An-Nahl Ayat 42
الَّذِيْنَ صَبَرُوْا وَعَلٰى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُوْنَ ( النحل: ٤٢ )
Al-Ladhīna Şabarū Wa `Alaá Rabbihim Yatawakkalūna. (an-Naḥl 16:42)
Artinya:
(yaitu) orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (QS. [16] An-Nahl : 42)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Pahala yang besar dan baik itu hanya diperoleh oleh orang yang sabar dalam melaksanakan tuntunan Allah dan menghadapi berbagai cobaan, dan orang yang hanya kepada Tuhan Yang Mahakuasa dan Maha Mengatur mereka bertawakal serta menyerahkan urusan mereka setelah berupaya mewujudkannya sekuat kemampuan.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan sifat-sifat seorang Muslim yang dijanjikan Allah akan memperoleh kemenangan dunia dan kebahagiaan akhirat. Mereka adalah orang-orang yang sabar terhadap apa yang menimpa mereka, seperti menerima siksaan orang-orang kafir Quraisy, menahan penderitaan karena kerinduannya terhadap kampung halaman yang ditinggalkan, dan memikul beban hidup di perantauan karena serba kekurangan dan dalam keadaan terkucil dari keluarga yang masih di Mekah.
Firman Allah:
Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan. (at-Taubah/9: 20)
Di akhir ayat, Allah swt menyebutkan sifat mereka sebagai orang-orang yang sabar dan menyerahkan urusan mereka kepada Allah. Yaitu orang-orang yang menyerahkan akhir perjuangannya kepada Allah karena perjuangan itulah yang mereka tempuh untuk mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sifat sabar dan tawakal termasuk sifat-sifat terpenting yang harus dimiliki orang-orang yang membela kebenaran. Sebab, kedua sifat itu yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya cita-cita.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menyebutkan ciri-ciri khas mereka melalui firman-Nya:
...(yaitu) orang-orang yang sabar dan hanya kepada Tuhan saja mereka bertawakal.
Yakni mereka sabar dalam menghadapi gangguan dari kaumnya dan bertawakal kepada Allah Yang memberikan kesudahan yang baik bagi mereka di dunia dan akhirat.
4 Tafsir Al-Jalalain
Mereka adalah (orang-orang yang sabar) di dalam menghadapi penganiayaan kaum musyrikin dan berhijrah demi untuk memenangkan agama Islam (dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakal) maka Allah pasti memberi mereka rezeki dari jalan yang tiada mereka perhitungkan sebelumnya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Kaum muhajirin itulah orang-orang yang sabar dan tabah menghadapi siksaan demi mempertahankan keyakinan. Mereka menyerahkan segala urusan hanya kepada Allah, tanpa menghiraukan selain-Nya. Oleh karena itu, Kami memberikan kepada mereka balasan yang baik.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti Kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Dan sesungguhnya pahala di akhirat adalah lebih besar, kalau mereka mengetahui, (yaitu) orang-orang yang sabar, dan (hanya) kepada Rabb saja mereka bertawakal." (An-Nahl: 41-42).
(41) Allah تعالى memberitahukan keutamaan orang-orang Muk-minin yang telah diuji, ﴾ وَٱلَّذِينَ هَاجَرُواْ فِي ٱللَّهِ ﴿ "dan orang-orang yang ber-hijrah karena Allah," di jalanNya dan dalam upaya mencari keridhaan-Nya, ﴾ مِنۢ بَعۡدِ مَا ظُلِمُواْ ﴿ "sesudah mereka dianiaya," dengan gangguan dan ujian dari kaum mereka, yang melancarkan gangguan kepada me-reka untuk mengembalikan mereka ke dalam kekufuran dan ke-syirikan. Lalu mereka rela meninggalkan kampung halaman dan orang-orang tercinta, pindah meninggalkannya demi ketaatan ke-pada ar-Rahman, maka Allah menyebutkan bagi mereka dua pahala; (pertama) pahala yang bersifat segera di dunia, berupa rizki yang luas, penghidupan yang enak yang telah mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri setelah berhijrah, menang atas para musuh mereka dan mampu menaklukkan berbagai wilayah negeri, serta mendapatkan berbagai harta rampasan yang banyak sehingga mereka mempunyai harta yang berlimpah. Allah pun menganugerahi mereka kebaikan di dunia ini. (Kedua), ﴾ وَلَأَجۡرُ ٱلۡأٓخِرَةِ ﴿ "dan sesung-guhnya pahala di akhirat," yang sudah Allah janjikan bagi mereka melalui lisan RasulNya adalah lebih baik dan, ﴾ أَكۡبَرُۚ ﴿ " lebih besar" daripada pahala duniawi. Sebagaimana Firman Allah تعالى,
﴾ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ 20 يُبَشِّرُهُمۡ رَبُّهُم بِرَحۡمَةٖ مِّنۡهُ وَرِضۡوَٰنٖ وَجَنَّٰتٖ لَّهُمۡ فِيهَا نَعِيمٞ مُّقِيمٌ 21 خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًاۚ إِنَّ ٱللَّهَ عِندَهُۥٓ أَجۡرٌ عَظِيمٞ 22 ﴿
"Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta benda dan diri mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah; dan itulah orang-orang yang mendapatkan kemenangan. Rabb mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat, keridhaan dan surga dariNya, mereka memperoleh di dalamnya kesenangan yang kekal. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (At-Taubah: 20-22).
Sedangkan Firman Allah, ﴾ لَوۡ كَانُواْ يَعۡلَمُونَ ﴿ "kalau mereka mengetahui," maksudnya, seandainya mereka memiliki ilmu dan keyakinan ten-tang kenikmatan yang ada di sisi Allah berupa ganjaran dan pahala buat orang yang beriman kepadaNya dan berhijrah di jalanNya, maka tidak akan ada seorang pun yang mengurungkan diri darinya.
(42) Kemudian Allah menyebutkan sifat-sifat para kekasih-Nya (para waliNya) dengan berfirman, ﴾ ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ ﴿ "(yaitu) orang-orang yang sabar," dalam (melaksanakan) perintah-perintah Allah dan larangan-laranganNya, sabar atas takdir-takdir Allah yang tidak mengenakkan dan bersabar atas gangguan dan cobaan-cobaan. ﴾ وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ ﴿ "Dan hanya kepada Rabb saja mereka bertawakal," mak-sudnya bersandar kepadaNya dalam menjalankan hal-hal yang di-cintaiNya, tidak bersandar pada diri mereka sendiri. Dengan ini, urusan-urusan mereka lancar dan kondisi-kondisi mereka stabil. Sesungguhnya kesabaran dan tawakal adalah kekuatan segala per-kara. Tidaklah ada kebaikan yang lepas dari seseorang melainkan pasti lantaran ketidaksabarannya dan tidak adanya pengerahan kemampuan untuk mewujudkan apa yang diinginkannya atau tidak bertawakal dan berserah diri kepadaNya.