Hud Ayat 83
مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَۗ وَمَا هِيَ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ بِبَعِيْدٍ ࣖ ( هود: ٨٣ )
Musawwamatan `Inda Rabbika Wa Mā Hiya Mina Až-Žālimīna Biba`īdin. (Hūd 11:83)
Artinya:
yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim. (QS. [11] Hud : 83)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Azab yang ditimpakan kepada kaum Nabi Lut yang diberi tanda oleh Tuhanmu mengandung pesan, bahwa apa yang menimpa kaum Nabi Lut bisa jadi menimpa siapa saja. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim kapan dan di mana saja berada pada setiap kurun waktu sepanjang zaman. Apabila perbuatan keji merajalela di tengah-tengah masyarakat, dan perbuatan itu mereka lakukan secara terang-terangan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menurunkan batu-batu sijjil sebelum bumi dijungkirbalikkan. Menurut firman Allah dalam surah adz-dzariyat batu-batu itu adalah tanah liat yang terbakar sehingga menjadi batu yang diberi tanda oleh Allah Taala dengan nama orang-orang yang akan ditimpakannya. Batu-batu itu dijatuhkan di tempat yang sering dilalui orang musyrik Quraisy ketika mereka berdagang ke negeri Syam supaya menjadi peringatan bagi mereka agar jangan memusuhi Muhammad, supaya jangan ditimpa azab seperti yang menimpa kaum Nabi Lut a.s. yang ingkar kepada nabinya. Tempat itu sering dilalui oleh mereka bila mereka berdagang di musim panas di negeri Syam seperti diterangkan dalam firman Allah:
Dan sesungguhnya kamu (penduduk Mekah) benar-benar akan melalui (bekas-bekas) mereka pada waktu pagi, (ash-saffat/37: 137)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...yang diberi tanda.
Maksudnya, pada tiap-tiap batu itu diberi tanda cap nama-nama pemiliknya. Dengan kata lain, setiap batu tertuliskan nama orang yang akan ditimpa olehnya.
Qatadah dan Ikrimah mengatakan sehubungan dengan firman-Nya: yang diberi tanda. (Huud:83) yang dilumuri dengan cairan racun berwarna merah. Menurut suatu riwayat, batu-batu itu diturunkan kepada penduduk kota tersebut, juga kepada penduduk kota itu yang tersebar di berbagai kampung yang ada di sekitarnya. Ketika salah seorang penduduk kota itu sedang berbicara dengan orang-orang banyak, tiba-tiba datanglah batu dari langit menimpanya, maka ia pun roboh dan binasa di hadapan orang banyak. Batu-batu tersebut mengejar mereka di seluruh negeri, lalu membinasakannya hingga ke akar-akarnya tanpa ada seorang pun yang tersisa.
Mujahid mengatakan bahwa Jibril mengambil kaum Lut dari tempat-tempat penggembalaan ternak dan rumah-rumah mereka, lalu mengangkat mereka bersama ternak dan harta benda mereka. Jibril mengangkat mereka ke atas langit, sehingga penduduk langit dapat mendengar lolongan anjing mereka, kemudian mereka dijungkirkan ke tanah. Jibril mengangkat mereka dengan sayap kanannya, dan tatkala Jibril menjungkirkannya ke bumi, maka bagian yang mula-mula terjatuh adalah bagian halaman (pinggiran) kota itu.
Qatadah mengatakan, telah sampai kepada kami bahwa Jibril mengambil pilar tengah kota tersebut, lalu menerbangkannya ke langit sehingga penduduk langit dapat mendengar lolongan anjing mereka, setelah itu Jibril menghancurkan sebagian darinya dengan sebagian yang lain. Kemudian sisa-sisa penduduk kota itu dikejar dengan batu-batu besar yang dijatuhkan dari langit.
Diceritakan pula kepada kami bahwa mereka mendiami empat kota, pada tiap-tiap kota terdapat seratus ribu penduduk. Menurut riwayat lain adalah tiga kota besar, antara lain kota Sodom.
Qatadah mengatakan, telah sampai suatu riwayat kepada kami bahwa Ibrahim a.s. menyaksikan penghancuran kota Sodom itu dan ia mengatakan, "Hai penduduk Sodom, ini adalah hari kehancuran kalian!"
Menurut riwayat yang lain —dari Qatadah dan lain-lainnya—telah sampai kepada kami suatu kisah yang mengatakan bahwa ketika Jibril a.s. berada di pagi hari itu, ia membeberkan sayapnya. Maka beterbanganlah karenanya tanah mereka berikut isinya yang terdiri atas gedung-gedung-nya, semua hewan ternaknya, batu-batuan, dan pepohonannya. Lalu Jibril a.s. menggenggamnya dengan sayapnya dan mengepitnya di dalam sayapnya. Lalu ia terbang ke langit pertama sehingga penduduk langit mendengar suara manusia dan lolongan anjingnya, jumlah penduduk kota itu adalah empat juta jiwa. Kemudian Jibril a.s. membalikkannya dan menjatuhkannya ke tanah dalam keadaan terjungkir, lalu ia menghancurkan sebagiannya dengan sebagian yang lain. Bagian atas kota itu dibalikkan ke bawah, lalu diiringi dengan hujan batu dari tanah yang terbakar.
Muhammad ibnu Ka'b Al-Qurazi mengatakan bahwa kota-kota kaum Lut ada lima buah, yaitu: Sodom yang merupakan kota terbesar, lalu Sa'bah, Su'ud, Gomorah, dan Dauha. Jibril mengangkatnya dengan sayapnya dan membawanya ke langit, sehingga penduduk langit benar-benar dapat mendengar lolongan anjing serta kokokan ayam mereka, lalu membalikkannya ke bumi dalam keadaan terjungkir, setelah itu Allah mengiringinya dengan hujan batu.
Firman Allah Swt.:
Kami jadikan negeri kaum Lut itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar.
Allah membinasakan kota itu, dan semua kota yang ada di sekitarnya dimusnahkan.
As-Saddi mengatakan balivva Malaikat Jibril turun kepada kaum Lut pada pagi harinya, lalu Jibril mencabut bumi kota itu dari bumi lapis yang ketujuh. Kemudian ia mengangkatnya ke langit, sehingga penduduk langit pertama dapat mendengar lolongan anjing dan suara kokok ayam milik mereka, lalu Jibril membalikkannya dan membinasakan mereka. Yang demikian itu disebutkan di dalam firman-Nya:
dan negeri-negeri kaum Lut yang telah dihancurkan Allah (An- Najm: 53)
Dan siapa di antara mereka yang masih belum mati sesudah negeri mereka dijatuhkan ke bumi, maka Allah menghujaninya dengan batu-batuan sehingga matilah ia. Barang siapa di antara mereka melarikan diri ke negeri lain, maka batu-batuan itu mengejarnya ke tempat ia berada. Tersebutlah seseorang yang sedang asyik berbicara, maka dengan tiba-tiba batu itu menimpanya dan membunuhnya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya:
...dan Kami hujani mereka.
Yakni di kota-kota itu dengan batu dari tanah yang terbakar. Demikianlah menurut riwayat As-Saddi.
Firman Allah Swt.:
...dan negeri itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.
Artinya, azab dan pembalasan Allah itu tidaklah jauh dari orang-orang yang serupa dengan mereka dalam kezalimannya. Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan di dalam kitab-kitab Sunan —dari Ibnu Abbas secara marfu— disebutkan:
Barang siapa yang kalian jumpai sedang mengerjakan perbuatan kaum Lut, maka bunuhlah pelaku dan orang yang dikerjainya.
Imam Syafi’i —menurut suatu pendapat yang bersumber darinya— dan sejumlah ulama mengatakan bahwa orang yang melakukan perbuatan kaum Lut harus dibunuh, baik dia telah muhsan ataupun belum muhsan, karena berdasarkan hadis di atas.
Lain halnya dengan Imam Abu Hanifah, ia berpendapat bahwa si pelaku dijatuhkan dari tempat yang tinggi (dari ketinggian), kemudian diiringi dengan lemparan batu, seperti yang dilakukan oleh Allah Swt. terhadap kaum Lut.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Yang diberi tanda) telah ditandai masing-masing tanah yang membara itu dengan nama orang yang dikenainya (oleh Rabbmu) menjadi zharaf bagi lafal mu`allamatan (dan hal itu) makna yang diisyaratkan di sini adalah azab yang berupa batu itu atau negeri mereka (dari orang-orang yang lalim) artinya penduduk Mekah (tidak jauh).
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Bebatuan itu menimpa mereka secara bertubi-tubi sebagai tanda siksaan dari Tuhanmu, wahai Muhammad. Siksaan berupa bebatuan itu tidak akan jauh dari orang-orang zalim dari kalangan kaummu.
6 Tafsir as-Saadi
" Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan, 'Selamat.' Ibrahim menjawab, 'Selamatlah,' maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang." (Hud:69)
"Maka tatkala dia melihat tangan mereka tidak menjamah-nya, Ibrahim mencurigai perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata, 'Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.' Dan istrinya berdiri (di sampingnya) lalu dia tersenyum, maka Kami sampaikan kepadanya kabar gembira tentang (kelahiran) Ishak, dan dari Ishak (akan lahir putranya), Ya'qub. Istrinya ber-kata, 'Sungguh mengherankan, mungkinkah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku dalam keadaan yang sudah tua pula. Sesungguhnya ini benar-benar suatu yang sangat aneh.' Para malaikat itu berkata, 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah. (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkahanNya, dicurahkan atas kamu, hai Ahlul Bait! Sesung-guhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.' Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim dan berita gembira telah datang kepadanya, dia pun bertanya jawab dengan (malaikat-malaikat) Kami tentang kaum Luth. Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar seorang yang penyantun lagi penghiba dan suka kembali kepada Allah." (Hud: 70-75)
"Hai Ibrahim, tinggalkanlah tanya jawab ini. Sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu. Dan sesungguhnya mereka itu akan didatangi azab yang tidak dapat ditolak. Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu kepada Luth, dia merasa susah dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, 'Ini adalah hari yang amat sulit.' Dan datanglah kepa-danya kaumnya dengan bergegas-gegas. Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji. Luth berkata, 'Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemar-kan (nama)ku terhadap tamuku ini. Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal.' Mereka menjawab, 'Sungguh kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki'." (Hud: 76-79)
"Luth berkata, 'Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan).' Para utusan (malaikat) berkata, 'Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam, dan janganlah seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu Shubuh, bukankah Shubuh itu sudah dekat. Maka tatkala datang azab Kami, maka Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi, yang diberi tanda oleh Rabbmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim." (Hud: 80-83)
(69) ﴾ وَلَقَدۡ جَآءَتۡ رُسُلُنَآ ﴿ "Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada", ﴾ إِبۡرَٰهِيمَ ﴿ Ibrahim", al-Khalil Rasul Kami, ﴾ بِٱلۡبُشۡرَىٰ ﴿ "dengan membawa kabar gembira." Yakni kabar gembira seorang anak, ketika Allah mengutus mereka untuk mem-binasakan kaum Luth. Allah memerintahkan mereka agar singgah pada Ibrahim untuk menyampaikan berita gembira dengan lahir-nya Ishaq. Ketika para malaikat itu datang kepada Ibrahim, ﴾ قَالُواْ سَلَٰمٗاۖ قَالَ سَلَٰمٞۖ ﴿ "mereka mengucapkan, 'Salaman' (selamat). Ibrahim menjawab, 'Salamun' (selamatlah)." Maksudnya para malaikat itu mengucapkan salam, dan Ibrahim menjawab salamnya. Ini menunjukkan disya-riatkannya memberi salam. Ia adalah syariat agama Ibrahim عليه السلام, ia diucapkan sebelum berbicara. Hendaknya jawaban salam lebih mendalam daripada memberi salam, karena salam mereka meng-gunakan jumlah fi'liyah (kalimat verbal) yang menunjukkan peru-bahan kepada yang baru, dan jawabannya menggunakan kalimat ismiyah (kalimat non verbal) yang menunjukkan ketetapan dan ke-langgengan. Terdapat perbedaan besar di antara keduanya sebagai-mana hal itu diketahui dalam ilmu bahasa Arab. ﴾ فَمَا لَبِثَ ﴿ "Maka tidak lama", setelah mereka, datanglah Ibrahim ﴾ أَن جَآءَ بِعِجۡلٍ حَنِيذٖ ﴿ "menyu-guhkan daging anak sapi yang dipanggang." Maksudnya dia langsung menghadirkan untuk tamu-tamunya daging anak sapi yang gemuk yang dibakar di atas batu panas. Ibrahim menyuguhkannya seraya berkata, "Makanlah."
(70) ﴾ فَلَمَّا رَءَآ أَيۡدِيَهُمۡ لَا تَصِلُ إِلَيۡهِ ﴿ "Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya", yakni hidangan tersebut ﴾ نَكِرَهُمۡ وَأَوۡجَسَ مِنۡهُمۡ خِيفَةٗۚ ﴿ "Ibrahim mencurigai perbuatan mereka." Ibrahim mengira mereka ha-dir dengan tujuan buruk, itu sebelum dia mengetahui siapa mereka, maka mereka berkata, ﴾ لَا تَخَفۡ إِنَّآ أُرۡسِلۡنَآ إِلَىٰ قَوۡمِ لُوطٖ ﴿ "Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth." Maksudnya, kami adalah utusan Allah, Allah mengutus kami untuk membinasakan kaum Luth.
(71) ﴾ وَٱمۡرَأَتُهُۥ قَآئِمَةٞ ﴿ "Dan istrinya berdiri (di balik tirai)", melayani tamu. ﴾ فَضَحِكَتۡ ﴿ "Lalu dia tersenyum." Takjub ketika mendengar kata-kata mereka dan tugas yang mereka bawa. ﴾ فَبَشَّرۡنَٰهَا بِإِسۡحَٰقَ وَمِن وَرَآءِ إِسۡحَٰقَ يَعۡقُوبَ ﴿ "Maka Kami sampaikan kepadanya berita gembira tentang (kelahiran) Ishak dan dari Ishak (akan lahir putranya), Ya'qub."
(72) Istri Ibrahim kaget dengan hal itu, d a n ﴾ قَالَتۡ يَٰوَيۡلَتَىٰٓ ءَأَلِدُ وَأَنَا۠ عَجُوزٞ وَهَٰذَا بَعۡلِي شَيۡخًاۖ ﴿ "Istrinya berkata, 'Sungguh mengherankan, mungkin-kah aku akan melahirkan anak padahal aku adalah seorang perempuan tua, dan ini suamiku pun dalam keadaan yang sudah tua pula?" Kedua per-kara ini menghalangi lahirnya anak. ﴾ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عَجِيبٞ ﴿ "Sesungguh-nya ini benar-benar suatu yang sangat aneh."
(73) ﴾ قَالُوٓاْ أَتَعۡجَبِينَ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۖ ﴿ "Para malaikat itu berkata, 'Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah?" KetetapanNya tidaklah meng-herankan karena keinginanNya pada segala sesuatu pasti terlaksana, tidak ada yang mengherankan sedikit pun pada kodratNya khu-susnya sesuatu yang Dia atur dan tetapkan untuk penghuni rumah yang penuh berkah ini. ﴾ رَحۡمَتُ ٱللَّهِ وَبَرَكَٰتُهُۥ عَلَيۡكُمۡ أَهۡلَ ٱلۡبَيۡتِۚ ﴿ "(Itu adalah) rahmat Allah dan keberkahanNya, terlimpahkan atas kalian hai Ahlul Bait," mak-sudnya, senantiasa rahmatNya, kebaikanNya dan keberkahanNya yang merupakan tambahan dari kebaikanNya dan turunnya ke-baikan Ilahi kepada hamba (semua itu) selalu dicurahkan kepadamu hai Ahlul Bait. ﴾ إِنَّهُۥ حَمِيدٞ مَّجِيدٞ ﴿ "Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah." Dzat yang sifat-sifatNya terpuji karena sifat-sifat-Nya adalah sifat kesempurnaan, Dzat yang perbuatanNya terpuji karena perbuatanNya adalah kebaikan, kemuliaan, kemurahan, hikmah dan keadilan serta keberimbangan. ﴾ مَّجِيدٞ ﴿ "Lagi Maha Pemu-rah." Al-Majdu adalah keagungan dan keluasan sifat, Dia memiliki sifat-sifat kesempurnaan, dan Dia memiliki dari sifat-sifat kesem-purnaan itu sifat yang tersempurna dan terluas.
(74) ﴾ فَلَمَّا ذَهَبَ عَنۡ إِبۡرَٰهِيمَ ٱلرَّوۡعُ ﴿ "Maka tatkala rasa takut hilang dari Ibrahim", ketakutan yang menghinggapinya karena tamu-tamunya, ﴾ وَجَآءَتۡهُ ٱلۡبُشۡرَىٰ ﴿ "dan berita gembira telah datang kepadanya", yaitu berita kelahiran anak, maka Ibrahim pada saat itu beralih kepada tema dialog kerasulan (dengan para malaikat itu) tentang dibinasakan-nya umat Luth, dia berkata kepada mereka,
﴾ إِنَّ فِيهَا لُوطٗاۚ قَالُواْ نَحۡنُ أَعۡلَمُ بِمَن فِيهَاۖ لَنُنَجِّيَنَّهُۥ وَأَهۡلَهُۥٓ إِلَّا ٱمۡرَأَتَهُۥ ﴿
"Sesungguhnya di kota itu ada Luth." Para malaikat berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya." (Al-An-kabut: 32).
(75) ﴾ إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ لَحَلِيمٌ ﴿ "Sesungguhnya Ibrahim itu benar-benar se-orang yang penyantun." Yakni pemilik akhlak yang baik, dada yang lapang dan tidak marah ketika terjadi kejahilan dari orang-orang yang jahil. ﴾ أَوَّٰهٞ ﴿ "Lagi penghiba." Yakni orang yang merendahkan diri kepada Allah dalam setiap waktu, ﴾ مُّنِيبٞ ﴿ "dan suka kembali ke-pada Allah," dengan mengetahuiNya, mencintaiNya, menghadap kepadaNya dan berpaling dari selainNya. Oleh karena itu, dia men-debat orang yang ditetapkan binasa oleh Allah.
(76) Dikatakan kepada Ibrahim, ﴾ يَٰٓإِبۡرَٰهِيمُ أَعۡرِضۡ عَنۡ هَٰذَآۖ ﴿ "Hai Ibra-him, tinggalkanlah tanya jawab ini, yakni berdebat, ﴾ إِنَّهُۥ قَدۡ جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ ﴿ sesungguhnya telah datang ketetapan Rabbmu", untuk membinasakan mereka. ﴾ وَإِنَّهُمۡ ءَاتِيهِمۡ عَذَابٌ غَيۡرُ مَرۡدُودٖ ﴿ "Dan sesungguhnya mereka itu akan dida-tangi azab yang tidak dapat ditolak." Sehingga debatmu tidak berguna.
(77) ﴾ وَلَمَّا جَآءَتۡ رُسُلُنَا ﴿ "Dan tatkala datang utusan-utusan Kami (para malaikat) itu." Para malaikat yang sebelumnya hadir kepada Ibrahim, ketika mereka datang kepada ﴾ لُوطٗا سِيٓءَ بِهِمۡ ﴿ "Luth, dia merasa susah." Yakni kedatangan mereka membuatnya berat.﴾ وَضَاقَ بِهِمۡ ذَرۡعٗا وَقَالَ هَٰذَا يَوۡمٌ عَصِيبٞ ﴿ "Dan merasa sempit dadanya karena kedatangan mereka, dan dia berkata, 'Ini adalah hari yang amat sulit'." Yakni benar-benar sulit karena dia tahu pasti bahwa kaumnya tidak membiarkan mereka, karena mereka hadir dalam bentuk pemuda yang mulus tak ber-kumis dan berjanggut dan sangat tampan.
(78) Oleh karena itu, apa yang terlintas di benaknya benar-benar terjadi maka ﴾ وَجَآءَهُۥ قَوۡمُهُۥ يُهۡرَعُونَ إِلَيۡهِ ﴿ "datanglah kepadanya kaumnya dengan bergegas-gegas." Yakni dengan cepat dan tergesa-gesa meng-inginkan perbuatan keji yang mereka lakukan kepada tamu-tamu-nya. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَمِن قَبۡلُ كَانُواْ يَعۡمَلُونَ ٱلسَّيِّـَٔاتِۚ ﴿ "Dan sejak dahulu mereka selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang keji." Yaitu perbuatan keji yang tidak seorang pun di dunia ini yang men-dahului mereka dalam hal tersebut. ﴾ قَالَ يَٰقَوۡمِ هَٰٓؤُلَآءِ بَنَاتِي هُنَّ أَطۡهَرُ لَكُمۡۖ ﴿ "Luth berkata, 'Hai kaumku, inilah putri-putri (negeri)ku, mereka lebih suci bagimu'," daripada tamu-tamuku –ini seperti Sulaiman yang mena-warkan kepada dua orang wanita yang bersengketa pada seorang anak agar anak itu dibelah menjadi dua untuk menyingkap kebe-naran– dan karena Luth mengetahui bahwa putri-putri (negeri)nya tidak akan mereka dapatkan dan mereka tidak berhak pada mereka, dan tujuan besar dari Luth adalah menolak perbuatan keji yang besar ini. ﴾ فَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُخۡزُونِ فِي ضَيۡفِيٓۖ ﴿ "Maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku terhadap tamuku ini." Yaitu dengan cara jagalah ketakwaan kepada Allah atau hargailah tamu-tamuku, jangan kalian membuatku malu di hadapan mereka.﴾ أَلَيۡسَ مِنكُمۡ رَجُلٞ رَّشِيدٞ ﴿ "Tidak adakah di antaramu seorang yang berakal?" Yang melarang dan mencegahmu. Ini adalah dalil atas pengabaian dan penyimpangan mereka dari kebaikan dan karakter pribadi.
(79) ﴾ قَالُواْ ﴿ "Mereka menjawab", kepadanya. ﴾ لَقَدۡ عَلِمۡتَ مَا لَنَا فِي بَنَاتِكَ مِنۡ حَقّٖ وَإِنَّكَ لَتَعۡلَمُ مَا نُرِيدُ ﴿ "Sungguh kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu, dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki." Maksudnya, kami hanya menginginkan laki-laki, kami tidak menginginkan pe-rempuan.
(80) Luth عليه السلام semakin cemas saja, maka dia berkata, ﴾ قَالَ لَوۡ أَنَّ لِي بِكُمۡ قُوَّةً أَوۡ ءَاوِيٓ إِلَىٰ رُكۡنٖ شَدِيدٖ 80 ﴿ "Seandainya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)." Seperti kabilah yang tangguh, niscaya aku akan melarang kalian. Ini adalah berdasarkan sebab-sebab yang kongkret, jika tidak, maka dia berlindung kepada tempat sandaran terkuat, yaitu Allah yang tak seorang pun mampu melawanNya.
(81) Oleh karena itu, ketika urusannya telah memuncak dan perkaranya bertambah sulit, ﴾ قَالُواْ ﴿ "para utusan (malaikat) berkata" kepada Luth, ﴾ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ ﴿ "Sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Rabbmu." Maksudnya, mereka membuka identitas mereka agar Luth tenang hatinya. ﴾ لَن يَصِلُوٓاْ إِلَيۡكَۖ ﴿ "Sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu", dengan keburukan, kemudian Jibril berkata dengan menggerakkan sayapnya, lalu dia menyapu mata mereka. Lalu mereka beranjak pergi dengan mengancam Luth (untuk mem-balas) pada waktu hadirnya Shubuh. Para malaikat memerintahkan Luth agar membawa keluarganya pergi ﴾ بِقِطۡعٖ مِّنَ ٱلَّيۡلِ ﴿ "di akhir malam," jauh sebelum Shubuh (tiba) agar bisa menjauhi desa mereka. ﴾ وَلَا يَلۡتَفِتۡ مِنكُمۡ أَحَدٌ ﴿ "Dan janganlah seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang." Yakni cepat-cepatlah pergi, yang penting kamu selamat, janganlah menengok ke belakang. ﴾ إِلَّا ٱمۡرَأَتَكَۖ إِنَّهُۥ مُصِيبُهَا ﴿ "Kecuali istrimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa" azab ﴾ مَآ أَصَابَهُمۡۚ ﴿ "yang menimpa mere-ka." Karena dia berserikat dalam dosanya bersama kaumnya, dialah yang mengabarkan kepada kaumnya tentang kehadiran tamu-tamu kepada Luth. ﴾ إِنَّ مَوۡعِدَهُمُ ٱلصُّبۡحُۚ ﴿ "Sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu Shubuh", seakan-akan Luth menginginkannya cepat, maka dikatakan kepadanya, ﴾ أَلَيۡسَ ٱلصُّبۡحُ بِقَرِيبٖ ﴿ "Bukankah Shubuh itu sudah dekat?"
(82) ﴾ فَلَمَّا جَآءَ أَمۡرُنَا ﴿ "Maka tatkala datang azab Kami", menimpa mereka, ﴾ جَعَلۡنَا ﴿ "Kami jadikan" negeri kaum Luth, ﴾ عَٰلِيَهَا سَافِلَهَا ﴿ "yang di atas ke bawah (Kami balikkan)", maksudnya kami balikkan atas mereka, ﴾ وَأَمۡطَرۡنَا عَلَيۡهَا حِجَارَةٗ مِّن سِجِّيلٖ ﴿ "dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar", dari batu api yang sangat panas ﴾ مَّنضُودٖ ﴿ "dengan bertubi-tubi", maksudnya bertubi-tubi mengejar orang yang kabur dari negeri itu.
(83) ﴾ مُّسَوَّمَةً عِندَ رَبِّكَۖ ﴿ "Yang diberi tanda oleh Rabbmu," maksud-nya diberi alamat dengan alamat azab dan murka. ﴾ وَمَا هِيَ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ بِبَعِيدٖ ﴿ "Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zhalim," yang berbuat seperti perbuatan kaum Luth. Maka hendaknya manusia berhati-hati dengan tidak melakukannya agar tidak diazab seperti azab mereka.