Dan kepada kaum ‘Ad (Kami utus) saudara mereka, Hud. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. (Selama ini) kamu hanyalah mengada-ada. (QS. [11] Hud : 50)
Setelah dipaparkan kisah Nabi Nuh beserta kaumnya dan diakhiri dengan pernyataan bahwa kesudahan baik akan diraih orang yang bertakwa, maka pada ayat ini diuraikan tentang kisah Nabi Hud beserta kaumnya, sebagaimana firman Allah, Dan Kami mewahyukan kepadamu, wahai Nabi Muhammad bahwa kepada kaum 'Ad, Kami utus saudara mereka seketurunan, yaitu Nabi Hud. Dia berkata, "Wahai kaumku! Sembahlah Allah dan jangan menyembah selain Dia. Dialah Pencipta seluruh alam seisi-nya, tidak ada tuhan bagimu yang berhak disembah selain Dia. Dan apa pun yang selama ini kamu sembah, itu hanyalah mengada-ada karena bukti tentang keesaan dan kekuasaan Allah sudah jelas.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah telah mengutus rasul-Nya kepada bangsa ad yang berdiam di sebelah utara Hadramaut di Yaman dan sebelah barat Oman. Rasul Allah itu ialah Hud a.s. yang dipilih Allah dari bangsa ad sendiri, agar lebih mudah menyampaikan dan menanamkan kepercayaan kepada mereka. Menurut sebagian riwayat yang dikutip oleh sebagian mufasir dikatakan bahwa Nabi Hud a.s. adalah orang pertama yang berbahasa Arab dan rasul Allah pertama dari bangsa Arab keturunan Nuh a.s. Pada ayat ini, Allah mempergunakan uslub atau gaya bahasa ijaz yang singkat padat yaitu "kepada kaum ad ada saudara mereka yaitu Hud," maksudnya, "Kami telah utus kepada kaum ad seorang dari mereka yang bernama Hud." Tata bahasa semacam ini banyak dipergunakan dalam Al-Quran. Hud a.s. sebagai rasul Allah, mulai menyeru kaumnya supaya menyembah Allah Yang Maha Esa, tiada tuhan yang lain melainkan Dia. Nabi Hud a.s. melarang mereka menyembah patung-patung dan berhala-berhala, karena perbuatan semacam itu adalah mempersekutukan Tuhan dan mengadakan perkataan bohong dengan menyebutkan bahwa patung-patung dan berhala-berhala yang mereka sembah itu, sebagai penolong yang dapat memberikan manfaat dan menolak mudarat (bahaya). Padahal patung-patung itu dibuat oleh manusia.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. telah berfirman, "Dan telah Kami utus,
...kepada kaum 'Ad saudara mereka Hud.
untuk memerintahkan mereka agar menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan melarang mereka menyembah berhala-berhala yang mereka ada-adakan dan mereka jadikan nama-namanya sebagai tuhan-tuhan sembahan mereka. Nabi Hud mengatakan pula kepada kaumnya bahwa dia tidak mengharapkan suatu upah pun dari mereka atas nasihat dan penyampaian risalah dari Allah ini, sesungguhnya yang ia harapkan hanyalah pahala Allah belaka yang telah menciptakannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan) Kami utuskan (kepada kaum Ad saudara mereka) dari kabilah mereka sendiri (Hud. Ia berkata, "Hai kaumku! Sembahlah Allah) artinya esakanlah Allah (sekali-kali tidak ada bagi kalian) huruf min di sini zaidah (Tuhan selain Dia, tiada lain) (kalian) yang dimaksud adalah penyembahan kalian terhadap berhala-berhala itu (hanyalah mengada-adakan saja) kalian berdusta terhadap Allah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kepada kaum 'Ad pertama, Kami telah mengutus Hûd, saudara dari kabilah mereka. Hûd berkata kepada mereka, "Wahai kaumku, sembahlah Allah yang Mahaesa, karena tidak ada yang patut kalian sembah selain Dia. Sesungguhnya anggapan kalian bahwa Allah mempunyai sekutu yang patut disembah dan dijadikan perantara adalah kebohongan belaka."(1) (1) Lihat catatan kaki tafsir ayat 65 surat al-A'râf.