Taha Ayat 82
وَاِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى ( طه: ٨٢ )
Wa 'Innī Laghaffārun Liman Tāba Wa 'Āmana Wa `Amila Şāliĥāan Thumma Ahtadaá. (Ṭāʾ Hāʾ 20:82)
Artinya:
Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk. (QS. [20] Taha : 82)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi siapa saja yang bertobat dari kekafiran yang dilakukannya, dan beriman kepada-Ku serta selalu berbuat kebajikan sesuai tuntunan-Ku dan rasul-Ku, kemudian tetap konsisten dalam petunjuk dan teguh melaksanakannya.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa Dia Maha Pengampun bagi orang yang bertobat dari perbuatan syirik, membersihkan dirinya dari dosa, ikhlas dan amalnya dikerjakan semata-mata karena Allah, menunaikan kewajiban-Nya, mejauhi kemaksiatan, istiqamah ibadahnya sampai ia meninggal, dan memenuhi perintah Allah, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (al- hijr/15: 99)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat, beriman, dan beramal saleh.
Artinya, setiap orang yang bertobat kepada-Ku, Aku menerima tobatnya dari semua dosa yang dilakukannya. Sehingga Dia menerima tobat sebagian kaum Bani Israil yang menyembah anak lembu karena mereka benar-benar bertobat kepada-Nya.
Firman Allah Swt.:
...orang yang bertobat.
Yaitu kembali taat kepada Allah sesudah kafir atau musyrik atau melakukan maksiat atau munafik.
Firman Allah Swt.:
...dan beriman.
Yakni hatinya beriman.
...dan beramal saleh.
Yaitu membenarkan imannya dengan amal perbuatan saleh yang dilakukan oleh semua anggota tubuhnya.
...kemudian tetap di jalan yang benar.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah kemudian tidak ragu lagi dalam keimanannya.
Sa'id ibnu Jubair mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
kemudian tetap di jalan yang benar.
Maksudnya, tetap berada pada tuntunan sunnah dan jamaah.
Hal yang semisal telah diriwayatkan dari Mujahid, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang dari kalangan ulama Salaf.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
kemudian tetap di jalan yang benar.
Yakni tetap pada agama Islam hingga mati.
Sufyan 'As-Sauri telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
kemudian tetap di jalan yang benar.
Yaitu meyakini bahwa perbuatannya itu ada balasan pahalanya.
Lafaz summa dalam ayat ini menunjukkan pengertian tartib (berurutan), seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya:
Kemudian dia termasuk (pula) orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar. (90:17)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertobat) dari kemusyrikan (dan beriman) mentauhidkan Allah (dan beramal saleh) yakni mengamalkan fardu dan sunah (kemudian tetap di jalan yang benar) tetap mengamalkan apa yang telah disebutkan di atas hingga umurnya habis.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Aku sungguh Maha Pengampun bagi mereka yang meninggalkan kekufuran lalu beriman dengan baik dan beramal saleh serta tetap demikian sampai menemui Allah.
6 Tafsir as-Saadi
"Hai Bani Isra`il, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan per-janjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan gunung itu, dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa. Makanlah di antara rizki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas pada-nya, yang menyebabkan kemurkaanKu menimpamu. Dan barang-siapa ditimpa oleh kemurkaanKu, maka sungguh binasalah ia. Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal shalih, kemudian tetap di jalan yang benar." (80-82).
(80) Allah mengingatkan Bani Isra`il tentang kenikmatan besar yang tercurahkan pada mereka berupa pembinasaan musuh mereka dan penyelenggaraan perjanjian dengan Musa عليه السلام di sisi kanan gunung Thursina untuk Kami turunkan kitab kepadanya, yang berisi hukum-hukum yang agung dan berita-berita yang baik. Maka lengkaplah kenikmatan agama pada mereka usai pelimpahan nikmat duniawi. Dia juga mengingatkan kenikmatanNya pada mereka saat mereka berada dalam suasana tersesat jalan dengan menurunkan manna dan salwa, serta rizki yang lapang lagi menye-nangkan, yang hadir pada mereka tanpa perlu susah payah.
Dan Dia berkata kepada mereka, ﴾ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ ﴿ "Makan-lah di antara rizki yang baik yang telah Kami berikan kepadamu," mak-sudnya dan syukurilah apa yang telah Allah curahkan kepada kalian dalam bentuk kenikmatan-kenikmatan. ﴾ وَلَا تَطۡغَوۡاْ فِيهِ ﴿ "Dan janganlah kalian melampaui batas padanya," yaitu dalam menyikapi rizkiNya, dengan mempergunakannya untuk bermaksiat dan menolak kenikmatan. Jika kalian melakukannya, niscaya datang kepada kalian kemurkaanKu. Artinya Aku marah kepada kalian kemudian menyiksa kalian.
﴾ وَمَن يَحۡلِلۡ عَلَيۡهِ غَضَبِي فَقَدۡ هَوَىٰ 81 ﴿ "Dan barangsiapa ditimpa oleh kemur-kaanKu, maka sesungguhnya binasalah dia," maksudnya hancur, binasa, menyesal lagi merugi. Lantaran dia tidak memperoleh ridha dan kebaikanNya, ditimpa kemurkaan dan kerugian.
(82) Walaupun demikian, kesempatan bertaubat masih di-tawarkan, meskipun seseorang telah berbuat maksiat. Oleh karena itu, Allah berfirman, ﴾ وَإِنِّي لَغَفَّارٞ ﴿ "Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun," maksudnya, yang banyak ampunan dan rahmatNya ﴾ لِّمَن تَابَ ﴿ "bagi orang yang bertaubat," dari kekufuran, bid'ah, dan tindakan fasik, ﴾ وَءَامَنَ ﴿ "dan beriman," kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasulNya dan Hari Akhir ﴾ وَعَمِلَ صَٰلِحٗا ﴿ "dan beramal shalih," dari amalan-amalan hati, jasmani dan ucapan-ucapan lisan, ﴾ ثُمَّ ٱهۡتَدَىٰ 82 ﴿ "kemudian tetap di jalan yang benar," mak-sudnya dia menempuh jalan yang lurus, mengikuti Rasulullah yang mulia dan mengikuti ajaran agama yang lurus. Orang ini, Allah mengampuni kesalahan-kesalahannya dan memaafkan dosa-dosa dan kenakalannya yang silam. Pasalnya, dia telah memenuhi syarat terpenting untuk meraih ampunan dan rahmatNya. Bahkan semua sebab-sebabnya terfokuskan pada perkara-perkara ini.
Sesungguhnya taubat menutup kesalahan sebelumnya. Iman dan Islam menghancurkan dosa-dosa silam. Dan amalan shalih yang merupakan rangkaian kebaikan (dapat) melenyapkan kesa-lahan-kesalahan. Menempuh jalan-jalan hidayah dengan berbagai macamnya, berupa belajar ilmu agama, merenungi ayat atau hadits hingga maknanya jelas baginya adalah dapat memberikan hidayah. Seruan kepada agama yang benar, penolakan bid'ah, kekufuran atau kesesatan dan melaksanakan jihad, hijrah dan lain-lain, yang termasuk bagian terperinci dari hidayah. Semua itu akan meng-hapuskan dosa-dosa dan membuahkan tujuan yang ingin dicapai.