Yusuf Ayat 35
ثُمَّ بَدَا لَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ مَا رَاَوُا الْاٰيٰتِ لَيَسْجُنُنَّهٗ حَتّٰى حِيْنٍ ࣖ ( يوسف: ٣٥ )
Thumma Badā Lahum Min Ba`di Mā Ra'aw Al-'Āyāti Layasjununnahu Ĥattaá Ĥīnin. (Yūsuf 12:35)
Artinya:
Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjarakannya sampai waktu tertentu. (QS. [12] Yusuf : 35)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Kemudian timbul pikiran pada mereka, yakni al-Aziz dan para penasehatnya setelah melihat tanda-tanda kebenaran Nabi Yusuf bahwa mereka harus memenjarakannya demi menjaga kehormatan keluarganya, serta menghindari cemoohan masyarakat sampai waktu tertentu.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa menteri beserta istrinya telah melihat bukti-bukti bahwa Yusuf adalah orang baik, jujur, dan mempunyai akhlak yang mulia serta mempunyai keimanan dan kepercayaan yang teguh kepada Tuhannya. Selama mereka bergaul dengan Yusuf, tidak pernah mereka melihat perbuatan Yusuf yang salah. Nyata bagi mereka, bahwa Yusuf selalu dipelihara Tuhannya dan dilindungi-Nya dari perbuatan-perbuatan yang keji. Walaupun dia dituduh, dibujuk, dan diancam namun Yusuf tetap tenang dan selalu meminta perlindungan kepada Tuhannya. Hal seperti itu bukan saja diketahui dengan jelas oleh menteri dan istrinya, tetapi juga oleh seluruh keluarga istana. Sungguh pun begitu, Yusuf tetap dimasukkan ke dalam penjara untuk waktu yang tidak ditentukan sebagai pelaksanaan dari permintaan istrinya, agar dianggap oleh orang banyak bahwa Yusuf bersalah, padahal istrinya yang bersalah. Yusuf tidak merasa sengsara dan hina dalam penjara. Dengan pergaulan dalam penjara itu, Yusuf bertambah kuat imannya, bertambah tabah hati dan jiwanya, makin banyak rahasia manusia yang diketahuinya, dan makin besar keagungan Allah yang dirasakannya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah menceritakan bahwa kemudian timbul dalam pikiran mereka suatu pendapat sebaiknya mereka memenjarakan Yusuf sampai waktu tertentu. Demikian itu terjadi setelah mereka menyaksikan kebersihan nama Yusuf dan tampak jelas tanda-tanda yang membuktikan kebenarannya dan kesuciannya serta sifat 'iffah-nya. Seakan-akan —hanya Allah yang Maha Mengetahui— mereka dalam tindakannya memenjarakan Yusuf hanyalah untuk membuat opini di kalangan masyarakat, bahwa Yusuflah yang menggoda Zulaikha untuk diajak berbuat zina dengannya, lalu mereka memenjarakannya. Karena apa dikata, berita telah tersebar ke seluruh antero kota.
Karena itulah ketika raja negeri itu meminta agar Yusuf dikeluarkan dari penjara, Yusuf menolak. Ia tidak mau keluar sebelum dirinya dibersihkan dari tuduhan khianat yang dilancarkan terhadap dirinya. Setelah hal tersebut ditetapkan dan namanya telah dibersihkan, maka barulah Yusuf mau keluar dari penjara dalam keadaan telah dibersihkan kehormatan namanya.
As-Saddi mengatakan bahwa mereka memenjarakan Yusuf hanyalah agar berita tentang perbuatan Zulaikha terhadapnya tidak tersiar dan agar kebersihan nama Yusuf tidak menyebar karena berarti akan mempermalukan Zulaikha.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian timbul pikiran) tampak nyata (pada mereka setelah melihat tanda-tanda) yang menunjukkan kebersihan diri Nabi Yusuf, yaitu memenjarakannya. Hal ini terbukti dengan adanya penjelasan pada ayat selanjutnya (bahwa mereka harus memenjarakannya sampai) hingga (sesuatu waktu) semua yang hadir setuju dengan pendapat ini akhirnya Nabi Yusuf dipenjarakan.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Setelah melihat bukti-bukti nyata yang menyatakan Yûsuf tidak bersalah, al-'Azîz dan keluarganya menyepakati suatu rencana dan berjanji akan melaksanakannya. Yaitu, mereka akan memasukkan Yûsuf ke dalam penjara dalam waktu singkat atau lama. Dengan demikian, istrinya terhindar dari omongan orang yang tidak baik dan selamat dari kesesatan.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan wanita-wanita di kota berkata, 'Istri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sungguh cinta-nya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.' Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk, dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), 'Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.' Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan berkata, 'Ma-hasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.' Wanita itu berkata, 'Itulah orang yang mana kamu mencelaku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku telah menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), akan tetapi dia menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, nis-caya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina.' Yusuf berkata, 'Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika Eng-kau tidak hindarkan diriku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh.' Maka Rabbnya memperkenan-kan doa Yusuf, dan Dia menghindarkan Yusuf dari tipu daya me-reka. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Kemudian timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa mereka harus memenjara-kannya sampai suatu saat nanti." (Yusuf: 30-35).
(30) Maksudnya bahwa berita tersebut menjadi populer dan menyebar seantero negeri. Kaum wanita membicarakannya dan mulai mencibir dan mengatakan, ﴾ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفۡسِهِۦۖ قَدۡ شَغَفَهَا حُبًّاۖ ﴿ "Istri al-Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepada-nya), sungguh cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam", maksudnya itu adalah kejadian yang buruk! Ia adalah seorang wa-nita berderajat tinggi, suaminya pun orang berkedudukan. Kendati-pun demikian, ternyata ia masih menggoda budak lelakinya yang berada di bawah kekuasaan dan bertugas melayaninya. Bersama ini semua, kecintaan kepadanya (Yusuf) sudah menempati hatinya pada kadar yang sangat kuat. ﴾ قَدۡ شَغَفَهَا حُبًّاۖ ﴿ "Sungguh cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam", kecintaan sang wanita itu ke-pada Yusuf sudah mencapai relung hatinya, yaitu batin dan jantung hatinya. Itu adalah kecintaan yang paling tinggi. ﴾ إِنَّا لَنَرَىٰهَا فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٖ ﴿ "Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata", di mana kondisi ini terdapat padanya, yang mana kondisi ini tidak la-yak bersumber darinya. Itu merupakan sebuah kejadian yang akan mendiskreditkan kedudukannya dan menghinakannya di tengah orang-orang.
(31) Pernyataan tersebut hanyalah bentuk tipu daya wanita-wanita itu saja, bukan murni untuk mencerca dan menghinanya. Tetapi mereka menjadikan perkataan tadi sebagai jembatan yang akan mengantarkan mereka guna menyaksikan Yusuf yang menjadi penyebab terfitnahnya istri al-Aziz agar ia menjadi geram dan selan-jutnya supaya mau memperlihatkan Yusuf kepada mereka hingga mereka pun memaklumi kondisinya. Oleh karenanya, Allah menye-butnya sebagai makar. Allah berfirman ﴾ فَلَمَّا سَمِعَتۡ بِمَكۡرِهِنَّ أَرۡسَلَتۡ إِلَيۡهِنَّ ﴿ "Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnya-lah wanita-wanita itu", ia meminta mereka datang ke kediamannya untuk bertamu ﴾ وَأَعۡتَدَتۡ لَهُنَّ مُتَّكَـٔٗا ﴿ "dan disediakannya bagi mereka tempat duduk", tempat yang telah dipersiapkan dengan bermacam perma-dani dan bantal-bantal serta kelengkapannya berupa macam-macam makanan dan minuman yang lezat. Di antara suguhan yang ia sodor-kan dan hadirkan dalam jamuan tersebut adalah sebuah makanan yang membutuhkan pisau, baik itu merupakan buah utrujah (jenis buah limau) atau buah lainnya. ﴾ وَءَاتَتۡ كُلَّ وَٰحِدَةٖ مِّنۡهُنَّ سِكِّينٗا ﴿ "Dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan)", untuk memotong makanan itu dengannya ﴾ وَقَالَتِ ﴿ "kemudian dia berkata", kepada Yusuf ﴾ ٱخۡرُجۡ عَلَيۡهِنَّۖ ﴿ "Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka", dalam pesona ketampanan dan pancaran keelokan-nya, ﴾ فَلَمَّا رَأَيۡنَهُۥٓ أَكۡبَرۡنَهُۥ ﴿ "maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya", maksudnya mereka mengagumi-nya di hati mereka dan menyaksikan sebuah panorama yang tidak pernah mereka lihat seindah itu ﴾ وَقَطَّعۡنَ ﴿ "dan mereka melukai", lan-taran kekaguman mereka ﴾ أَيۡدِيَهُنَّ ﴿ "(jari) tangannya", dengan pisau-pisau itu yang mereka bawa ﴾ وَقُلۡنَ حَٰشَ لِلَّهِ ﴿ "dan berkata, 'Mahasempurna Allah'," sebagai bentuk penyucian terhadap A l l a h ﴾ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنۡ هَٰذَآ إِلَّا مَلَكٞ كَرِيمٞ ﴿ "ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia", demikian itu, lantaran Yusuf dikaruniai ketam-panan yang fantastis dan pesona yang menjadi tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memperhatikannya.
(32) Tatkala ketampanan Yusuf secara fisik sudah terakui oleh mereka, dan benar-benar mengagumkan mereka serta telah tampak oleh mereka alasan (pembenaran) bagi istri al-Aziz, ia ingin memperlihatkan ketampanan batiniah Yusuf berupa 'iffahnya yang sempurna. Untuk tujuan itu, wanita tersebut pun mengumumkan dan menjelaskan kecintaannya kepada Yusuf yang sangat menda-lam, tanpa mempedulikan apa pun. Karena celaan yang terarah kepadanya dari wanita-wanita itu sudah berakhir.﴾ وَلَقَدۡ رَٰوَدتُّهُۥ عَن نَّفۡسِهِۦ فَٱسۡتَعۡصَمَۖ ﴿ "Dan sesungguhnya aku telah menggodanya untuk menunduk-kan dirinya (kepadaku), akan tetapi dia menolak", artinya menampik, padahal ia (istri al-Aziz) sangat antusias dalam menggodanya. Per-jalanan masa demi masa tidak menambahinya kecuali kecintaan, kerinduan dan kegelisahan untuk dapat berjumpa serta rasa kangen-nya kepada Yusuf. Oleh karenanya, dia berkata di hadapan wanita-wanita itu, ﴾ وَلَئِن لَّمۡ يَفۡعَلۡ مَآ ءَامُرُهُۥ لَيُسۡجَنَنَّ وَلَيَكُونٗا مِّنَ ٱلصَّٰغِرِينَ ﴿ "Dan sesungguhnya jika dia tidak menaati apa yang aku perintahkan kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan orang-orang yang hina", dengan ancaman ini, dia ingin memaksa Yusuf untuk mereali-sasikan hasratnya bersama Yusuf.
(33) Pada saat itulah, Yusuf berlindung diri kepada Rabbnya dan memohon pertolongan kepadaNya dari bahaya makar mereka. ﴾ قَالَ رَبِّ ٱلسِّجۡنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدۡعُونَنِيٓ إِلَيۡهِۖ ﴿ "Yusuf berkata, 'Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku'," ini menun-jukkan bahwa para wanita itu menyarankan Yusuf untuk patuh terhadap tuan putrinya, dan mengupayakan untuk memperdaya Yusuf dalam masalah ini. Yusuf ternyata lebih menyukai masuk penjara dan siksaan duniawi ketimbang kenikmatan sesaat yang akan mendatangkan siksaan yang pedih. ﴾ وَإِلَّا تَصۡرِفۡ عَنِّي كَيۡدَهُنَّ أَصۡبُ إِلَيۡهِنَّ ﴿ "Dan jika Engkau tidak hindarkan diriku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka)", maka aku akan condong kepada mereka. Karena aku orang yang lemah, tak berda-ya, bila Engkau tidak melenyapkan (godaan) keburukan ini dariku, niscaya aku akan murtad (cenderung) berlari kepada mereka ﴾ وَأَكُن مِّنَ ٱلۡجَٰهِلِينَ ﴿ "dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh", sesung-guhnya tindakan ini merupakan kebodohan. Sebab, ia lebih meng-utamakan kenikmatan secuil yang akan menyusahkan diri pada kenikmatan yang kontinyu dan kesenangan yang beraneka macam di surga yang penuh kenikmatan. Orang yang memilih ini daripada itu, apakah ada orang yang lebih bodoh daripadanya? (Tentu tidak). Sesungguhnya ilmu dan akal pikiran (yang sehat) akan mengajak kepada pengutamaan maslahat dan kenikmatan yang terbesar, serta lebih mengedepankan perkara yang kesudahannya terpuji.
(34) ﴾ فَٱسۡتَجَابَ لَهُۥ رَبُّهُۥ ﴿ "Maka Rabbnya memperkenankan doa Yusuf", saat memanjatkan doa kepadaNya ﴾ فَصَرَفَ عَنۡهُ كَيۡدَهُنَّۚ ﴿ "dan Dia menghin-darkan Yusuf dari tipu daya mereka" wanita itu masih saja antusias untuk menggoda Yusuf dan menempuh segala cara yang mampu ia usahakan, sampai Yusuf membuatnya putus asa dan Allah me-malingkan tipu daya mereka dari Yusuf. ﴾ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ﴿ "Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar" doa orang yang berdoa ﴾ ٱلۡعَلِيمُ ﴿ "lagi Maha Mengetahui", niatnya yang baik dan niatnya yang lemah yang menuntut adanya tambahan pertolongan dan perhatianNya. Ini adalah bentuk pertolongan Allah kepada Yusuf dari fitnah yang menjerat dan ujian yang berat ini.
(35) Adapun para tuannya, ketika berita itu telah tersebar dan semakin jelas, sementara orang-orang pun berbeda-beda menang-ggapinya, ada yang memberikan toleransi, mencela dan mencaci-maki. ﴾ بَدَا لَهُم ﴿ "Kemudian timbul pikiran pada mereka", maksudnya muncul (sebuah gagasan) pada mereka ﴾ مِّنۢ بَعۡدِ مَا رَأَوُاْ ٱلۡأٓيَٰتِ ﴿ "setelah me-lihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf)", yang menunjukkan kesuciannya ﴾ لَيَسۡجُنُنَّهُۥ حَتَّىٰ حِينٖ ﴿ "bahwa mereka harus memenjarakannya sampai suatu saat nanti," agar berita itu berhenti dan orang-orang pun melupa-kannya. Sesungguhnya suatu perkara bila telah berkembang, akan selalu dibicarakan dan disebarluaskan, bersama dengan adanya faktor-faktor yang mendukungnya. Jika faktor-faktor ini dihilang-kan, niscaya suatu berita akan terlupakan. Mereka pun memandang tindakan ini baik bagi kemaslahatan mereka. Maka, mereka pun menjebloskannya ke dalam penjara.