفُوْا حَتّٰى جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ ۗاِنَّ رَبَّكَ يَقْضِيْ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ فِيْمَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ ( يونس: ٩٣ )
Wa Laqad Bawwa'nā Banī 'Isrā'īla Mubawwa'a Şidqin Wa Razaqnāhum Mina Aţ-Ţayyibāti Famā Akhtalafū Ĥattaá Jā'ahumu Al-`Ilmu 'Inna Rabbaka Yaqđī Baynahum Yawma Al-Qiyāmati Fīmā Kānū Fīhi Yakhtalifūna. (al-Yūnus 10:93)
Artinya:
Dan sungguh, Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rezeki yang baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Tuhan kamu akan memberi keputusan antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu. (QS. [10] Yunus : 93)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah dijelaskan tentang kezaliman Fir'aun dan pengikutnya serta azab yang dialami diakhir hidupnya, lalu dijelaskan tentang anugerah Allah kepada bani Israil. Dan sungguh, Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus, yakni tempat yang terpenuhi segala kebutuhan hidup, tanah yang subur, lingkungan yang nyaman, dan udara yang segar, dan Kami beri mereka rezeki yang baik dari hasil bumi. Maka setelah mendapatkan rezeki mereka tidak berselisih dalam urusan dunia maupun agama, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan yang tersebut dalam Taurat. Sesungguhnya Tuhan kamu, wahai Nabi Muhammad, akan memberi keputusan antara mereka pada hari Kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Sesudah Allah mengakhiri kisah Firaun, maka pada ayat ini, Allah menyebutkan riwayat Bani Israil, setibanya mereka pada tempat yang dijanjikan Tuhan. Allah telah menempatkan mereka di negeri yang indah yaitu negeri Palestina. Sebagaimana diterangkan pula dalam ayat yang lain firman Allah:
Dan Kami wariskan kepada kaum yang tertindas itu bumi bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami berkahi. (al-Araf/7: 137)
Allah melimpahkan rezeki yang baik dan bermacam-macam, seperti peternakan, perkebunan, pertanian, dan perikanan di daratan, seperti Laut Mati, dan di lautan kepada Bani Israil. Mereka hidup rukun dan damai penuh bahagia di negeri yang baru itu. Tetapi kemudian timbul perselisihan yang besar di kalangan mereka sesudah mereka mempelajari kitab Taurat dan hukum-hukum-Nya. Sebenarnya tidak wajar mereka itu berselisih paham sebab Allah telah cukup jelas menerangkan kepada mereka syariat-Nya. Jika timbul perselisihan maka hal itu disebabkan faktor pribadi dan kepentingan golongan di antara mereka. Firman Allah:
Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab, kecuali setelah mereka memperolah ilmu, karena kedengkian di antara mereka. (ali Imran/3: 19)
Kedengkian dan kebencian terhadap golongan lain, ambisi pribadi, bermegah-megah dan kepentingan golongan serta faktor-faktor subyektif sangat mempengaruhi orang-orang Yahudi dalam mempelajari Kitab Suci. Mereka tidak segan memutarbalikkan pengertian ayat dari arti yang sebenarnya. Firman Allah:
(Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. (an-Nisa/4: 46)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan perihal nikmat-Nya yang telah Dia limpahkan kepada kaum Bani Israil, yaitu nikmat agama dan duniawi. Firman Allah Swt. yang mengatakan:
...di tempat kediaman yang bagus
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud ialah kota-kota di negeri Mesir dan negeri Syam yang terletak di sekitar Baitul Maqdis dan kawasan sekelilingnya. Karena sesungguhnya Allah Swt. setelah membinasakan Fir'aun dan bala tentaranya, maka kekuasaan negeri-negeri Mesir seluruhnya berada di tangan Nabi Musa, seperti yang disebutkan oleh Allah Swt. dalam firman-Nya:
Dan Kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu negeri-negeri bagian timur dan bagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya. Dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka. Dan Kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka. (Al A'raf:137)
Maka Kami keluarkan Fir’aun dan kaum-kaumnya dari taman-taman dan mata air, dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israil. (Asy Syu'ara:57-59)
Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan. (Ad Dukhaan:25), hingga beberapa ayat berikutnya
Akan tetapi, mereka bersama Musa a.s. terus berjalan mencari Baitul Muqaddas yang merupakan negeri Nabi Ibrahim Al-Khalil a.s. Mereka terus mengikuti Nabi Musa yang mencari Baitul Maqdis yang saat itu telah diduduki oleh suatu kaum dari bangsa 'Amaliqah.
Bani Israil surut mundur, tidak mau berperang melawan mereka. Maka Allah menyesatkan kaum Bani Israil di Padang Tih selama empat puluh tahun. Dalam masa itu Harun meninggal dunia, kemudian disusul oleh Nabi Musa a.s.
Setelah keduanya wafat, mereka berhasil keluar dari Padang Tih itu bersama Yusya' ibnu Nun. dan Allah membukakan bagi mereka Baitul Muqaddas. Sejak saat itu kekuasaan Baitul Muqaddas berada di tangan mereka sampai direbut oleh Bukhtansar selama beberapa masa, tetapi pada akhirnya dapat direbut kembali oleh Bani Israil.
Sesudah itu negeri Baitul Muqaddas direbut oleh raja-raja Yunani, dan mereka menguasainya dalam kurun waktu yang cukup lama. Di masa itulah Allah Swt. mengutus Nabi Isa ibnu Maryam a.s. Maka orang-orang Yahudi —semoga Allah melaknat mereka— meminta bantuan kepada raja-raja Yunani itu untuk memusuhi Isa a.s., saat itu orang-orang Yahudi berada di bawah kekuasaan mereka.
Orang-orang Yahudi melancarkan hasutannya terhadap Isa a.s. di hadapan raja-raja Yunani dan mengatakan kepada mereka bahwa Isa telah mengadakan pergerakan yang membuat rakyat kerajaan menjadi rusak. Maka raja-raja Yunani mengirimkan orang-orangnya untuk menangkap Isa a.s.
Lalu Allah Swt. mengangkat Isa kepada-Nya dan menyerupakan salah seorang dari kaum Hawariyin dengannya di mata mereka atas kehendak dan kekuasaan Allah Swt. Kemudian mereka menangkap orang yang serupa dengan Isa itu dan menyalibnya, mereka menduga bahwa dia adalah Isa.
mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa, tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (An-Nisa:157-158)
Tiga ratus tahun kemudian sesudah Isa a.s. masuklah Konstantin, salah seorang raja Yunani, ke dalam agama Nasrani. Dia adalah seorang filosof sebelum itu. Menurut suatu pendapat, ia masuk ke dalam agama Nasrani karena taqiyyah (diplomasi): dan menurut pendapat yang lainnya lagi sebagai tipu muslihat untuk merusak agama dari dalam.
Maka para uskup dari kalangan mereka membuat undang-undang dan syariat-syariat dalam agama Nasrani untuknya yang mereka buat-buat dan ada-adakan sendiri. Dan Raja Konstantin membuatkan untuk mereka gereja-gereja, biara-biara yang besar dan yang kecil, serta patung-patung dan tempat-tempat peribadatan Nasrani. Di masa itu agama Nasrani mengalami kemajuan yang pesat, dan terkenal dengan adanya penggantian, perubahan, penyimpangan yang banyak, serta kedustaan sehingga bertentangan dengan agama Al-Masih yang asli.
Tiada seorang pun dari kalangan Bani Israil yang bertahan pada agama Al-Masih yang asli, kecuali sedikit orang dari kalangan para rahib yang memencilkan dirinya di padang sahara dan tempat-tempat yang jauh dari keramaian dengan rumah-rumah peribadatan mereka.
Agama Nasrani menguasai negeri Syam, sebagian dari Jazirah Arab, dan negeri-negeri Romawi. Raja Konstantin membangun sebuah kota besar yang diberi nama Konstantinopel, lalu Qumamah, Bait Lahm, dan berbagai gereja di Baitul Maqdis dan kota-kota di Hauran. seperti kota Basra dan lain-lainnya, bangunan-bangunan yang didirikannya itu cukup megah dan kuat. Sejak saat itulah salib mulai disembah, dan mereka sembahyang dengan menghadap ke arah timur, lalu mereka menggambar semua gereja, menghalalkan daging babi, dan lain-lainnya yang mereka buat-buat dalam agama mereka, baik yang menyangkut masalah cabang maupun pokoknya. Mereka juga membuat amanat yang kecil untuk sang raja, lalu mereka menamakannya dengan amanat yang besar dan membuat untuknya banyak undang-undang, keterangan mengenai hal ini cukup panjang.
Kekuasaan mereka masih tetap bercokol di negeri-negeri tersebut hingga negeri-negeri itu berhasil direbut dari tangan mereka oleh para sahabat Nabi Muhammad Saw. Dan kota Baitul Maqdis berhasil ditaklukkan oleh Amirul Mu’minin Umar ibnul Khattab r.a.
Firman Allah Swt.:
Dan kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik.
Yakni rezeki yang halal lagi baik, bermanfaat serta dinilai baik untuk keperluan tubuh dan agama.
Firman Allah Swt.:
Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang Kepada mereka pengetahuan (yang tersebut di dalam Taurat).
Maksudnya, tidaklah mereka berselisih dalam sesuatu masalah melainkan setelah mereka mendapat pengetahuan. Dengan kata lain. sebenarnya mereka tidak usah berselisih pendapat karena Allah telah menjelaskan kepada mereka dan menghapuskan dari mereka semua kekeliruan. Di dalam sebuah hadis disebutkan:
Bahwa orang-orang Yahudi berpecah belah menjadi tujuh puluh satu golongan, dan orang-orang Nasrani berpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umat ini kelak akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga golongan, salah satu golongan darinya masuk surga, sedangkan yang tujuh puluh dua golongan masuk ke dalam neraka. Ditanyakan kepada Rasulullah, siapakah mereka wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: Tuntunan yang dijalankan olehku dan sahabat-sahabatku.
Imam Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya meriwayatkannya dengan lafaz yang sama, dan hadis ini terdapat pula di dalam kitab-kitab Sunnah dan kitab-kitab Musnad. Karena itulah Allah Swt. berfirman:
Sesungguhnya Tuhan kamu akan memutuskan antara mereka.
Yakni akan memutuskan peradilan di antara mereka.
...di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan) memberikan tempat (Bani Israel di tempat kediaman yang bagus) tempat yang terhormat, yaitu negeri Syam dan negeri Mesir (dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih) sekalipun sebagian di antara mereka beriman dan sebagian yang lain kafir (kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan, yang tersebut dalam Taurat. Sesungguhnya Rabb kamu akan memutuskan antara mereka di hari kiamat tentang apa yang mereka perselisihkan itu) dalam masalah agama, yaitu dengan menyelamatkan orang-orang beriman dan mengazab orang-orang kafir.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan sungguh, setelah peristiwa itu, Kami beri kekuatan kepada Banû Isrâ'îl. Mereka pun kemudian hidup tenteram di tanah yang subur dan dapat melaksanakan ajaran agama serta terhindar dari penindasan yang mereka alami sebelumnya. Mereka telah mendapatkan pelbagai rezeki dan karunia yang melimpah ruah. Tetapi baru saja mereka merasakan kenikmatan hidup mulia setelah sebelumnya hidup dalam keterhinaan, mereka sudah dihinggapi perpecahan. Maka terjadilah perselisihan antara mereka, meski sebenarnya sudah jelas bagi mereka mana yang benar dan mana yang salah. Di hari kiamat nanti, Allah akan memutuskan apa yang telah mereka perselisihkan, dan Dia akan memberi balasan sesuai dengan perbuatan mereka.
6 Tafsir as-Saadi
"Kemudian sesudah rasul-rasul itu, Kami utus Musa dan Harun kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya, dengan (mem-bawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami, maka mereka me-nyombongkan diri dan mereka adalah orang-orang yang berdosa. Dan tatkala telah datang kepada mereka kebenaran dari sisi Kami, mereka berkata, 'Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata.' Musa berkata, 'Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran ketika ia datang kepadamu, sihirkah ini? Padahal ahli-ahli sihir itu tidak-lah mendapat kemenangan.' Mereka berkata, 'Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya, dan supaya kamu berdua mempunyai kekuasaan di muka bumi? Kami tidak akan memper-cayai kamu berdua.' Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya), 'Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai!' Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang, Musa berkata kepada mereka, 'Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan'." (Yunus: 75-80)
"Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata kepada me-reka, 'Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya.' Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan. Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya). Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-we-nang di muka bumi. Dan sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang melampaui batas. Musa berkata, 'Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakallah kepadaNya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri.' Lalu mereka berkata, 'Kepada Allah-lah kami bertawakal! Ya Rabb kami, janganlah Eng-kau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim'." (Yunus: 81-85)
"Dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari (tipu daya) orang-orang yang kafir. Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya, 'Kalian berdua ambillah beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah shalat serta gembira-kanlah orang-orang yang beriman.' Musa berkata, 'Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia. Ya Rabb kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalanMu. Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat siksaan yang pedih.' Allah berfirman, 'Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui'." (Yunus: 86-89)
"Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir'aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir'aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia, 'Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya ter-masuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).' Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang ber-buat kerusakan? Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang da-tang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia le-ngah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik. Maka mereka tidak berselisih, kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat). Sesungguhnya Rabbmu akan memutuskan antara mereka di Hari Kiamat tentang sesuatu yang mereka per-selisihkan itu." (Yunus: 90-93)
(75) Maksudnya, kemudian Kami mengutus (setelah para rasul yang Allah utus kepada kaum yang mendustakan yang di-binasakan) ﴾ مُّوسَىٰ ﴿ "Musa" bin Imran, Rasul yang berbicara kepada Allah (Kalimurrahman), salah seorang rasul Ulul Azmi, salah seorang Rasul besar yang diteladani oleh mereka yang mana syariat yang agung lagi luas diturunkan kepadanya, dan Kami menjadikan Harun saudaranya sebagai pendukungnya. Kami mengutus keduanya, ﴾ إِلَىٰ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَإِيْهِۦ ﴿ "kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya." Yakni para pemimpin dan pembesar kaumnya, karena mayoritas mereka mengikuti para pemimpin ﴾ بِـَٔايَٰتِنَا ﴿ "dengan (membawa) tanda-tanda (mukjizat-mukjizat) Kami", yang menunjukkan ajaran yang dibawa-nya yaitu tauhid dan larangan menyembah selainNya. ﴾ فَٱسۡتَكۡبَرُواْ ﴿ "Maka mereka menyombongkan diri", darinya sebagai bentuk kezha-liman dan tinggi hati setelah meyakininya. ﴾ وَكَانُواْ قَوۡمٗا مُّجۡرِمِينَ ﴿ "Dan mereka adalah orang-orang yang berdosa." Allah telah memvonis me-reka sebagai orang-orang yang (bergelimang) dosa dan mendusta-kan (ajaran Nuh).
(76) ﴾ فَلَمَّا جَآءَهُمُ ٱلۡحَقُّ مِنۡ عِندِنَا ﴿ "Dan tatkala telah datang kepada me-reka kebenaran dari sisi Kami", yang merupakan kebenaran terbesar dan teragung. Ia dari sisi Allah yang mana seluruh leher tunduk kepada keagunganNya. Dia adalah Rabb semesta alam yang men-didik makhlukNya dengan nikmat-nikmatNya. Tatkala kebenaran dari Allah datang kepada mereka melalui Musa, maka mereka me-nolaknya dan tidak menerimanya. ﴾ قَالُوٓاْ إِنَّ هَٰذَا لَسِحۡرٞ مُّبِينٞ ﴿ "Mereka berkata, 'Sesungguhnya ini adalah sihir yang nyata'." Mereka merasa tidak cukup –semoga Allah menimpakan keburukan kepada mereka– dengan berpaling dan menolak lebih dari itu, mereka menjadikan-nya sebagai kebatilan yang paling batil yaitu sihir yang hakikat sebenarnya adalah bualan, bahkan mereka menjadikannya sebagai sihir yang jelas lagi nyata padahal sebenarnya ia adalah kebenaran yang nyata.
(77) Oleh karena itu, ﴾ قَالَ مُوسَىٰٓ ﴿ "Musa berkata", kepada me-reka sebagai bentuk pencelaan atas penolakan terhadap kebenaran yang tidak ditolak kecuali oleh orang yang paling zhalim.﴾ أَتَقُولُونَ لِلۡحَقِّ لَمَّا جَآءَكُمۡۖ ﴿ "Apakah kamu mengatakan terhadap kebenaran ketika ia datang kepadamu." Maksudnya, apakah kamu berkata bahwa ia adalah sihir yang nyata, ﴾ أَسِحۡرٌ هَٰذَا ﴿ "sihirkah ini?" Maksudnya, lihatlah sifatnya dan apa yang dikandungnya maka hanya dengan itu bisa dipastikan bahwa ia adalah kebenaran, ﴾ وَلَا يُفۡلِحُ ٱلسَّٰحِرُونَ ﴿ "padahal ahli-ahli sihir itu tidaklah mendapat kemenangan." Tidak di dunia dan tidak di akhirat. Lihatlah siapakah yang meraih akibat yang baik, siapa yang ber-untung, siapa yang berhasil, setelah itu mereka mengetahui dan setiap orang melihat bahwa Musalah yang menang dan beruntung dengan keberuntungan dunia dan akhirat.
(78) ﴾ قَالُوٓاْ ﴿ "Mereka berkata", kepada Musa, sebagai bentuk penolakan ucapannya dengan apa yang mana dia tidak mampu untuk menolaknya. ﴾ أَجِئۡتَنَا لِتَلۡفِتَنَا عَمَّا وَجَدۡنَا عَلَيۡهِ ءَابَآءَنَا ﴿ "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari apa yang kami dapati nenek moyang kami mengerjakannya." Maksudnya, apakah kamu datang kepada kami untuk menghalangi kami dari syirik dan ibadah kepada selain Allah yang kami dapati turun temurun dari nenek moyang kami dan memerintahkan kami agar menyembah Allah semata tanpa sekutu bagiNya. Mereka menjadikan ucapan nenek moyang mereka yang sesat sebagai hujjah yang dengannya mereka menolak kebenaran yang dibawa oleh Musa عليه السلام.
Dan FirmanNya, ﴾ وَتَكُونَ لَكُمَا ٱلۡكِبۡرِيَآءُ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Dan supaya kamu ber-dua mempunyai kekuasaan di muka bumi?" Maksudnya, kamu datang kepada kami agar kamu menjadi pemimpin dan mengusir kami dari tanah air kami? Ini adalah tipuan dari mereka, promosi terhadap kebodohan mereka dan provokasi kepada orang awam agar me-musuhi Musa dan tidak beriman kepadanya. Ini tidak dijadikan sebagai hujjah oleh orang yang mengetahui hakikat dan mampu membedakan perkara-perkara, karena hujjah tidak ditolak kecuali dengan hujjah dan bukti.
Adapun orang yang hadir membawa kebenaran lalu kebena-rannya ditolak dengan ucapan yang seperti ini maka itu menunjuk-kan kelemahan orang yang menghadirkannya untuk mendatangkan argumen yang bisa menolak pendapat lawan dialognya, karena seandainya dia mempunyai hujjah, niscaya dia menurunkannya dan tidak mengucapkan, "Tujuanmu adalah begini-begini, atau targetmu adalah ini dan ini." Sama saja dia jujur atau dusta dalam ucapannya dan pemberitaannya tentang maksud lawannya, padahal setiap orang yang mengetahui keadaan Musa dan ajaran yang didakwah-kannya, niscaya dia akan mengetahui bahwa dia sama sekali tidak memiliki tujuan berkuasa di muka bumi, tujuan Musa sama dengan tujuan para rasul yang lain: memberi petunjuk dan membimbing manusia kepada apa yang bermanfaat bagi mereka. Akan tetapi perkara sebenarnya adalah apa yang mereka ungkapkan sendiri dengan ucapannya, ﴾ وَمَا نَحۡنُ لَكُمَا بِمُؤۡمِنِينَ ﴿ "Kami tidak akan mempercayai kamu berdua." Sebagai bentuk pengingkaran dan kesombongan bu-kan karena kebatilan apa yang dibawa oleh Musa dan Harun, tidak pula karena kerancuan padanya dan tidak pula karena makna-makna lainnya kecuali karena kezhaliman, permusuhan dan kekuasaan yang mereka tuduhkan kepada Musa dan Harun.
(79) ﴾ وَقَالَ فِرۡعَوۡنُ ﴿ "Fir'aun berkata (kepada pemuka kaumnya)", sebagai bentuk penentangan kepada kebenaran yang dibawa oleh Musa dan menunjukkan kekuatannya di depan kaum dan pengi-kutnya, ﴾ ٱئۡتُونِي بِكُلِّ سَٰحِرٍ عَلِيمٖ ﴿ "Datangkanlah kepadaku semua ahli-ahli sihir yang pandai." Yakni ahli dan mumpuni dalam urusan sihir, maka Fir'aun meminta agar para penyihir yang mahir dalam berbagai jenis dan bentuknya dihadirkan dari seluruh penjuru Mesir.
(80) ﴾ فَلَمَّا جَآءَ ٱلسَّحَرَةُ ﴿ "Maka tatkala ahli-ahli sihir itu datang", untuk bertarung melawan Musa, ﴾ قَالَ لَهُم مُّوسَىٰٓ أَلۡقُواْ مَآ أَنتُم مُّلۡقُونَ ﴿ "Musa berkata kepada mereka, 'Lemparkanlah apa yang hendak kamu lemparkan'." Yakni apa pun yang kamu inginkan tanpa harus aku tentukan, hal itu karena Musa yakin dapat mengalahkan mereka, tak peduli mereka dan apa yang mereka hadirkan. @
(81) ﴾ فَلَمَّآ أَلۡقَوۡاْ ﴿ "Maka setelah mereka lemparkan", tambang-tambang dan tongkat-tongkat mereka, maka seolah-olah ia adalah ular yang merayap. ﴾ قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئۡتُم بِهِ ٱلسِّحۡرُۖ ﴿ "Musa berkata, 'Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir'." Ini adalah sihir yang besar, walau-pun ia besar, akan tetapi ﴾ إِنَّ ٱللَّهَ سَيُبۡطِلُهُۥٓ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصۡلِحُ عَمَلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "sesung-guhnya Allah akan menampakkan ketidakbenarannya. Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-orang yang membuat kerusakan." Karena mereka menginginkan (dengan hal tersebut) untuk mendukung kebatilan di atas kebenaran, adakah kerusakan yang lebih besar daripada ini? Begitulah setiap perusak melakukan sesuatu lalu dia membuat tipu daya dan makar, per-buatannya pasti batal dan terkikis, meskipun dalam waktu tertentu apa yang dilakukannya cukup laris, akan tetapi ujung-ujungnya adalah habis dan lenyap. Adapun orang-orang yang memperbaiki diri yang mana tujuan dari perbuatan mereka adalah Wajah Allah dan ia adalah perbuatan-perbuatan dan sarana-sarana yang berguna yang diperintahkan, maka Allah memperbaiki perbuatan mereka, menjunjungnya dan menumbuhkannya selalu.
(82) Musa melempar tongkatnya, ia pun melahap semua apa yang mereka bikin lalu batallah sihir mereka, lenyaplah kebatilan mereka. ﴾ وَيُحِقُّ ٱللَّهُ ٱلۡحَقَّ بِكَلِمَٰتِهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُجۡرِمُونَ ﴿ "Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapanNya walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya)." Maka ahli sihir itu tunduk kepada Musa ketika jelas bagi mereka kebenaran, Fir'aun mengancam mereka akan menyalib dan memotong tangan dan kaki mereka, tetapi mereka tidak gentar dan tetap teguh beriman.
(83) Adapun Fir'aun dengan kaum dan pembesarnya serta pengikut mereka maka tidak seorang pun dari mereka yang ber-iman bahkan mereka terus terlelap di dalam kesesatan mereka. Oleh karena itu Allah berfirman, ﴾ فَمَآ ءَامَنَ لِمُوسَىٰٓ إِلَّا ذُرِّيَّةٞ مِّن قَوۡمِهِۦ ﴿ "Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa)." Yakni anak-anak muda Bani Israil yang sabar dalam meng-hadapi rasa takut karena iman yang bercokol di dalam hatinya ﴾ عَلَىٰ خَوۡفٖ مِّن فِرۡعَوۡنَ وَمَلَإِيْهِمۡ أَن يَفۡتِنَهُمۡۚ ﴿ "dalam keadaan takut bahwa Fir'aun dan pe-muka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka", karena agama mereka. ﴾ وَإِنَّ فِرۡعَوۡنَ لَعَالٖ فِي ٱلۡأَرۡضِ ﴿ "Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat semena-mena di muka bumi", maksudnya dia mempunyai kekuasaan dan kekuatan maka pantas mereka takut terhadap ancamannya, lebih-lebih karena dia ﴾ وَإِنَّهُۥ لَمِنَ ٱلۡمُسۡرِفِينَ ﴿ "termasuk orang-orang yang melampaui batas." Mak-sudnya, dia termasuk orang-orang yang melamapui batas dalam urusan melanggar dan menganiaya. Hikmah –wallahu a'lam– dari berimannya anak-anak muda dari Bani Israil kepada Musa adalah karena anak-anak muda lebih bisa menerima dan menaati kebenar-an, lain halnya dengan orang-orang tua yang hidup di atas kekufur-an, mereka lebih jauh dari kebenaran disebabkan karena keyakinan yang rusak yang ada di dalam hati mereka.
(84) ﴾ وَقَالَ مُوسَىٰ ﴿ "Musa berkata", dalam keadaan mewasiatkan kaumnya supaya bersabar, mengingatkan mereka dengan apa me-reka meminta pertolongan dalam hal itu, dia berkata, ﴾ يَٰقَوۡمِ إِن كُنتُمۡ ءَامَنتُم بِٱللَّهِ ﴿ "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah," maka lakukanlah konsekuensi iman, ﴾ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ ﴿ "dan bertakwalah kepadaNya saja jika kamu benar-benar orang yang berserah diri." Maksudnya, berpe-ganglah kepadaNya, kembalilah kepadaNya dan mohonlah perto-longan kepadaNya.
(85) ﴾ فَقَالُواْ ﴿ "Lalu mereka berkata", sebagai bentuk ketaatan dalam hal ini, ﴾ عَلَى ٱللَّهِ تَوَكَّلۡنَا رَبَّنَا لَا تَجۡعَلۡنَا فِتۡنَةٗ لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Kepada Allah-lah kami bertawakal ! Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim." Maksudnya, janganlah Engkau men-jadikan mereka berkuasa atas kami yang akibatnya mereka akan menyiksa dan mengalahkan kami. Maka Bani Israil pun terfitnah oleh hal itu, dan mereka berkata, "Kalau mereka berpegang teguh pada kebenaran, niscaya mereka tidak dikalahkan."
(86) ﴾ وَنَجِّنَا بِرَحۡمَتِكَ مِنَ ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ﴿ "Dan selamatkanlah kami dengan rahmatMu dari (tipu daya) orang-orang yang kafir." Agar kami selamat dari kejahatan mereka dan agar kami berdiri tegak di atas agama kami dengan baik sehingga kami mampu menegakkan dan menam-pakkan syariat tanpa penentang dan pelawan.
(87) ﴾ وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَىٰ مُوسَىٰ وَأَخِيهِ ﴿ "Dan Kami wahyukan kepada Musa dan saudaranya", ketika keadaan pada kaumnya semakin sulit akibat ulah Fir'aun dan kaumnya, dan mereka berusaha memfitnah me-reka dari agama mereka, ﴾ أَن تَبَوَّءَا لِقَوۡمِكُمَا بِمِصۡرَ بُيُوتٗا ﴿ "kalian berdua ambillah beberapa buah rumah di Mesir untuk tempat tinggal bagi kaummu." Maksudnya, perintahkan mereka agar mendirikan rumah yang bisa mereka pakai untuk bersembunyi di dalamnya. ﴾ وَٱجۡعَلُواْ بُيُوتَكُمۡ قِبۡلَةٗ ﴿ "Dan jadikanlah rumah-rumahmu itu tempat shalat." Maksudnya, ja-dikan rumahmu tempat untuk shalat di mana kamu tidak mampu melakukannya di tempat-tempat ibadah umum. ﴾ وَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَۗ ﴿ "Dan dirikanlah shalat," karena ia adalah penolong dalam segala urusan. ﴾ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَۖ ﴿ "Serta gembirakanlah orang-orang yang beriman," dengan kemenangan, dukungan dan unggulnya agama mereka, karena akan selalu ada kemudahan di balik kesulitan-kesulitan, sesung-guhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, ketika keadaannya semakin sulit dan susah maka Allah akan menghilangkan dan me-mudahkannya.
(88) Tatkala Musa melihat Fir'aun dan kaumnya semakin keras dan menentang, maka dia mendoakan kejelekan atas mereka dan Harun mengamini doanya, dia berkata,﴾ رَبَّنَآ إِنَّكَ ءَاتَيۡتَ فِرۡعَوۡنَ وَمَلَأَهُۥ زِينَةٗ ﴿ "Ya Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan", yang mereka pakai dari ber-bagai jenis perhiasan, pakaian, istana-istana yang indah, kendaraan yang mewah dan pelayan-pelayan. ﴾ وَأَمۡوَٰلٗا ﴿ "dan harta", yang ba-nyak, ﴾ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا رَبَّنَا لِيُضِلُّواْ عَن سَبِيلِكَۖ ﴿ "dalam kehidupan dunia. Ya Rabb kami akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalanMu." Mereka tidak memakai harta mereka kecuali untuk menyesatkan orang-orang dari jalanMu, maka mereka sesat dan menyesatkan. ﴾ رَبَّنَا ٱطۡمِسۡ عَلَىٰٓ أَمۡوَٰلِهِمۡ ﴿ "Ya Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka", maksudnya lenyapkanlah harta mereka dengan cara diludeskan atau ia dijadi-kan batu yang tidak berguna. ﴾ وَٱشۡدُدۡ عَلَىٰ قُلُوبِهِمۡ ﴿ "Dan kunci matilah hati mereka." Yakni jadikanlah ia keras. ﴾ فَلَا يُؤۡمِنُواْ حَتَّىٰ يَرَوُاْ ٱلۡعَذَابَ ٱلۡأَلِيمَ ﴿ "Sehingga mereka tidak beriman sampai mereka melihat siksaan yang pedih." Musa mengatakan ini karena marah kepada mereka di mana mereka berani melanggar hal-hal yang diharamkan Allah, merusak hamba-hamba Allah dan menghalang-halangi dari jalanNya, karena Musa tahu betul bahwa Allah akan menghukum mereka atas perbuatan mereka dengan menutup pintu iman atas mereka.
(89) ﴾ قَالَ ﴿ "Allah berfirman, ﴾ قَدۡ أُجِيبَت دَّعۡوَتُكُمَا ﴿ 'Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua." Ini adalah dalil bahwa Musa berdoa sedangkan Harun mengamini doanya, dan bahwa orang yang mengamini doa adalah rekan orang yang berdoa dalam doa itu, ﴾ فَٱسۡتَقِيمَا ﴿ "sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus", di atas agama kamu berdua dan teruslah berdakwah. ﴾ وَلَا تَتَّبِعَآنِّ سَبِيلَ ٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui." Maksudnya, jangan mengikuti orang-orang bodoh yang sesat yang menyimpang dari jalan yang lurus yang mengikuti jalan Neraka Jahim.
(90) Allah memerintahkan Musa agar membawa Bani Israil pergi di waktu malam. Allah mengabarkan bahwa mereka akan mengikutinya. Fir'aun membuat pengumuman di seluruh penjuru negeri bahwa mereka itu –Musa dan kaumnya– hanyalah segelintir orang pinggiran. Mereka marah kepada kami dan kita mewaspadai mereka. Fir'aun mengumpulkan bala tentaranya dari atasan sampai bawahan. Dia dengan bala tentaranya mengejar Bani Israil dengan kesombongan dan permusuhan, mereka hendak menangkap Musa dan membuat kerusakan di bumi. Jika kekejian telah memuncak dan dosa telah menguat maka tunggulah azab dari Allah. ﴾ وَجَٰوَزۡنَا بِبَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ ٱلۡبَحۡرَ ﴿ "Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut." Hal itu karena Allah mewahyukan kepada Musa tatkala dia sampai di laut agar memukul laut dengan tongkatnya. Musa memukulnya, maka terbelahlah dua belas jalan, Bani Israil melaluinya, Fir'aun te-rus menguntit dengan bala tentaranya di belakangnya. Ketika Musa dan kaumnya telah sampai di daratan ujung sedangkan Fir'aun dengan bala tentaranya masih di tengah laut, maka Allah memerin-tahkan kepada laut untuk menelan Fir'aun dan bala tentaranya, maka ia pun memakan Fir'aun dan bala tentaranya. Mereka teng-gelam dengan dilihat oleh Bani Israil. Manakala Fir'aun tenggelam dan dia yakin akan mati, ﴾ قَالَ ءَامَنتُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا ٱلَّذِيٓ ءَامَنَتۡ بِهِۦ بَنُوٓاْ إِسۡرَٰٓءِيلَ ﴿ "berkatalah dia, 'Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan (Rabb) yang diperca-yai oleh Bani Israil'." Yaitu Allah Rabb Yang Mahabenar, yang tiada Rabb melainkan Dia, ﴾ وَأَنَا۠ مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ ﴿ "dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." Yakni tunduk kepada agama Allah dan ajaran yang dibawa Musa.
(91) Allah تعالى berfirman menjelaskan bahwa iman dalam kondisi seperti ini tidaklah berguna baginya. ﴾ ءَآلۡـَٰٔنَ ﴿ "Apakah sekarang (baru kamu percaya)", beriman dan mengakui Rasul Allah,﴾ وَقَدۡ عَصَيۡتَ قَبۡلُ ﴿ "padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu." Maksud-nya, kamu terang-terangan bermaksiat, mengingkari dan mendus-takan, ﴾ وَكُنتَ مِنَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ ﴿ "dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?" Iman tidak berguna bagimu sebagaimana Sunnatullah yang berlaku bahwa jika orang kafir telah sampai kepada keadaan darurat ini, maka imannya tidak berguna baginya karena imannya adalah iman kepada sesuatu yang terlihat sebagaimana iman orang pada saat Kiamat tiba. Iman yang berguna itu adalah iman kepada yang ghaib.
(92) ﴾ فَٱلۡيَوۡمَ نُنَجِّيكَ بِبَدَنِكَ لِتَكُونَ لِمَنۡ خَلۡفَكَ ءَايَةٗۚ ﴿ "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu." Ahli tafsir menyatakan bahwa Bani Israil ketika di dalam hatinya terdapat ketakutan yang sangat ter-hadap Fir'aun, maka mereka sepertinya tidak percaya kalau Fir'aun telah tenggelam, mereka meragukan itu. Maka Allah memerintah-kan laut agar melemparkan Fir'aun ke atas agar ia menjadi tanda dan pelajaran bagi mereka. ﴾ وَإِنَّ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلنَّاسِ عَنۡ ءَايَٰتِنَا لَغَٰفِلُونَ ﴿ "Dan sesung-guhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." Oleh karena itu, tanda-tanda tersebut lewat berulang-ulang tetapi mereka tidak mengambil manfaat darinya karena mereka tidak memperhatikannya. Adapun orang dengan akal dan hati yang hadir[2] maka dia dapat melihat ayat-ayat Allah sebagai dalil terbesar atas kebenaran sesuatu yang diberitakan oleh para rasul.
(93) ﴾ وَلَقَدۡ بَوَّأۡنَا بَنِيٓ إِسۡرَٰٓءِيلَ مُبَوَّأَ صِدۡقٖ ﴿ "Dan sesungguhnya Kami telah menempatkan Bani Israil di tempat kediaman yang bagus." Maksudnya, Allah menempatkan mereka di kediaman keluarga Fir'aun dan menjadikan Bani Israil sebagai pewaris negeri dan tempat tinggal mereka. ﴾ وَرَزَقۡنَٰهُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ﴿ "Dan Kami beri mereka rizki dari yang baik-baik", berupa makanan, minuman dan lain-lain, ﴾ فَمَا ٱخۡتَلَفُواْ ﴿ "maka mereka tidak berselisih", tentang kebenaran, ﴾ حَتَّىٰ جَآءَهُمُ ٱلۡعِلۡمُۚ ﴿ "kecuali setelah datang kepada mereka pengetahuan (yang tersebut dalam Taurat)." Yang membuat mereka bersatu dan bersepakat, akan tetapi seba-gian berbuat aniaya kepada sebagian yang lain, banyak dari mereka mempunyai ambisi dan tendensi yang menyelisihi kebenaran, maka terjadilah banyak perselisihan di kalangan mereka.﴾ إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِي بَيۡنَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ فِيمَا كَانُواْ فِيهِ يَخۡتَلِفُونَ ﴿ "Sesungguhnya Rabbmu akan memutuskan antara mereka di Hari Kiamat tentang sesuatu yang mereka perselisihkan itu", dengan keputusanNya yang adil yang dilandasi ilmuNya yang sem-purna dan kodratNya yang menyeluruh.
Inilah penyakit yang menimpa pengikut agama yang benar yaitu ketika setan telah berputus asa untuk mereka taati secara ke-seluruhan maka dia berusaha memprovokasi dan memicu sikap kebencian dan permusuhan di antara mereka, maka terjadilah per-selisihan yang merupakan akibat dari itu. Selanjutnya sebagian me-nyatakan sebagian yang lain sesat, sebagian memusuhi sebagian yang lain, dan hal itu membuat setan yang terlaknat berbahagia, karena jika tidak (berselisih maka dia akan berduka), lalu apabila Rabb mereka adalah satu, Rasul mereka adalah satu, agama mereka adalah satu dan kepentingan umum mereka adalah satu, maka atas dasar apa mereka berbeda-beda dengan perbedaan yang memecah kesatuan mereka, memporak-porandakan barisan mereka, mem-bongkar ikatan dan tatanan mereka. Akibatnya adalah terbengka-lainya kemaslahatan mereka baik diniyah maupun duniawiyah dan matinya sebagian dari agama mereka? Kami memohon kepada-Mu ya Allah kasih sayang kepada hamba-hambaMu yang beriman, agar Engkau menyatukan barisan mereka, memperbaiki celah me-reka dan mengembalikan yang jauh kepada yang dekat dari mereka wahai pemilik kemuliaan dan kebesaran.