atau Allah mengazab mereka pada waktu mereka dalam perjalanan; sehingga mereka tidak berdaya menolak (azab itu), (QS. [16] An-Nahl : 46)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Atau-kah mereka merasa aman apabila Allah mengazab mereka dengan siksa yang tidak mereka sangka pada waktu mereka dalam perjalanan meninggalkan rumah? Jika Allah menghendaki niscaya azab itu akan menimpa mereka sehingga mereka tidak akan berdaya menolak-nya dengan cara apa pun.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah memberi peringatan kepada orang-orang musyrik, yang selalu berusaha membuat rencana dan tipu muslihat yang jahat dan menghalangi dakwah Islam, bahwa mereka tidak akan pernah merasa aman dari ancaman-ancaman Allah yang akan ditimpakan kepada mereka. Ancaman-ancaman itu ialah: Pertama: Allah akan menenggelamkan mereka dari permukaan bumi dan memusnahkan mereka dari alam ini, seperti yang dialami oleh Qarun. Kedua: Allah akan menurunkan siksa bagi mereka dari langit pada saat yang tidak mereka duga sebelumnya, seperti yang dialami oleh kaum Nabi Lut. Ketiga: Mereka ditimpa azab pada saat berada dalam perjalanan mencari rezeki atau sibuk dalam berdagang, sehingga mereka tidak mempunyai kesempatan untuk menolaknya. Artinya, mereka tidak akan dapat lari untuk melindungi dagangan dan jiwa mereka, karena azab itu menyerang dengan tiba-tiba. Keempat: Mereka akan mengalami siksaan sebagai hukuman setelah mengalami kerugian harta benda dan nyawa, sehingga mereka tidak dapat melepaskan diri dari siksaan itu. Kemudian Allah swt mengakhiri firman-Nya dengan menyatakan bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Hal ini untuk menunjukkan bahwa Allah tidak akan menghukum mereka dengan segera, tetapi mengancam mereka dengan siksaan yang berat. Hal ini untuk memberikan kesempatan berpikir dan waktu kepada mereka untuk mengubah sikap terhadap ajakan rasul. Ini adalah bukti rahmat Allah yang sangat luas bagi para hamba-Nya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
...atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan.
Yakni dalam bolak-balik mereka di kala mencari penghidupan, dalam kesibukan mereka di perjalanannya, dan kesibukan-kesibukan lainnya yang menyita waktu mereka.
Qatadah dan As-Saddi mengatakan bahwa makna taqallubuhum ialah perjalanan mereka.
Mujahid, Ad-Dahhak, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, "Fi taqallubihim," yakni di malam dan siang hari mereka. Perihalnya sama dengan makna yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalah naik ketika mereka sedang bermain? (Al A'raf:97-98)
Firman Allah Swt.:
...maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak (azab itu).
Sebagai jawabannya dapat dikatakan bahwa mereka sama sekali tidak dapat menolak siksa Allah dalam keadaan apa pun.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Atau Allah mengazab mereka di waktu mereka dalam perjalanan) sewaktu mereka sedang dalam perjalanan untuk berniaga (maka sekali-kali mereka tidak dapat menolak) azab itu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Atau Allah membinasakan mereka di tengah perjalanan berniaga, jauh dari kampung halaman, sehingga mereka tidak bisa melepaskan diri dari siksaan Allah, sebab tidak ada yang bisa menghalangi-Nya bila Dia berkehendak?