Maryam Ayat 15
وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا ࣖ ( مريم: ١٥ )
Wa Salāmun `Alayhi Yawma Wulida Wa Yawma Yamūtu Wa Yawma Yub`athu Ĥayyāan. (Maryam 19:15)
Artinya:
Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali. (QS. [19] Maryam : 15)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Karena sifat terpujinya itu, Yahya didoakan agar keselamatan dan kesejahteraan selalu diperuntukkan bagi dirinya serta terhindar dari keburukan dan kekurangan pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali di Padang Mahsyar setelah hari kebangkitan kelak.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Allah menerangkan pahala kebajikan Nabi Yahya itu karena ketaatan dan kesalehannya, keselamatan, kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan ke dunia, dan pada hari ia wafat meninggalkan dunia yang fana ini serta pada hari ia dibangkitkan hidup lagi pada hari Kiamat. Disebutkannya tiga peristiwa ini, karena setiap manusia pada ketiga masa itu sangat membutuhkan rahmat dan karunia Tuhan.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Setelah menyebutkan semua sifatnya yang terpuji, maka Allah membalasnya dengan balasan yang disebutkan oleh firman berikutnya:
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Yakni dia dalam keadaan aman pada tiga keadaan tersebut.
Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan bahwa hal yang paling mengerikan bagi seseorang ialah di tiga keadaan, yaitu: saat dia dilahirkan, karena dia melihat dirinya keluar dari tempat pertamanya. Saat dia mati, maka ia melihat kaum yang belum pernah disaksikannya. Dan saat dia di bangkitkan hidup kembali, maka ia melihat dirinya berada di padang mahsyar yang luas. Allah memuliakan Yahya ibnu Zakaria a.s. dengan memberinya kesejahteraan dalam tiga hal itu, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
Kesejahteraan atas dirinya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir, dari Ahmad ibnu Mansur Al-Mawarzi, dari Sadaqah ibnul Fadl, dari Sufyan ibnu Uyaynah.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma'mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya:
...dan bukanlah ia orang yang sombong lagi durhaka.
Ibnul Musayyab pernah mengatakan bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda: Tiada seorang pun yang menjumpai Allah kelak di hari kiamat melainkan membawa dosa, kecuali Yahya ibnu Zakaria.
Qatadah mengatakan bahwa zakaria belum pernah berbuat dosa dan tidak pernah mempunyai berahi terhadap wanita. Hadis ini berpredikat mursal.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Yahya ibnu Sa'id, dari Sa'id ibnul Musayyab, bahwa telah menceritakan kepadanya Ibnul As, yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Nabi Saw. bersabda: Setiap anak Adam datang pada hari kiamat nanti dalam keadaan mempunyai dosa selain Yahya ibnu Zakaria.
Ibnu Ishaq berpredikat mudallis, hadis ini telah diriwayatkannya secara mu'an'an olehnya, hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Hammad, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Mahran, dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Tidak ada seorang pun dari anak Adam melainkan pernah berbuat dosa atau berniat melakukan suatu dosa, selain Yahya ibnu Zakaria. Dan tidaklah layak bagi seseorang mengatakan bahwa diriku lebih baik daripada Yunus ibnu Mata.
Hadis ini pun daif pula karena Ali ibnu Zaid ibnu Jad'an terkenal mempunyai banyak hadis mungkar, hanya Allah yang mengetahui kebenarannya.
Sa'id ibnu Abu Arubah telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa Al-Hasan pernah mengatakan, "Sesungguhnya Yahya dan Isa bersua, lalu Isa berkata kepadanya, 'Mohonkanlah ampunan bagiku, karena engkau lebih baik daripada aku.' Yahya berkata kepada Isa,' Engkaulah yang lebih baik daripada aku.' Isa berkata kepadanya, 'Engkaulah yang lebih baik daripada aku, karena aku mengucapkan selamat kepada diriku sendiri, sedangkan kamu yang mengucapkan kepadamu adalah Allah'." Maka dikatakanlah bahwa Allah memuliakan keduanya.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kesejahteraan) dari Kami (terlimpahkan kepadanya pada hari ia dilahirkan dan pada hari ia meninggal dan pada hari ia dibangkitkan hidup kembali) di saat-saat yang mengerikan yakni hari kiamat. Pada hari itu belum pernah ada pemandangan yang sengeri itu, maka Nabi Yahya selamat daripadanya.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Ia terpelihara dan terlindung dari bahaya pada hari kelahiran, kematian dan hari ia dibangkitkan hidup kembali.
6 Tafsir as-Saadi
"Hai Yahya, ambillah al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya hikmah selagi dia masih kanak-kanak, dan rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami, dan kesucian (dari dosa). Dan dia adalah seorang yang bertakwa, dan banyak berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukanlah dia seorang yang sombong lagi durhaka. Kesejahteraan atas dirinyalah pada hari dia dilahirkan, dan pada hari dia me-ninggal dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali." (Maryam: 12-15).
(12) Pembicaraan yang telah lewat menunjukkan kelahiran, masa remaja, dan pertumbuhan Yahya. Pada saat dia sudah men-capai usia yang memungkinkannya untuk memahami arah pem-bicaraan, maka Allah memerintahkannya untuk mengambil kitab dengan penuh kekuatan, maksudnya dengan ketelatenan dan ke-sungguhan. Yaitu dengan bersungguh-sungguh dalam menghafal lafazh-lafazhnya, memahami makna-maknanya dan menaati semua perintah dan larangan-larangannya. Inilah wujud kesempurnaan mengambil kitab dengan penuh kekuatan. Lantas, Yahya menaati perintah Rabbnya, memberi perhatian kepadanya, menghafal dan memahaminya. Lalu Allah meletakkan kecerdasan dan kepandaian pada Yahya yang tidak ditemukan pada orang lain. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَءَاتَيۡنَٰهُ ٱلۡحُكۡمَ صَبِيّٗا 12 ﴿ "Dan Kami berikan kepada-nya hikmah selagi dia masih kanak-kanak," [maksudnya, mengetahui hukum-hukum Allah serta hikmah-hikmahNya saat masih kecil, dan kekanak-kanakan].
(13) Dan Kami juga memberikan kepadanya ﴾ وَحَنَانٗا مِّن لَّدُنَّا ﴿ "rasa belas kasihan yang mendalam dari sisi Kami," maksudnya rasa kasih dan sayang, sehingga urusan-urusannya menjadi gampang, kondisinya menjadi baik dan amalan-amalannya juga lurus, ﴾ وَزَكَوٰةٗۖ ﴿ "dan kesucian," maksudnya suci dari kekurangan-kekurangan dan dosa-dosa, maka hatinya bersih dan akalnya pun jernih. Ini meli-puti hilangnya sifat-sifat tercela dan perilaku-perilaku yang nista dari dirinya, dan sebagai tambahan akhlak-akhlak yang baik dan karakter-karakter yang terpuji. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَكَانَ تَقِيّٗا 13 ﴿ "Dan dia adalah seorang yang bertakwa," maksudnya orang yang melakukan perintah serta meninggalkan larangan.
(14) Siapa saja yang beriman dan bertakwa kepada Allah, maka dia menjadi salah satu wali Allah, dan termasuk salah satu (calon) penghuni surga yang dipersiapkan untuk orang-orang yang bertakwa. Dia mendapatkan pahala dunia akhirat yang Allah tetap-kan sebagai balasan atas ketakwaan. Yahya juga ﴾ ب َ ر ّ َ م ا بِوَٰلِدَيۡهِ ﴿ "banyak berbakti kepada kedua orang tuanya," maksudnya tidak durhaka dan tidak berbuat jelek kepada kedua orang tuanya, bahkan dia berbuat baik kepada keduanya lewat perkataan dan perbuatan. ﴾ وَلَمۡ يَكُن جَبَّارًا عَصِيّٗا 14 ﴿ "Dan bukanlah dia seorang yang sombong lagi durhaka," mak-sudnya, dia bukanlah sosok yang bersifat diktator, tinggi hati untuk beribadah kepada Allah, tidak sombong kepada sesama hamba Allah dan kedua orang tuanya. Bahkan sebaliknya, dia seorang yang selalu bertawadhu', rendah hati, taat dan bertaubat kepada Allah. Jadi, Nabi Yahya telah memadukan antara menunaikan hak-hak Allah dan menjalankan hak-hak makhluk Allah.
(15) Oleh sebab itu, dia dianugerahi keselamatan dari Allah, dalam segala kondisi, sejak permulaan sampai penghujung hayat-nya. Karenanya, Allah berfirman, ﴾ وَسَلَٰمٌ عَلَيۡهِ يَوۡمَ وُلِدَ وَيَوۡمَ يَمُوتُ وَيَوۡمَ يُبۡعَثُ حَيّٗا 15 ﴿ "Kesejahteraan atas dirinyalah pada hari dia dilahirkan, dan pada hari ia meninggal dan pada hari dia dibangkitkan hidup kembali." Hal tersebut menuntut selamatnya Yahya dari (godaan) setan, kejahatan dan hukuman (siksaan) dalam tiga kondisi ini (kelahiran, kematian dan waktu kebangkitan kembali) pada rentang waktu di antara ketiga peristiwa tersebut. Dia selamat dari neraka dan siksa, dan dia ter-masuk penghuni surga. Maka, semoga curahan shalawat dan salam Allah senantiasa tercurahkan kepada Yahya, kedua orang tuanya dan semua rasul. Dan semoga Allah berkenan menjadikan kita se-kalian termasuk pengikut-pengikut mereka. Sesungguhnya Allah itu Maha Dermawan lagi Mahamulia.