Al-Anbiya' Ayat 88
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ ( الأنبياء: ٨٨ )
Fāstajabnā Lahu Wa Najjaynāhu Mina Al-Ghammi Wa Kadhalika Nunjī Al-Mu'uminīna. (al-ʾAnbiyāʾ 21:88)
Artinya:
Maka Kami kabulkan (doa)nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. [21] Al-Anbiya' : 88)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Karena ia berdoa dengan ikhlas serta menyadari kesalahannya, maka Kami kabulkan (doa)-nya dan Kami selamatkan dia dari kedukaan dan kesedihan, karena berada dalam perut ikan besar. Dan demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman dari segala kesulitan yang dihadapinya.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menjelaskan bahwa Allah mengabulkan doa Nabi Yunus, lalu diselamatkannya dari rasa duka yang amat sangat. Duka karena rasa bersalah, duka karena keingkaran umatnya, dan duka karena malapetaka yang menimpa dirinya.
Pada akhir ayat ini Allah menegaskan bahwa demikianlah Dia menyelamatkan mereka dari azab duniawi dan mengaruniakan mereka kebahagiaan ukhrawi. Hal ini diterangkan Allah dalam firman-Nya pada ayat yang lain:
Maka mengapa tidak ada (penduduk) suatu negeri pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Ketika mereka (kaum Yunus itu), beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu tertentu. (Yunus/10: 98)
Sesuai dengan kisah Yunus ini Nabi mengajarkan umatnya yang sedang mengalami kesulitan untuk berdoa seperti doa Nabi Yunus. Mus'ab bin Umair meriwayatkan dari Rasulullah bersabda:
Siapa yang berdoa dengan doa Nabi Yunus, maka akan dikabulkan. (Riwayat at-Tirmidzi)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Kisah mengenai Nabi Yunus ini disebutkan di dalam surat ini, juga di dalam surat Ash-Shaffat dan surat Nun. Yunus ibnu Mata a.s. diutus oleh Allah kepada penduduk kota Nainawi, yaitu suatu kota besar yang terletak di negeri Mausul. Yunus menyeru mereka untuk menyembah Allah Swt., tetapi mereka menolak dan tetap tenggelam di dalam kekafirannya. Maka Yunus pergi meninggalkan mereka dalam keadaan marah seraya mengancam mereka bahwa dalam waktu tiga hari lagi akan datang azab dari Allah.
Setelah mereka melihat tanda-tanda datangnya azab itu dan mereka mengetahui bahwa nabi mereka tidak dusta dalam ancamannya, maka mereka keluar menuju ke padang sahara bersama anak-anak mereka dengan membawa ternak unta dan ternak lainnya milik mereka yang mereka pisahkan antara induk dan anaknya.
Kemudian mereka memohon kepada Allah dengan merendahkan diri, dan menyeru-Nya untuk meminta pertolongan, semua ternak unta dan anak-anaknya mengeluarkan suara lenguhan, begitu pula sapi dan anak-anaknya, dan juga kambing dan anak-anaknya. Akhirnya Allah tidak jadi menurunkan azab kepada mereka. Kisah ini disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala mereka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai kepada waktu yang tertentu. (Yunus:98)
Sesudah itu Yunus a.s. pergi meninggalkan kaumnya dan menaiki perahu bersama suatu kaum. Di tengah laut, perahu oleng, mereka merasa takut akan tenggelam (karena keberatan penumpang). Maka mereka mengadakan undian di antara mereka untuk menentukan siapa yang bakal dilemparkan ke dalam laut untuk meringankan beban muatan perahu. Akhirnya undian jatuh ke tangan Yunus, tetapi mereka menolak, tidak mau melemparkannya. Lalu dilakukan undian lagi, ternyata kali itu undian jatuh ke tangan Yunus lagi. Mereka menolak, lalu mengadakan undian lagi. Ternyata undian jatuh ke tangan Yunus juga. Hal ini disebutkan oleh Allah Swt. melalui firman-Nya:
kemudian ia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. (Ash Shaaffat:141)
Yakni undian jatuh ke tangannya. Maka Yunus a.s. melucuti pakaiannya dan menceburkan diri ke dalam laut. Saat itu Allah telah memerintahkan kepada ikan paus dari laut hijau —menurut apa yang diceritakan oleh Ibnu Mas'ud— membelah lautan dan sampai di tempat Yunus, lalu menelannya saat Yunus menceburkan diri ke laut. Allah telah memerintahkan kepada ikan paus itu, "Janganlah kamu memakan secuil pun dari dagingnya, jangan pula mematahkan tulangnya, karena sesungguhnya Yunus itu bukanlah rezeki makananmu, melainkan perutmu Aku jadikan sebagai penjara buatnya."
Zun Nun adalah nama ikan paus itu menurut riwayat yang sahih, lalu dikaitkan dengan nama Nabi Yunus karena ia ditelan olehnya. Makna harfiyahnya ialah orang yang mempunyai ikan besar.
Firman Allah Swt.:
...ketika ia pergi dalam keadaan marah.
Firman Allah Swt.:
Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan.
Yaitu Kami keluarkan dia dari dalam perut ikan dan dari kegelapannya.
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
Yakni apabila mereka berada dalam kesengsaraan, lalu berdoa kepada Kami seraya bertobat, terlebih lagi jika mereka mengucapkan doa yang disebutkan dalam ayat ini saat mendapat musibah. Di dalam hadis Nabi Saw. telah disebutkan anjuran untuk* membaca doa ini di saat tertimpa musibah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu Umair, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Abu Ishaq Al-Hamdani, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Muhammad ibnu Sa'd, telah menceritakan kepadaku ayahku, (yaitu Muhammad), dari ayahnya (yaitu Sa'd ibnu Abu Waqqas r.a.) yang mengatakan, bahwa ia berdua dengan Usman ibnu Affan di dalam masjid, lalu ia mengucapkan salam kepadanya, tetapi Usman hanya memelototkan mata ke arahnya tanpa menjawab salamnya. Sa'd ibnu Abu Waqqas melanjutkan kisahnya, "Lalu saya pergi menghadap kepada Umar ibnul Khattab dan berkata kepadanya sebanyak dua kali, 'Hai Amirul Mu’minin, apakah telah terjadi sesuatu dalam Islam?' Umar menjawab, 'Tidak. Lalu mengapa?' Saya berkata, 'Tidak, hanya saya ketika melewati Usman tadi di masjid, saya mengucapkan salam kepadanya, tetapi ia hanya memelototi diriku dan tidak menjawab salamku. Maka Khalifah Umar mengundang sahabat Usman, lalu berkata kepadanya, 'Apakah yang menyebabkan kamu tidak mau menjawab salam saudaramu?' Usman berkata, saya tidak merasa.' Sa'd berkata, 'Tidak, kamu benar melakukannya.' Akhirnya Usman bersumpah dan saya pun bersumpah pula". Sa'd ibnu Abu Waqqas melanjutkan kisahnya, "Setelah itu Usman teringat akan keadaan dirinya, lalu ia mengatakan bahwa memang benar, seraya beristigfar kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Ia mengatakan, 'Memang kamu tadi lewat di hadapanku, saat itu aku sedang mengingat-ingat suatu kalimat yang pernah saya dengar dari Rasulullah Saw, tetapi demi Allah, tidak sekali-kali saya mengingatnya, melainkan mata dan hatiku seakan-akan tertutup oleh tabir penutup." Sa'd berkata, "Aku akan menceritakan kepadamu tentang kalimat itu. Sesungguhnya Rasulullah Saw. ketika sedang menceritakan kepada kami tentang permulaan doa (yang diucapkan oleh Yunus), tiba-tiba datanglah seorang Badui yang membuatnya sibuk melayaninya. Setelah itu Rasulullah Saw. bangkit berdiri dan pergi, maka saya mengikutinya. Ketika saya merasa khawatir beliau Saw. terlebih dahulu masuk ke dalam rumahnya, maka saya pukulkan kakiku ke tanah. Rasulullah Saw. menoleh ke arahku dan bertanya, "Siapakah orang ini? Bukankah kamu Abu Ishaq?' Saya menjawab, 'Benar, wahai Rasulullah.' Rasululllah Saw. bersabda, 'Ada apa perlumu?' Saya menjawab, 'Tidak demi Allah, saya hanya mengingatkan, bahwa engkau tadi menceritakan kepada kami tentang permulaan doa (yang diucapkan oleh Yunus), kemudian datanglah seorang Badui yang membuat engkau sibuk.' Rasulullah Saw. menjawab,
'Benar, doa itu adalah doa yang diucapkan oleh Zun Nun ketika ia berada di dalam perut ikan paus, yaitu firman-Nya: 'Tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim' (Al Anbiyaa:87) Sesungguhnya tiada seorang muslim pun berdoa kepada Tuhannya dengan menyebut kalimat ini untuk memohon sesuatu, melainkan Allah akan memperkenankannya."
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al-Ahmar dari Kasir ibnu Zaid dari Al-Mutallib ibnu Hantab, menurut Abu Khalid, dia menerimanya dari Mus'ab ibnu Sa'd, dari Sa'd yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. Pernah bersabda: Barang siapa yang berdoa dengan doanya Nabi Yunus, pasti diperkenankan baginya. Abu Sa'id mengatakan bahwa demikianlah yang dimaksud oleh firman-Nya:
Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepadaku Imran ibnu Bakkar Al-Kala'i, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Saleh, telah menceritakan kepada kami Abu Yahya ibnu Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku Bisyr ibnu Mansur, dari Ali ibnu Zaid, dari Sa'id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sa'd ibnu Abu Waqqas mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda: "Asma Allah yang apabila disebutkan dalam doa, pasti Dia memperkenankannya, dan apabila diminta dengannya, pasti memberi, yaitu doa Yunus ibnu Mata." Sa'd bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah doa itu khusus bagi Yunus ataukah bagi seluruh kaum muslim?” Rasulullah Saw. menjawab, "Doa itu bagi Yunus ibnu Mata secara khusus dan bagi kaum mukmin semuanya secara umum, jika mereka meyebutkannya di dalam doanya. Bukankah kamu telah mendengar firman Allah Swt. yang mengatakan, 'Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap. Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman' (Al Anbiyaa:87-88). Ini merupakan syarat dari Allah bagi orang yang mengucapkannya di dalam doanya.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Abu Syuraih, telah menceritakan kepada kami Daud ibnul Muhabbar ibnu Muhazzam Al-Maqdisi, dari Kasir ibnu Ma'bad, bahwa ia pernah bertanya kepada Al-Hasan, "Hai Abu Sa’id, apakah asma Allah yang paling agung, yang bila disebut di dalam doa, Dia pasti memperkenankannya, dan bila diminta, pasti memberi?" Al-Hasan menjawab,"Hai anak saudaraku, bukankah kamu telah membaca firman Allah Swt.: 'Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah' (Al Anbiyaa:87) sampai dengan firman-Nya:
'Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman'
Hai anak saudaraku, itulah asma Allah yang teragung, yang apabila disebutkan di dalam doa pasti Dia memperkenankannya, dan apabila diminta, pasti memberi."
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya daripada kedukaan) disebabkan kalimat-kalimat tersebut. (Dan demikianlah) sebagaimana Kami menyelamatkan dia (Kami selamatkan orang-orang yang beriman) daripada malapetaka yang menimpa mereka, jika mereka meminta tolong kepada Kami seraya berdoa.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Lalu Kami pun mengabulkan permohonannya dan menyelamatkannya dari kesusahan yang sedang ia alami. Dengan cara penyelamatan seperti itu, Kami juga akan menyelamatkan orang-orang Mukmin yang mengakui kesalahan dan ikhlas berdoa kepada Kami.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan (ingatlah kisah) Dzu an-Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia menyeru dalam keadaan sangat gelap, 'Bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.' Maka Kami memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (Al-Anbiya`: 87-88).
(87-88) Maksudnya, dan ingatlah hamba dan rasul Kami (dengan ungkapan yang baik dan sanjungan yang bagus) ﴾ ذ َ ا ٱلنُّونِ ﴿ "Dzu an-Nun," dia adalah Yunus. Maksudnya, orang yang dikaitkan dengan an-Nun yaitu ikan besar. Sesungguhnya Allah telah meng-utusnya kepada kaumnya. Beliau mendakwahi mereka. Namun mereka tidak beriman. Beliau pun mengancam mereka akan turun-nya siksa (Allah) pada waktu yang sudah beliau sampaikan tempo-nya. Maka datanglah siksaan Allah kepada mereka. Mereka dapat menyaksikannya secara langsung. Mereka pun bersegera kembali kepada Allah, berteriak-teriak ketakutan dan bertaubat. Akhirnya, Allah menyingkirkan siksa itu dari mereka. Allah berfirman,
﴾ فَلَوۡلَا كَانَتۡ قَرۡيَةٌ ءَامَنَتۡ فَنَفَعَهَآ إِيمَٰنُهَآ إِلَّا قَوۡمَ يُونُسَ لَمَّآ ءَامَنُواْ كَشَفۡنَا عَنۡهُمۡ عَذَابَ ٱلۡخِزۡيِ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ 98 ﴿
"Dan mengapa tidak ada (penduduk) suatu kota pun yang beriman, lalu imannya itu bermanfaat kepadanya selain kaum Yunus? Tatkala me-reka (kaum Yunus itu) beriman, Kami hilangkan dari mereka azab yang menghinakan dalam kehidupan dunia, dan Kami beri kesenangan kepada mereka sampai waktu yang tertentu." (Yunus: 98).
Allah berfirman,
﴾ وَأَرۡسَلۡنَٰهُ إِلَىٰ مِاْئَةِ أَلۡفٍ أَوۡ يَزِيدُونَ 147 فَـَٔامَنُواْ فَمَتَّعۡنَٰهُمۡ إِلَىٰ حِينٖ 148 ﴿
"Dan Kami mengutus dia kepada seratus ribu orang atau lebih. Lalu mereka beriman, karena itu Kami anugerahkan kenikmatan hidup kepada mereka hingga waktu yang tertentu." (Ash-Shaffat: 147-148).
Sejumlah umat yang besar ini yang beriman berkat dakwah Yunus merupakan salah satu dari keutamaan beliau. Akan tetapi, beliau عليه السلام bergegas pergi dalam keadaan murka dan melarikan diri dari Rabbnya karena dosanya yang tidak disebutkan oleh Allah di kitabNya kepada kita. Dan memang kita tidak membutuhkan keterangan pastinya. Hal ini berdasarkan ayat,
﴾ إِذۡ أَبَقَ إِلَى ٱلۡفُلۡكِ ٱلۡمَشۡحُونِ 140 فَسَاهَمَ فَكَانَ مِنَ ٱلۡمُدۡحَضِينَ 141 فَٱلۡتَقَمَهُ ٱلۡحُوتُ وَهُوَ مُلِيمٞ 142 ﴿
"(Ingatlah) ketika dia lari ke kapal yang penuh muatan. Kemudian dia ikut berundi, lalu dia termasuk orang-orang yang kalah dalam undian. Maka dia ditelan oleh ikan besar dalam keadaan tercela." (Ash-Shaffat: 140-142),
maksudnya, beliau pelaku perbuatan yang tercela. [Sementara ber-dasarkan pendapat yang lebih kuat, karena ketergesa-gesaan dan kemurkaan beliau terhadap kaumnya serta kepergian beliau dari tengah-tengah mereka sebelum Allah memerintahkannya]. Beliau menyangka Allah tidak mampu menghambatnya. Yaitu membuat-nya kesulitan di dalam perut ikan paus. Atau berprasangka bahwa beliau dapat melewatkan pengawasan Allah تعالى. (Tidak masalah menyampaikan prasangka semacam ini terhadap orang-orang yang sempurna dengan bentuk yang tidak dipastikan dan tidak terus-menerus dilakukan). Selanjutnya beliau menumpangi sebuah kapal bersama sejumlah orang. Mereka kemudian melakukan pengundian mengenai siapa yang harus mereka lemparkan ke laut, karena me-reka takut tenggelam bila semua tetap tinggal (di kapal). Ternyata hasil undian mengenai Yunus. Maka, beliau (dilemparkan dan) di-telan oleh ikan paus. Beliau terbawa sampai ke balutan kegelapan lautan. Dalam kegelapan itu, beliau memanggil Rabbnya,﴾ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبۡحَٰنَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ 87 ﴿ "Bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim." Beliau mengungkapkan penga-kuan atas kesempurnaan uluhiyah Allah dan menyucikanNya dari segala kekurangan, cacat dan gangguan, dan pengakuan atas tindak aniaya terhadap dirinya sendiri dan kesalahannya. Allah berfirman,
﴾ فَلَوۡلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلۡمُسَبِّحِينَ 143 لَلَبِثَ فِي بَطۡنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوۡمِ يُبۡعَثُونَ 144 ﴿
"Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit." (Ash-Shaffat: 143-144).
Oleh karenanya, Allah berfirman di sini,﴾ فَٱسۡتَجَبۡنَا لَهُۥ وَنَجَّيۡنَٰهُ مِنَ ٱلۡغَمِّۚ ﴿ "Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkan-nya dari kedukaan," yaitu kedahsyatan kondisi yang beliau alami. ﴾ وَكَذَٰلِكَ نُـۨجِي ٱلۡمُؤۡمِنِينَ 88 ﴿ "Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." Ini merupakan janji baik dan kabar gembira bagi setiap insan Mukmin yang sedang mengalami kondisi berat dan kesusahan, bahwa Allah تعالى akan menyelamatkan dirinya dari malapetaka tersebut dan membuangnya dari dirinya serta meringan-kan bebannya karena keimanannya kepada Allah, sebagaimana yang Allah lakukan kepada Yunus عليه السلام.