Al-Mu'minun Ayat 16
ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ ( المؤمنون: ١٦ )
Thumma 'Innakum Yawma Al-Qiyāmati Tub`athūna. (al-Muʾminūn 23:16)
Artinya:
Kemudian, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. (QS. [23] Al-Mu'minun : 16)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Setelah manusia lahir dan mengalami pertumbuhan, kemudian setelah itu, yakni setelah melalui proses kehidupan di dunia, sesungguhnya kamu, wahai manusia, pasti mati. Kemudian, setelah kamu mati dan dikuburkan, sesungguhnya kamu akan dibangkitkan dari kuburmu pada hari Kiamat untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu di dunia.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan dari kuburmu pada hari Kiamat, untuk dihisab segala amal perbuatanmu selama berada di dunia ini, yang baik akan diberi pahala, yang buruk akan diberi siksa.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Kemudian sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburanmu) di hari kiamat.
Yakni dalam penciptaan yang terakhir di hari akhirat nanti. Sama halnya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. (Al-'Ankabut: 20)
Yaitu di hari berbangkit dan semua roh kembali kepada jasadnya masing-masing, lalu semua makhluk menjalani hisabnya, dan setiap orang yang beramal akan dibalasi sesuai dengan amal perbuatannya. Jika amalnya baik, maka balasannya baik, dan jika amalnya buruk, maka balasannya buruk pula.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan di hari kiamat) untuk menjalani hisab dan pembalasan.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Setelah itu, kalian akan dibangkitkan kembali pada hari kiamat untuk perhitungan dan pembalasan.
6 Tafsir as-Saadi
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan sari-pati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segum-pal darah itu Kami jadikan segumpal daging lalu segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat." (Al-Mu`minun: 12-16).
(12) Allah menyebutkan awal penciptaan moyang manusia, Adam عليه السلام, bahwa beliau berasal ﴾ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن طِينٖ ﴿ "dari suatu saripati dari tanah," maksudnya dihasilkan dan diambil dari seluruh jenis tanah. Oleh karena itu, keturunannya lahir dalam warna seperti warna tanah. Ada yang baik, buruk dan sedang-sedang saja, ada yang mudah, sulit dan yang bersifat antara keduanya.
(13) ﴾ ثُمَّ جَعَلۡنَٰهُ ﴿ "Kemudian Kami jadikan saripati itu," yaitu (saripati) bangsa manusia ﴾ نُطۡفَةٗ ﴿ "air mani," yang keluar dari tu-lang sulbi dan tulang dada lalu selanjutnya menetap ﴾ فِي قَرَارٖ مَّكِينٖ ﴿ "di tempat yang kokoh," yaitu rahim wanita, terjaga dari kerusakan, bau dan lain sebagainya.
(14) ﴾ ثُمَّ خَلَقۡنَا ٱلنُّطۡفَةَ ﴿ "Kemudian Kami jadikan air mani itu," yang telah menetap sebelumnya menjadi ﴾ عَلَقَةٗ ﴿ "segumpal darah," yaitu darah merah setelah melewati empat puluh hari sejak menjadi nutfah. Kemudian ﴾ فَخَلَقۡنَا ٱلۡعَلَقَةَ ﴿ "Kami jadikan segumpal darah itu," sesudah empat puluh hari berikutnya ﴾ مُضۡغَةٗ ﴿ "segumpal daging," yaitu sepotong daging kecil sebesar satu kali kunyahan, karena ben-tuknya yang kecil. ﴾ فَخَلَقۡنَا ٱلۡمُضۡغَةَ ﴿ "Kemudian Kami jadikan segumpal daging itu," yang lunak s e b a g a i ﴾ عِظَٰمٗا ﴿ "tulang belulang," yang keras yang mana daging sudah mengisi celah-celahnya sesuai dengan kebutuhan badan terhadapnya. ﴾ فَكَسَوۡنَا ٱلۡعِظَٰمَ لَحۡمٗا ﴿ "Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging," maksudnya, Kami menjadikan daging sebagai pembungkus tulang-belulang itu, sebagaimana Kami menjadikan tulang-belulang sebagai penyangga daging. Proses ini terjadi pada usia empat puluh hari yang ketiga. ﴾ ثُمَّ أَنشَأۡنَٰهُ خَلۡقًا ءَاخَرَۚ ﴿ "Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain," ditiupkan padanya ruh, hingga beralih dari kondisi sebagai benda mati ke benda yang hidup. ﴾ فَتَبَارَكَ ٱللَّهُ ﴿ "Maka Mahasucilah Allah," Mahatinggi, Mahabesar dan banyak curahan kebaikanNya, dan Dia adalah ﴾ أَحۡسَنُ ٱلۡخَٰلِقِينَ ﴿ "Pencipta Yang Paling Baik."
﴾ ٱلَّذِيٓ أَحۡسَنَ كُلَّ شَيۡءٍ خَلَقَهُۥۖ وَبَدَأَ خَلۡقَ ٱلۡإِنسَٰنِ مِن طِينٖ 7 ثُمَّ جَعَلَ نَسۡلَهُۥ مِن سُلَٰلَةٖ مِّن مَّآءٖ مَّهِينٖ 8 ثُمَّ سَوَّىٰهُ وَنَفَخَ فِيهِ مِن رُّوحِهِۦۖ وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَۚ قَلِيلٗا مَّا تَشۡكُرُونَ 9 ﴿
"Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan dengan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah. Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani). Ke-mudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (ciptaan)Nya, dan Dia menjadikan bagimu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali yang bersyukur." (As-Sajdah: 7-9).
Jadi, semua penciptaanNya baik. Manusia termasuk makhluk ciptaan Allah yang terbaik, bahkan merupakan makhluk terbaik secara mutlak, seperti kandungan Firman Allah,
﴾ لَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ فِيٓ أَحۡسَنِ تَقۡوِيمٖ 4 ﴿
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." (At-Tin: 4). Oleh karena itu, orang-orang pilihan dari kalangan manusia, menjadi makhluk yang paling utama.
(15) ﴾ ثُمَّ إِنَّكُم بَعۡدَ ذَٰلِكَ ﴿ "Kemudian, sesungguhnya kamu sesudah itu," yaitu (sesudah) penciptaan dan tiupan ruh, ﴾ لَمَيِّتُونَ ﴿ "benar-benar akan mati," di salah satu fase pertumbuhan dan perkembangan kalian.
(16) ﴾ ثُمَّ إِنَّكُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ تُبۡعَثُونَ 16 ﴿ "Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di Hari Kiamat," maka kalian akan menerima balasan amalan kalian, yang baik dan yang buruk. Allah berfirman,
﴾ أَيَحۡسَبُ ٱلۡإِنسَٰنُ أَن يُتۡرَكَ سُدًى 36 أَلَمۡ يَكُ نُطۡفَةٗ مِّن مَّنِيّٖ يُمۡنَىٰ 37 ثُمَّ كَانَ عَلَقَةٗ فَخَلَقَ فَسَوَّىٰ 38 فَجَعَلَ مِنۡهُ ٱلزَّوۡجَيۡنِ ٱلذَّكَرَ وَٱلۡأُنثَىٰٓ 39 أَلَيۡسَ ذَٰلِكَ بِقَٰدِرٍ عَلَىٰٓ أَن يُحۡـِۧيَ ٱلۡمَوۡتَىٰ 40 ﴿
"Apakah manusia mengira, bahwa dia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban). Bukankah dia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (ke dalam rahim). Kemudian mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakannya lalu menyempurnakannya. Lalu Allah menjadikan darinya sepasang laki-laki dan perempuan. Bukankah (Allah) yang berbuat demikian berkuasa (pula) menghidupkan orang yang mati?" (Al-Qiyamah: 36-40).