Taha Ayat 101
خٰلِدِيْنَ فِيْهِ ۗوَسَاۤءَ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ حِمْلًاۙ ( طه: ١٠١ )
Khālidīna Fīhi Wa Sā'a Lahum Yawma Al-Qiyāmati Ĥimlāan. (Ṭāʾ Hāʾ 20:101)
Artinya:
mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan sungguh buruk beban dosa itu bagi mereka pada hari Kiamat, (QS. [20] Taha : 101)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Mereka yang berpaling dari tuntunan Al-Qur’an itu akan kekal di dalam keadaan yang penuh penderitaan itu, dan ketahuilah bahwa amat buruklah dosa yang telah mereka lakukan itu. Keingkaran itu akan mereka bawa sebagai beban bagi mereka di hari kiamat.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Siapa yang berpaling dari ajaran Al-Qur'an padahal sudah jelas baginya bahwa ia adalah wahyu dari Allah dan tidak dapat disangkal lagi kebenarannya maka penolakannya terhadap ajaran itu adalah semata-mata karena memperturutkan hawa nafsu, atau karena takut kehilangan pengaruh, kedudukan dan sebagainya. Orang-orang seperti itu sudah wajar bila dianggap sebagai orang yang keras kepala, orang-orang yang sesat dan tidak mau menerima kebenaran, maka Allah tidak akan mengampuninya dan pada hari Kiamat nanti dia akan memikul dosa keingkaran dan kesombongannya, dosa yang paling besar dan paling berat dan hampir-hampir tidak sanggup dia memikulnya. Dia akan dilemparkan ke neraka Jahanam, dia kekal di sana selama-lamanya, dan ditimpakan kepadanya azab yang amat pedih sesuai dengan keingkaran dan kedurhakaannya. Sungguh amat beratlah dosa yang dipikulnya dan amat pedihlah siksaan yang diterimanya.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Lihat tafsir ayat sebelumnya
4 Tafsir Al-Jalalain
(Mereka kekal di dalamnya) menanggung azab dosanya untuk selamanya. (Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat) lafal Himlan merupakan Tamyiz yang menafsirkan makna Dhamir dalam lafal Saa'a, sedangkan subjek yang dicelanya dibuang yaitu lafal Wizrahum, artinya dosa mereka. Huruf Lam yang ada pada lafal Lahum berfungsi untuk menerangkan. Kemudian lafal Yaumal Qiyaamah dijelaskan oleh ayat berikutnya, yaitu:
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Ia akan berada dalam siksaan itu selama-lamanya. Sungguh merupakan bawaan yang amat buruk di hari kiamat.
6 Tafsir as-Saadi
"Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) seba-gian kisah umat yang telah lalu, dan sungguh telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (al-Qur`an). Barang-siapa yang berpaling dari al-Qur`an, maka sesungguhnya dia akan memikul dosa yang besar di Hari Kiamat. Mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di Hari Kiamat." (Thaha: 99-101).
(99) Allah تعالى mengabarkan kenikmatan yang dilimpahkan kepada NabiNya (Muhammad) dengan kisah-kisah yang Dia kisahkan kepada beliau tentang berita-berita orang-orang terdahulu dan kabar-kabar orang-orang di masa silam, semisal kisah yang agung ini, yang memuat hukum-hukum dan kandungan lainnya yang tidak diingkari oleh seorang pun dari kalangan Ahli Kitab. Padahal engkau (Muhammad) tidak pernah mempelajari cerita-cerita orang-orang dahulu dan belum pernah mengkaji dari orang yang mengetahuinya. Maka keteranganmu (dengan kebenaran yang yakin) mengenai kisah-kisah mereka itu menjadi dalil bahwa engkau adalah seorang utusan Allah yang sebenarnya dan risalah yang engkau bawa adalah benar.
Untuk itu, Allah berfirman, ﴾ وَقَدۡ ءَاتَيۡنَٰكَ مِن لَّدُنَّا ﴿ "Dan sesungguh-nya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami," yaitu anugerah yang berharga, karunia yang agung dari sisi Kami, ﴾ ذِكۡرٗا ﴿ "suatu peri-ngatan," yaitu al-Qur`an yang mulia ini. Ia berisi kabar-kabar yang telah berlalu dan akan datang, ia merupakan pengingat nama dan sifat Allah yang sempurna, dan merupakan pengingat yang berguna untuk mengingat perintah, larangan dan hukum-hukum pembalas-an. Ini menjadi indikator bahwa al-Qur`an mencakup hukum yang terbaik yang telah diakui oleh akal-akal (sehat) dan fitrah-fitrah (yang lurus), dan diakui keindahan dan kesempurnaannya. Al-Qur`an ini (juga) menyebutkan kemampuan yang mana Allah memasukkannya padanya. Apabila al-Qur`an berfungsi sebagai peringatan bagi Rasul dan umatnya; maka ia wajib diterima dengan tulus dan pasrah, patuh dan pengagungan, dan dijadikan petunjuk dengan (pedoman) cahayanya menuju jalan yang lurus, serta me-nyikapinya dengan belajar dan mengajarkannya.
(100) Adapun bentuk respons (kepadanya) dengan me-malingkan diri atau pengingkaran yang lebih parah kepadanya, maka tindakan itu merupakan kekufuran terhadap anugerah ini (al-Qur`an). Siapa saja yang melakukannya, maka dia pantas me-nerima hukuman. Karena itu, Allah berfirman, ﴾ مَّنۡ أَعۡرَضَ عَنۡهُ ﴿ "Barang-siapa yang berpaling darinya (al-Qur`an)," tidak mengimaninya, atau menyepelekan perintah-perintah dan larangan-larangannya atau (menyepelekan untuk) mempelajari makna-makna yang wajib, ﴾ فَإِنَّهُۥ يَحۡمِلُ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ وِزۡرًا 100 ﴿ "maka sesungguhnya dia akan memikul dosa yang besar di Hari Kiamat," yaitu dosanya yang mana dengan sebab itu, dia berpaling dari al-Qur`an. Utamanya sifat kekufuran dan anti-pati dengannya.
(101) ﴾ خَٰلِدِينَ فِيهِۖ ﴿ "Mereka kekal di dalam keadaan itu," yaitu pada dosanya. Karena siksaan itu (disebabkan oleh) jenis amalan itu sendiri, yang berubah wujud menjadi azab bagi para pelakunya, sesuai dengan besar dan kecilnya. ﴾ وَسَآءَ لَهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ حِمۡلٗا 101 ﴿ "Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di Hari Kiamat," maksud-nya, alangkah buruk beban yang mereka pikul dan siksaan yang diderakan kepada mereka di Hari Kiamat.
Kemudian Allah mengalihkan tema pembicaraan, dengan menyebutkan kondisi-kondisi Hari Kiamat dan kengerian-kenge-riannya.
Allah berfirman,