Yusuf Ayat 41
يٰصَاحِبَيِ السِّجْنِ اَمَّآ اَحَدُكُمَا فَيَسْقِيْ رَبَّهٗ خَمْرًا ۗوَاَمَّا الْاٰخَرُ فَيُصْلَبُ فَتَأْكُلُ الطَّيْرُ مِنْ رَّأْسِهٖ ۗ قُضِيَ الْاَمْرُ الَّذِيْ فِيْهِ تَسْتَفْتِيٰنِۗ ( يوسف: ٤١ )
Yā Şāĥibayi As-Sijni 'Ammā 'Aĥadukumā Fayasqī Rabbahu Khamrāan Wa 'Ammā Al-'Ākharu Fayuşlabu Fata'kulu Aţ-Ţayru Min Ra'sihi Quđiya Al-'Amru Al-Ladhī Fīhi Tastaftiyāni. (Yūsuf 12:41)
Artinya:
Wahai kedua penghuni penjara, “Salah seorang di antara kamu, akan bertugas menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi dia akan disalib, lalu burung memakan sebagian kepalanya. Telah terjawab perkara yang kamu tanyakan (kepadaku).” (QS. [12] Yusuf : 41)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah Nabi Yusuf terlebih dahulu menyampaikan risalah Allah tentang ketuhanan, ayat berikutnya menjelaskan tentang takwil mimpi kedua pemuda itu sebagaimana dijelaskan pada ayat 36. Hal ini dilakukan agar ajaran tauhid mudah diterima oleh mereka. Wahai kedua penghuni penjara, dengarkanlah takwil mimpi kamu," Adapun salah seorang di antara kamu yang bermimpi memeras anggur, maka dalam waktu dekat akan dibebaskan dari penjara dan akan bertugas kembali menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi yang bermimpi membawa roti di atas kepalanya, dia akan dijatuhi hukuman mati dengan cara disalib, lalu burung hinggap dan memakan sebagian daging kepalanya. Dengan demikian telah terjawab perkara yang kamu tanyakan kepadaku perihal takwil mimpi kamu."
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini barulah diterangkan takwil mimpi kedua pemuda itu oleh Yusuf. Berkatalah Yusuf, "Hai kedua kawan penghuni penjara, adapun mimpi yang pertama, takwilnya ialah, bahwa engkau segera akan keluar dari penjara ini dan kembali bekerja seperti dulu sebelum masuk penjara, yaitu sebagai tukang siram kebun raja dan akan memberi minum raja dengan khamar. Takwil mimpi kedua, bahwa engkau akan dihukum salib, lalu bangkaimu dan sebagian dari kepalamu akan dimakan burung. Begitulah takwil mimpi yang kamu tanyakan kepada saya sebagai wahyu yang telah diwahyukan kepadaku."
3 Tafsir Ibnu Katsir
Yusuf a.s. berkata kepada kedua teman sepenjaranya:
Hai kedua temanku dalam penjuru, adapun salah seorang di antara kamu berdua kelak akan memberi minum tuannya dengan khamr.
Orang itu adalah yang bermimpi memeras anggur. Dalam jawabannya ini Nabi Yusuf a.s. tidak menyebutkan nama orang yang dimaksud, agar dia tidak bersedih hati karenanya. Karena itulah ia menyamarkan orangnya dalam jawaban berikut:
...adapun yang seorang lagi. maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya.
Padahal apa yang dilihatnya dalam mimpinya itu membawa roti di atas kepalanya. Kemudian Yusuf a.s. memberitahukan kepada keduanya bahwa ta'bir itu telah diutarakannya dan pasti akan menjadi kenyataan, karena mimpi itu bagi yang mengalaminya masih menjadi ramalan baginya selama dia tidak menceritakannya. Apabila ia menceritakannya (kepada orang lain), maka mimpi itu akan menjadi kenyataan.
As-Sauri telah meriwayatkan dari Imarah ibnul Qa'qa', dari Ibrahim ibnu Abdullah yang mengatakan bahwa setelah kedua orang itu menceritakan apa yang dikatakannya, lalu keduanya berkata, "Sebenarnya kami tidak melihat apa pun dalam mimpi kami." Maka Nabi Yusuf berkata:
Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Muhammad ibnu Fudail, dari Imarah, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Ibnu Mas'ud. Dan penafsiran yang sama telah diutarakan pula oleh Mujahid, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, dan lain-lainnya.
Kesimpulan: Barang siapa yang berpura-pura bermimpi, lalu ta'birnya diutarakan kepadanya, maka apa yang dita'birkan kepadanya pasti akan terjadi.
Di dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dari Mu'awiyah ibnu Haidah, dari Nabi Saw., disebutkan bahwa Nabi Saw. pernah bersabda:
Mimpi yang dialami oleh seseorang masih merupakan ramalan nasib baginya selagi belum diungkapkan ta'birnya, apabila ta'birnya telah diungkapkan, maka akan menjadi kenyataan (baginya).
Di dalam kitab Musnad Abu Ya'la disebutkan sebuah hadis secara marfu' melalui jalur Yazid Ar-Raqqasyi, dari Anas:
Kenyataan mimpi itu diungkapkan oleh orang yang pertama-tama mena'birkannya.
4 Tafsir Al-Jalalain
("Hai kedua temanku dalam penjara! Adapun salah seorang di antara kamu berdua) yang dimaksud adalah mantan penyuguh minuman raja; maka setelah tiga hari kemudian ia akan keluar dari penjara ini (akan memberi minum tuannya) rajanya (dengan khamar) sebagaimana biasa (dan adapun yang seorang lain) ia bakal keluar dari penjara ini setelah tiga hari (maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya) itulah makna mimpi kalian berdua. Kemudian keduanya menjawab, "Kami sebenarnya tidak bermimpi melihat apa-apa." Nabi Yusuf berkata: ("Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya.") yang kamu berdua telah menanyakan perihalnya, apakah kamu berdua mempercayainya atau tidak, itu terserah.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Wahai kedua teman sepenjaraku, inilah takwil mimpi kalian. Kamu, yang bermimpi memeras anggur, akan keluar dari penjara dan menjadi penyuguh minuman khamar raja. Sedangkan kamu, akan disalib dan dibiarkan tersalib sehingga datang burung dan memakan sebagian kepalamu. Selesailah sudah perkara yang kalian tanyakan kepadaku berupa takwil mimpi seperti yang aku jelaskan tadi.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan bersama dengannya, masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang di antara keduanya, 'Se-sungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur.' Dan yang lainnya berkata, 'Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku membawa roti di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung.' Berikanlah kepada kami ta'birnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi). Yusuf berkata, 'Tidaklah disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu, melainkan aku telah dapat mene-rangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepada-mu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Rabbku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang me-reka ingkar kepada Hari Kemudian. Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak, dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Keputusan itu ha-nyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah melainkan kepadaNya. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. [Hai kedua peng-huni penjara, 'Adapun salah seorang di antara kamu berdua, akan memberi minum tuannya dengan khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepala-nya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)']."[6](Yusuf: 36-41).
(36)(وَ) "Dan", tatkala Yusuf masuk penjara, maka di antara orang ﴾ وَدَخَلَ مَعَهُ ٱلسِّجۡنَ فَتَيَانِۖ ﴿ "yang bersama dengannya, masuk pula ke dalam penjara dua orang pemuda", keduanya masih remaja. Masing-masing bermimpi lalu menceritakannya kepada Yusuf agar dia menakwilkan maknanya. ﴾ قَالَ أَحَدُهُمَآ إِنِّيٓ أَرَىٰنِيٓ أَعۡصِرُ خَمۡرٗاۖ وَقَالَ ٱلۡأٓخَرُ إِنِّيٓ أَرَىٰنِيٓ أَحۡمِلُ فَوۡقَ رَأۡسِي خُبۡزٗا ﴿ "Berkatalah salah seorang di antara keduanya, 'Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur.' Dan yang lainnya berkata, 'Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti di atas kepalaku'," dan roti itu ﴾ تَأۡكُلُ ٱلطَّيۡرُ مِنۡهُۖ نَبِّئۡنَا بِتَأۡوِيلِهِۦٓۖ ﴿ "sebagiannya dimakan burung, beri-kanlah kepada kami ta'birnya", yakni penjelasannya dan kondisi kesu-dahan mereka berdua nantinya. Perkataan mereka berdua ﴾ إِنَّا نَرَىٰكَ مِنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ﴿ "Sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai (mena'birkan mimpi)", maksudnya kamu termasuk orang-orang yang berbuat baik kepada orang lain. Maka berbuat baiklah kepada kami dalam menakwilkannya sebagaimana engkau telah berbuat baik kepada selain kami. Mereka berdua melakukan pendekatan kepada Yusuf melalui penyebutan kebaikannya.
(37) Maka ﴾ قَالَ ﴿ "Yusuf berkata", kepada mereka berdua un-tuk menyambut permintaan mereka.﴾ لَا يَأۡتِيكُمَا طَعَامٞ تُرۡزَقَانِهِۦٓ إِلَّا نَبَّأۡتُكُمَا بِتَأۡوِيلِهِۦ قَبۡلَ أَن يَأۡتِيَكُمَاۚ ﴿ "Tidaklah disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan diberikan kepadamu, melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu" maksudnya, hen-daknya hati kalian berdua tenang-tenang saja. Sesungguhnya aku akan bersegera menakwilkan mimpi kalian berdua. Makan siang atau makan malam kalian berdua tidaklah akan datang kepada ka-lian pada permulaan waktunya melainkan aku telah menceritakan ta'birnya sebelum makanan itu sampai kepada kalian. Boleh jadi Yusuf عليه السلام bermaksud mendakwahi mereka agar beriman dalam kondisi ini yang mana mereka betul-betul tampak membutuhkan-nya (keimanan). Tujuannya, agar lebih manjur dan diterima dak-wahnya. Kemudian dia berkata ﴾ ذَٰلِكُمَا ﴿ "Yang demikian itu", penak-wilan mimpi yang akan aku lakukan untuk kalian berdua ﴾ مِمَّا عَلَّمَنِي رَبِّيٓۚ ﴿ "adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Rabbku" maksudnya ini termasuk ilmu Allah yang Dia ajarkan kepadaku dan mencurahkan kebaikanNya kepadaku dengan bentuk itu.
Hal itu lantaran ﴾ إِنِّي تَرَكۡتُ مِلَّةَ قَوۡمٖ لَّا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَهُم بِٱلۡأٓخِرَةِ هُمۡ كَٰفِرُونَ ﴿ "sesung-guhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada Hari Kemudian", makna kata اَلتَّرْكُ (meninggalkan) sebagaimana berlaku bagi orang yang pernah memasuki sesuatu kemudian berpindah darinya, maka juga ber-laku bagi orang yang memang tidak pernah memasukinya sama sekali. Jadi, tidak bisa dikatakan bahwa Yusuf sebelumnya meme-luk agama selain millah (agama) Nabi Ibrahim.
(38) ﴾ وَٱتَّبَعۡتُ مِلَّةَ ءَابَآءِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَإِسۡحَٰقَ وَيَعۡقُوبَۚ ﴿ "Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak, dan Ya'qub." Kemudian dia me-nerangkan apa yang dimaksud dengan millah (agama) tadi dengan ucapannya ﴾ مَا كَانَ لَنَآ ﴿ "Tiadalah patut bagi kami (para Nabi)", artinya tidak sepatutnya dan tidak pantas bagi kami ﴾ أَن نُّشۡرِكَ بِٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۚ ﴿ "mem-persekutukan sesuatu apa pun dengan Allah." Bahkan kami hanya meng-esakan Allah dengan tauhid dan memurnikan agama dan ibadah bagiNya.
﴾ ذَٰلِكَ مِن فَضۡلِ ٱللَّهِ عَلَيۡنَا وَعَلَى ٱلنَّاسِ ﴿ "Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya)", ini termasuk anugerah, curahan kebaikan dan keutamaan paling tinggi kepada kami dan kepada orang-orang yang Allah berikan hidayah kepada mereka, sebagaimana Dia telah memberikan hidayah kepada kami. Sesungguhnya, tidak ada karunia yang lebih baik daripada karunia Allah kepada para hambaNya dengan Islam dan agama yang lurus. Barangsiapa menerima dan mematuhinya, maka itulah bagian kebe-runtungannya. Sungguh dia telah meraup kebaikan yang terbesar dan keutamaan yang paling mulia.
﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَشۡكُرُونَ ﴿ "Tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya)." Oleh karenanya, (ketika) karunia dan curahan kebaikan (Allah) datang kepada mereka, maka mereka tidak mene-rimanya, tidak melaksanakan hak Allah dengan sebaik-baiknya. Dalam ayat ini, terkandung ajakan (dari Yusuf) menuju jalan yang dia pegang teguh, sebagaimana terlihat jelas. Sesungguhnya dua pemuda itu, ketika menurut Yusuf mereka berdua memandang di-rinya dengan penuh penghormatan dan pengagungan, dan mereka mengetahui bahwa dia adalah seorang yang berbuat baik lagi men-didik, maka Yusuf menjelaskan "Bahwa kemampuan yang aku miliki berasal dari keutamaan dan curahan kebaikan dari Allah. Dia telah memberikan kepadaku anugerah untuk meninggalkan kesyirikan dan hanya mengikuti agama moyangku saja. Dengan itulah aku mampu mencapai tingkat yang kalian saksikan. Seyogyanya kalian berdua pun mengikuti apa yang aku peluk."
(39) Selanjutnya ia mendakwahi mereka dengan terang-te-rangan. Ia berkata, ﴾ يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ ءَأَرۡبَابٞ مُّتَفَرِّقُونَ خَيۡرٌ أَمِ ٱللَّهُ ٱلۡوَٰحِدُ ٱلۡقَهَّارُ ﴿ "Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa" maksud-nya, apakah tuhan-tuhan yang lemah tidak berdaya, tidak dapat mencurahkan manfaat dan menimpakan bahaya, tidak sanggup memberi dan tidak mampu menahan, bentuknya bermacam-macam, ada yang berbentuk pepohonan, bebatuan, malaikat, orang-orang yang telah mati dan sesembahan lainnya yang didaulat oleh kaum musyrikin, apakah itu semua lebih baik ataukah Allah yang mem-punyai sifat-sifat kesempurnaan, Esa dalam Dzat dan Sifat-sifatNya serta perbuatan-perbuatanNya? Allah tidak ada sekutu bagiNya dalam hal-hal itu sedikit pun. Al-Qahhar (Mahaperkasa) yang segala sesuatu tunduk patuh kepada keperkasaan dan kekuasaanNya. Apa pun yang diinginkanNya, maka langsung terwujud. Dan apa saja yang tidak Allah kehendaki, maka tidak akan terjadi. Tidak ada satu binatang melata pun melainkan Allah mampu memegangi ubun-ubunnya.
(40) Dan sudah dapat dimaklumi bahwa Dzat yang karakte-ristik dan sifatNya demikian ini lebih baik daripada sesembahan-sesembahan beraneka macam yang hanya berbentuk nama-nama (kosong) semata, tanpa ada unsur kesempurnaan dan kemampuan baginya. Oleh karenanya, beliau berkata, ﴾ مَا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسۡمَآءٗ سَمَّيۡتُمُوهَآ أَنتُمۡ وَءَابَآؤُكُم ﴿ "Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya", maksudnya, kalian telah memberikan predikat nama-nama padanya, dan kalian menamakannya sebagai tuhan. Padahal benda-benda itu tidak ada artinya sama sekali, juga tidak mempu-nyai sifat-sifat ketuhanan sedikit pun.
﴾ مَّآ أَنزَلَ ٱللَّهُ بِهَا مِن سُلۡطَٰنٍۚ ﴿ "Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu", bahkan Allah telah menurunkan keterangan tentang larangan untuk menyembahnya dan penjelasan tentang ke-batilannya. Apabila Allah tidak menurunkan sebuah bukti penguat apa pun, maka tidak ada jalan, cara dan petunjuk tentang ketuhanan benda-benda itu. Karena keputusan itu ﴾ لِلَّهِ ﴿ "hanyalah kepunyaan Allah", semata. Dia-lah Dzat yang memerintahkan, melarang dan menetapkan aturan-aturan syariat dan menggariskan hukum-hu-kum. Dia-lah Dzat yang memerintahkan kalian ﴾ أَلَّا تَعۡبُدُوٓاْ إِلَّآ إِيَّاهُۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُ ﴿ "agar kamu tidak menyembah melainkan kepadaNya. Itulah agama yang lurus", maksudnya, agama yang lurus lagi mengantarkan ke-pada segala kebaikan. Sedangkan semua agama selainnya, merupa-kan agama yang tidak lurus, jalan yang bengkok, menyeret kepada segala kejelekan. ﴾ وَلَٰكِنَّ أَكۡثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعۡلَمُونَ ﴿ "Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui", hakikat-hakikat segala sesuatu. Kalau tidak de-mikian, maka sesungguhnya perbedaan antara beribadah kepada Allah semata (tidak ada sekutu bagiNya) dengan praktik syirik ter-masuk perkara yang jelas lagi terang. Namun, lantaran tidak adanya ilmu pada kebanyakan orang tentang itu, maka terjadilah apa yang telah terjadi, berupa praktik syirik. Yusuf عليه السلام mengajak penghuni penjara untuk beribadah kepada Allah semata, dan mengikhlaskan agama bagiNya. Ini mengandung kemungkinan bahwa mereka ber-dua menyambut ajakan itu dan menaatinya, hingga kenikmatan Allah terwujud pada mereka berdua. Dan ada juga kemungkinan bahwa mereka tetap berada dalam kesyirikan mereka, sehingga hujjah telah tegak pada mereka berdua.
(41) Kemudian, beliau عليه السلام mulai menakwilkan mimpi me-reka berdua yang sebelumnya telah beliau janjikan. Beliau berkata, ﴾ يَٰصَٰحِبَيِ ٱلسِّجۡنِ أَمَّآ أَحَدُكُمَا ﴿ "Hai kedua penghuni penjara, 'Adapun salah seorang di antara kamu berdua'," yaitu orang yang melihat dirinya memeras anggur, ia akan bebas dari penjara dan memberi minum ﴾ رَبَّهُۥ خَمۡرٗاۖ ﴿ "tuannya dengan khamar" maksudnya ia akan memberikan minuman kepada tuannya yang ia layani berupa minuman khamar. Ini adalah konsekuensi atas kebebasannya dari penjara. ﴾ وَأَمَّا ٱلۡأٓخَرُ ﴿ "Adapun yang seorang lagi", yaitu orang yang bermimpi dirinya me-manggul roti di atas kepalanya, kemudian seekor burung memakan sebagian roti itu ﴾ فَيُصۡلَبُ فَتَأۡكُلُ ٱلطَّيۡرُ مِن رَّأۡسِهِۦۚ ﴿ "maka ia akan disalib, lalu burung memakan sebagian dari kepalanya", Yusuf menakwilkan roti yang dimakan oleh burung dengan daging kepalanya, dan seisinya termasuk otaknya juga. Ia tidak dikubur dan tidak disembunyikan dari jangkauan burung-burung. Justru disalib dan ditempatkan di sebuah tempat, di mana burung-burung bisa leluasa mematukinya. Kemudian Yusuf mengabarkan bahwa hasil penakwilan mimpi ini yang ia sebutkan, pasti akan terjadi. Ia berkata, ﴾ قُضِيَ ٱلۡأَمۡرُ ٱلَّذِي فِيهِ تَسۡتَفۡتِيَانِ ﴿ "Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepada-ku)", yaitu perkara yang kalian berdua menanyakan tentang takwil dan penjelasannya.