Al-Mu'minun Ayat 41
فَاَخَذَتْهُمُ الصَّيْحَةُ بِالْحَقِّ فَجَعَلْنٰهُمْ غُثَاۤءًۚ فَبُعْدًا لِّلْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ ( المؤمنون: ٤١ )
Fa'akhadhat/hum Aş-Şayĥatu Bil-Ĥaqqi Faja`alnāhum Ghuthā'an Fabu`dāan Lilqawmi Až-Žālimīna. (al-Muʾminūn 23:41)
Artinya:
Lalu mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur, dan Kami jadikan mereka (seperti) sampah yang dibawa banjir. Maka binasalah bagi orang-orang yang zalim. (QS. [23] Al-Mu'minun : 41)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah mengabulkan doa Nabi Hud. Dia berfirman, “Bersabarlah, wahai Nabi Hud. Tidak lama lagi mereka pasti akan menyesal.” Lalu setelah tiba waktunya, mereka benar-benar dimusnahkan oleh suara yang mengguntur. Mereka pantas mendapat azab itu sehingga kedatangan azab itu hak adanya. Dan Kami jadikan mereka seperti sampah yang dibawa banjir akibat kezaliman mereka sendiri. Maka, binasalah bagi orang-orang yang zalim.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Maka mereka dimusnahkan dengan azab yang tidak ada bandingannya, yaitu dihancurkan oleh air dan suara yang mengguntur dengan dahsyat. Mereka dijadikan sebagai sampah banjir besar yang tidak berfaedah sama sekali, maka orang-orang yang zalim itu menjadi binasa.
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menceritakan bahwa Dia menjadikan umat yang lain sesudah kaum Nuh. Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan mereka dalam ayat-ayat ini adalah kaum 'Ad, karena sesungguhnya merekalah yang berkuasa sesudah kaum Nuh. Menurut pendapat yang lainnya lagi, mereka adalah kaum Samud, karena ada firman-Nya yang mengatakan:
Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak.
Dan bahwa Allah Swt. telah mengutus seorang rasul di antara mereka yang menyeru mereka untuk menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Tetapi mereka mendustakannya dan menentangnya serta menolak, tidak mau mengikutinya hanya karena dia adalah seorang manusia yang sama dengan mereka. Pada prinsipnya mereka tidak mau mengikuti rasul yang berupa manusia, mereka mendustakan hari pertemuan dengan Allah kelak di hari kiamat, dan mereka ingkar kepada hari berbangkit di mana manusia dibangkitkan hidup kembali dari kuburnya masing-masing. Mereka berkata:
Apakah ia menjanjikan kepada kamu sekalian bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang-belulang, kamu sesungguhnya akan dikeluarkan (dari kuburmu)? Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu. (Al Mu’minun: 35-36)
Yakni mustahil sesudah mati kalian dihidupkan kembali.
Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. (Al Mu’minun: 38)
Yaitu dalam semua berita yang disampaikannya kepada kalian tentang kerasulan, peringatan, dan berita-berita tentang hari kiamat.
"dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya.” Rasul itu berdoa, "Ya Tuhanku, tolonglah aku karena mereka men-dustakanku.” (Al Mu’minun: 38-39)
Yakni rasul itu memohon pertolongan dan bantuan kepada Allah dalam menghadapi mereka, dan Allah memperkenankan doanya.
Allah berfirman, "Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.” (Al Mu’minun: 40)
karena mereka menentangmu dan mengingkari apa yang kamu sampaikan kepada mereka.
Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan hak. (Al Mu’minun: 41)
Mereka memang berhak mendapat azab itu dari Allah karena kekafiran dan kesewenang-wenangan mereka. Menurut makna lahiriah ayat ini menunjukkan bahwa azab itu berupa gabungan antara angin yang kencang lagi sangat kuat dan sangat dingin.
yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya, maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. (Al Ahqaaf:25)
Firman Allah Swt.:
dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir. (Al Mu’minun: 41)
Yakni mati dan binasa seperti buih banjir, yaitu sesuatu yang hina lagi tiada artinya dan tiada manfaatnya sama sekali.
maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zalim itu. (Al Mu’minun: 41)
Sama dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya:
Dan tidaklah Kami menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Az Zukhruf:76)
karena kekafiran, keingkaran, dan sikap mereka yang selalu menentang utusan Allah. Maka hendaknyalah hal ini dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang mendustakan rasul mereka.
4 Tafsir Al-Jalalain
(Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur) suara yang menandakan turunnya azab dan binasanya makhluk (dengan hak) maka matilah mereka (dan Kami jadikan mereka bagaikan tumbuh-tumbuhan yang kering) Kami jadikan mereka seperti tanaman yang kering atau mati (maka alangkah jauhnya) dari rahmat (bagi orang-orang yang zalim itu) yakni orang-orang yang mendustakan Rasul itu.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Mereka pun kemudian ditimpa siksa berupa pekikan amat keras yang membinasakan. Mereka memang pantas dibinasakan. Mereka Kami jadikan terhina dan tak berdaya bagai sampah--seperti batang kayu dan dedaunan--yang hanyut dihempas air. Binasalah dan terusirlah orang-orang yang zalim itu dari kasih sayang Kami akibat sifat buruk dan kesombongan mereka!"
6 Tafsir as-Saadi
"Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain. Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan me-reka sendiri (yang berkata), 'Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada tuhan (yang haq) selain dariNya. Maka me-ngapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)?' Dan berkatalah pemu-ka-pemuka yang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan akan menemui Hari Akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia, '(Orang) ini tidak lain hanya-lah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan dan meminum dari apa yang kamu minum. Dan sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi. Apakah dia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang, kamu sungguh akan dikeluarkan (dari kuburmu). Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu. Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi. Ia tidak lain hanyalah seorang yang mengada-adakan kebohongan terha-dap Allah, dan kami sekali-kali tidak akan beriman kepadanya.' Rasul itu berdoa, 'Ya Rabbku, tolonglah aku karena mereka men-dustakanku.' Allah berfirman, 'Dalam sedikit waktu lagi, pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal.' Maka dimus-nahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan (dasar) hak dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir, maka kebina-saanlah bagi orang-orang yang zhalim itu'." (Al-Mu`minun: 31-32).
(31) Ketika Allah menceritakan tentang Nabi Nuh dan kaumnya serta bagaimana Allah membinasakan mereka, maka Dia berfirman, ﴾ ثُمَّ أَنشَأۡنَا مِنۢ بَعۡدِهِمۡ قَرۡنًا ءَاخَرِينَ ﴿ "Kemudian, Kami jadikan sesudah mereka umat yang lain," secara zahir, mereka adalah kaum Tsamud, kaum Nabi Shaleh عليه السلام. Sebab kisah ini menyerupai (kronologis) sejarah mereka.
(32) ﴾ فَأَرۡسَلۡنَا فِيهِمۡ رَسُولٗا مِّنۡهُمۡ ﴿ "Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri," yang berasal dari bangsa mereka. Mereka mengetahui silsilah nasab, kedudukan sosial, dan kejujur-annya agar mereka lebih segera patuh lantaran berasal dari orang-orang kalangan mereka sendiri dan lebih menghilangkan antipati mereka. Beliau menyerukan kepada sasaran seperti (inti sari) dakwah yang diserukan oleh para rasul kepada para umat mereka, ﴾ أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مَا لَكُم مِّنۡ إِلَٰهٍ غَيۡرُهُۥٓۚ ﴿ "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali tidak ada tuhan (yang haq) selain dariNya." Mereka semua telah bersepakat tentang dakwah (tauhid) ini. Ini adalah dakwah yang pertama kali mereka serukan kepada para umat mereka; (yaitu) perintah untuk beribadah kepada Allah saja dan pemberitahuan bahwa Dia adalah Dzat yang paling berhak diibadahi serta larangan dari menyembah selainNya, dan pemberitahuan kebatilan dan kerusakan peribadahan kepada selainNya. Oleh sebab itu, Allah berfirman, ﴾ أَفَلَا تَتَّقُونَ ﴿ "Maka mengapa kamu tidak bertakwa (kepadaNya)," yaitu kepada Rabb kalian, sehingga meninggalkan berhala-berhala dan patung-patung itu.
(33) Kemudian berkatalah, ﴾ ٱلۡمَلَأُ مِن قَوۡمِهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بِلِقَآءِ ٱلۡأٓخِرَةِ وَأَتۡرَفۡنَٰهُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا ﴿ "Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya dan yang mendustakan akan menemui Hari Akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia," maksudnya para pem-besar yang telah menggabungkan antara kekufuran, permusuhan dan pengingkaran terhadap Hari Kebangkitan dan Pembalasan, serta kehidupan mewah di dunia telah menyebabkan mereka me-lampaui batas sebagai perlawanan terhadap nabi mereka dan pen-dustaan serta peringatan (kepada manusia) darinya berkata, ﴾ مَا هَٰذَآ إِلَّا بَشَرٞ مِّثۡلُكُمۡ ﴿ "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu," maksudnya dari komunitas kalian, ﴾ يَأۡكُلُ مِمَّا تَأۡكُلُونَ مِنۡهُ وَيَشۡرَبُ مِمَّا تَشۡرَبُونَ ﴿ "dia makan dari apa yang kamu makan dan meminum dari apa yang kamu minum," lalu sisi apakah yang melebihkan dia di atas kalian? Kenapa ia tidak berupa malaikat yang tidak makan makanan dan tidak minum minuman?
(34) ﴾ وَلَئِنۡ أَطَعۡتُم بَشَرٗا مِّثۡلَكُمۡ إِنَّكُمۡ إِذٗا لَّخَٰسِرُونَ ﴿ "Dan sesungguhnya jika kamu sekalian menaati manusia yang seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi) orang-orang yang merugi," maksudnya, jika kalian mengikutinya dan mendaulatnya sebagai pimpinan ka-lian, padahal dia serupa dengan kalian, maka kalian benar-benar sudah kehilangan akal-akal kalian dan akan menyesal atas tindakan kalian! Ini termasuk perkara aneh. Sungguh, kerugian dan penye-salan yang sebenarnya terjadi pada orang yang tidak mengikuti dan patuh kepadanya. Kebodohan dan ketololan yang besar diarahkan bagi orang-orang yang menyombongkan diri untuk patuh kepada sesosok orang yang telah Allah istimewakan dengan wahyu (dari-Nya), mengutamakannya dengan risalah dan diuji dengan feno-mena peribadahan terhadap pohon-pohon dan bebatuan. Ini persis seperti perkataan mereka,
﴾ فَقَالُوٓاْ أَبَشَرٗا مِّنَّا وَٰحِدٗا نَّتَّبِعُهُۥٓ إِنَّآ إِذٗا لَّفِي ضَلَٰلٖ وَسُعُرٍ 24 أَءُلۡقِيَ ٱلذِّكۡرُ عَلَيۡهِ مِنۢ بَيۡنِنَا بَلۡ هُوَ كَذَّابٌ أَشِرٞ 25 ﴿
"Maka mereka berkata, 'Bagaimana kita akan mengikuti saja seorang manusia (biasa) di antara kita? Sesungguhnya kalau kita begitu benar-benar berada dalam keadaan sesat dan gila. Apakah wahyu itu diturun-kan kepadanya di antara kita? Sebenarnya dia adalah seorang yang amat pendusta lagi sombong'." (Al-Qamar: 24-25).
(35-36) Ketika mereka mengingkari dan menampik risalah beliau, mereka (juga) mengingkari keterangan yang beliau sampai-kan, yaitu tentang kebangkitan setelah kematian dan pembalasan amalan-amalan. Mereka berkata, ﴾ أَيَعِدُكُمۡ أَنَّكُمۡ إِذَا مِتُّمۡ وَكُنتُمۡ تُرَابٗا وَعِظَٰمًا أَنَّكُم مُّخۡرَجُونَ 35 هَيۡهَاتَ هَيۡهَاتَ لِمَا تُوعَدُونَ 36 ﴿ "Apakah dia menjanjikan kepada kamu sekalian, bahwa bila kamu telah mati dan telah menjadi tanah dan tulang belulang bahwa kamu sungguh akan dikeluarkan (dari kuburmu. Jauh, jauh sekali (dari kebenaran) apa yang diancamkan kepada kamu itu," maksudnya begitu jauh, begitu jauh apa yang dia janjikan kepada kalian, berupa kebangkitan sesudah kalian terkoyak-koyak dalam keadaan men-jadi tanah dan tulang-belulang.
Mereka memandang dengan perspektif yang kerdil dan meli-hatnya dari sudut kemampuan mereka sebagai perkara yang tidak mungkin terjadi. Mereka membandingkan kekuasaan al-Khaliq Allah dengan kemampuan-kemampuan mereka. Mahatinggi Allah (dari ucapan mereka). Akhirnya, mereka mengingkari kekuasaan Allah untuk menghidupkan orang-orang yang sudah mati dan benar-benar menyatakanNya lemah. Mereka lupa terhadap proses penciptaan mereka pertama kali, dan Dzat yang menciptakan me-reka dari barang yang tak berwujud, maka untuk mengembalikan wujud mereka setelah hancur akan lebih ringan bagiNya. Dua ke-jadian itu mudah bagiNya.
Kenapa mereka tidak mengingkari saja awal mula penciptaan mereka dan menyikapi realita-realita yang konkret sembari menga-takan, "Sesungguhnya kami senantiasa ada," agar pengingkaran mereka terhadap kebangkitan tidak dipertanyakan lagi, sehingga kemudian argumentasinya dialihkan ke masalah penetapan wujud Dzat Yang Menciptakan lagi Mahaagung? Di sini masih ada dalil lain (untuk membungkam mereka), yaitu, Dzat yang menghidup-kan bumi setelah kematiannya, Dia adalah Dzat yang benar-benar berkuasa untuk menghidupkan orang-orang yang telah mati dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Masih ada bukti lain, yakni jawaban yang disampaikan oleh Allah kepada orang-orang yang mengingkari kebangkitan dalam FirmanNya,
﴾ بَلۡ عَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٞ مِّنۡهُمۡ فَقَالَ ٱلۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا شَيۡءٌ عَجِيبٌ 2 أَءِذَا مِتۡنَا وَكُنَّا تُرَابٗاۖ ذَٰلِكَ رَجۡعُۢ بَعِيدٞ 3 ﴿
"(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, 'Ini adalah suatu yang amat ajaib. Apakah kami setelah mati dan setelah menjadi tanah (kami akan kembali lagi)? Itu adalah suatu pengembalian yang tidak mungkin'." (Qaf: 2-3).
Maka Allah menjawab mereka dengan, ﴾ قَدۡ عَلِمۡنَا مَا تَنقُصُ ٱلۡأَرۡضُ مِنۡهُمۡۖ ﴿ "Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh bumi dari (tubuh-tubuh) mereka," yaitu saat hancur-lebur ﴾ وَعِندَنَا كِتَٰبٌ حَفِيظُۢ ﴿ "dan pada sisi Kami pun ada kitab yang memelihara (mencatat)." (Qaf: 4).
(37) ﴾ إِنۡ هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا ٱلدُّنۡيَا نَمُوتُ وَنَحۡيَا ﴿ "Kehidupan itu tidak lain ha-nyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup," maksud-nya ada orang yang mati dan ada orang yang terlahirkan lagi ﴾ وَمَا نَحۡنُ بِمَبۡعُوثِينَ ﴿ "dan sekali-kali kita tidak akan dibangkitkan lagi."
(38) ﴾ إِنۡ هُوَ إِلَّا رَجُلٌ بِهِۦ جِنَّةٞ ﴿ "Dia tidak lain hanyalah seorang lelaki yang berpenyakit gila"[8] karena itu, dia membawa penetapan tentang pengesaan Allah (dalam ibadah) dan tempat kembali (kebangkit-an)! ﴾ فَتَرَبَّصُواْ بِهِۦ حَتَّىٰ حِينٖ ﴿ "Maka tunggulah (sabarlah) terhadapnya sampai suatu waktu," maksudnya gugurkanlah hukuman bunuh dan jenis hukuman lain darinya sebagai bentuk penghormatan baginya, lan-taran dia seorang yang gila, yang tidak bisa dihukum disebabkan sesuatu yang diucapkannya. Maksudnya, menurut anggapan me-reka yang batil, sudah tidak tersisa lagi acara berdebat dengannya menyangkut kebenaran risalah yang ia bawa. Mereka telah ber-asumsi bahwa risalahnya batil. Ungkapan yang masih tersisa ialah apakah perlu mereka menghukuminya atau tidak? Berdasarkan sangkaan mereka, bahwa akal-akal mereka yang matang menyim-pulkan membiarkannya hidup, tanpa menghukumnya, meskipun terdapat alasan yang kuat (untuk menghukumnya). Lalu apakah ada penentangan dan kekufuran yang lebih fatal dari ini?!
(39) Oleh karena itu, ketika kekufuran mereka semakin menggila, sementara pemberian peringatan tidak berguna bagi mereka, maka beliau memanjatkan doa keburukan bagi mereka. Beliau berkata, ﴾ رَبِّ ٱنصُرۡنِي بِمَا كَذَّبُونِ ﴿ "Ya Rabbku, tolonglah aku, karena mereka mendustakanku," yaitu dengan cara menghabisi mereka dan menghinakan mereka di dunia sebelum di akhirat.
(40-41) Allah berfirman untuk mengabulkan doanya, ﴾ عَمَّا قَلِيلٖ لَّيُصۡبِحُنَّ نَٰدِمِينَ 40 فَأَخَذَتۡهُمُ ٱلصَّيۡحَةُ بِٱلۡحَقِّ ﴿ "Dalam sedikit waktu lagi, pasti me-reka akan menjadi orang-orang yang menyesal. Maka dimusnahkanlah mereka oleh suara yang mengguntur dengan (dasar) hak," bukan atas dasar aniaya dan kecurangan (dari Allah). Akan tetapi, berdasarkan keadilan dan ulah kezhaliman mereka. Suara yang mengguntur memusnahkan mereka dan membinasakan mereka sampai tuntas. ﴾ فَجَعَلۡنَٰهُمۡ غُثَآءٗۚ ﴿ "Dan Kami jadikan mereka (sebagai) sampah banjir," yaitu rumput yang kering ibarat buih di lautan yang terlempar ke celah-celah lembah. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman,
﴾ إِنَّآ أَرۡسَلۡنَا عَلَيۡهِمۡ صَيۡحَةٗ وَٰحِدَةٗ فَكَانُواْ كَهَشِيمِ ٱلۡمُحۡتَظِرِ 31 ﴿
"Sesungguhnya Kami menimpakan atas mereka satu suara yang keras mengguntur, maka jadilah mereka seperti rumput-rumput kering (yang dikumpulkan oleh) yang punya kandang binatang." (Al-Qamar: 31).
﴾ فَبُعۡدٗا لِّلۡقَوۡمِ ٱلظَّٰلِمِينَ ﴿ "Maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang zhalim itu," maksudnya selain siksaan yang menimpa mereka, maka disertai pula dengan pengusiran dan kutukan serta celaan dari makhluk semesta alam.
﴾ فَمَا بَكَتۡ عَلَيۡهِمُ ٱلسَّمَآءُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَا كَانُواْ مُنظَرِينَ 29 ﴿
"Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka, dan mereka pun tidak diberi tangguh." (Ad-Dukhan: 29).