Atau engkau (Muhammad) meminta imbalan kepada mereka? Sedangkan imbalan dari Tuhanmu lebih baik, karena Dia pemberi rezeki yang terbaik. (QS. [23] Al-Mu'minun : 72)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Allah telah menyebutkan empat alasan penolakan orang kafir terhadap dakwah Nabi beserta sanggahan atas keempatnya. Pada ayat ini Allah lalu menyebut alasan kelima. Atau-kah mereka menolak dakwahmu, wahai Nabi Muhammad, karena engkau meminta imbalan kepada mereka atas dakwahmu, sedangkan engkau yakin bahwa imbalan dari Tuhanmu lebih baik, karena Dia pemberi rezeki yang terbaik? Tidak! Engkau tidak pernah berbuat demikian.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah mempertanyakan mengapa mereka tidak mau menerima ajaran-ajaran Al-Qur'an padahal Nabi Muhammad tidak pernah meminta kepada mereka imbalan jasa atas penyampaian ajaran Al-Qur'an. Nabi Muhammad menyadari bahwa penyampaian risalah itu adalah kewajiban yang harus dilaksanakan sebaik-baiknya atas perintah Tuhannya. Kalau ada sesuatu yang diharapkannya maka harapan itu tiada lain hanyalah keridaan Allah yang dengan keridaan-Nya ia akan berbahagia dan dengan keridaan Allah itu ia akan mendapat balasan karunia yang tidak akan putus-putusnya sebagaimana tersebut dalam firman-Nya: Katakanlah (Muhammad), "Imbalan apa pun yang aku minta kepadamu, maka itu untuk kamu. Imbalanku hanyalah dari Allah, dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." (Saba`/34: 47)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Firman Allah Swt.:
Atau kamu meminta upah kepada mereka?
Menurut Al-Hasan, yang dimaksud dengan kharjan ialah upah.
Sedangkan menurut Qatadah yaitu imbalan.
maka upah dari Tuhanmu adalah lebih baik.
Yakni kamu tidak meminta suatu upah pun dari mereka, tidak pula suatu imbalan pun atau sesuatu yang lain sebagai balasan dari dakwahmu kepada mereka yang menyeru mereka kepada petunjuk. Bahkan engkau-hanya mengharapkan imbalan dari Allah semata atas hal tersebut, yaitu pahala yang berlimpah dari-Nya. Seperti yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat lain:
Katakanlah, "Upah apa pun yang aku minta kepada kalian, maka itu untuk kalian. Upahku hanyalah dari Allah.” (Saba':47)
Katakanlah, "Aku tidak meminta upah sedikit pun kepada kalian atas dakwahku, dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang mengada-adakan.” (Shaad:86)
Katakanlah, "Aku tidak meminta kepada kalian suatu upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan.” (Asy Syuura:23)
Dan firman Allah Swt.:
Dan datanglah dari ujung kota seorang laki-laki (Habib An-Najjar) dengan bergegas-gegas ia berkata, "Hai kaumku, ikutilah utusan-utusan itu, ikutilah orang yang tiada minta balasan kepada kalian.” (Yaa Siin:20-21)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Atau kamu meminta upah kepada mereka) sebagai imbalan dari apa yang kamu datangkan buat mereka yaitu masalah keimanan (maka upah Rabbmu) adalah pahala, upah dan rezeki-Nya (adalah lebih baik) dan menurut qiraat yang lain dibaca Kharjan dalam dua tempat tadi; tetapi menurut qiraat yang lainnya lagi dibaca Kharaajan pada keduanya (dan Dia adalah Pemberi rezeki Yang Paling Baik) Pengupah Yang Paling Utama.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Bahkan, apakah kamu meminta balasan dari mereka atas pelaksanaan misi kerasulanmu, Muhammad? Itu tidak benar! Sebab, balasan dari Tuhanmu lebih baik dari apa yang ada pada mereka. Allah adalah pemberi yang terbaik di antara yang memberi.
6 Tafsir as-Saadi
"Atau kamu meminta upah kepada mereka, maka upah dari Rabbmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rizki Yang Paling Baik." (Al-Mu`minun: 72). (72) Maksudnya, ataukah perkara yang menghalangi me-reka untuk mengikutimu adalah karena engkau wahai Muhammad, meminta upah kepada mereka atas penyambutan yang baik (ter-hadap seruanmu)? ﴾ فَهُم مِّن مَّغۡرَمٖ مُّثۡقَلُونَ 46 ﴿ "Maka mereka diberati dengan hutang." (Al-Qalam: 46), mereka merasa berat untuk mengikutimu karena upah dan pajak yang kamu pungut dari mereka. Padahal kenyataannya tidak demikian adanya. ﴾ فَخَرَاجُ رَبِّكَ خَيۡرٞۖ وَهُوَ خَيۡرُ ٱلرَّٰزِقِينَ ﴿"Maka upah dari Rabbmu adalah lebih baik, dan Dia adalah Pemberi rizki Yang Paling Baik," ini seperti per-nyataan para nabi kepada umat-umat mereka, ﴾ يَٰقَوۡمِ لَآ أَسۡـَٔلُكُمۡ عَلَيۡهِ أَجۡرًاۖ إِنۡ أَجۡرِيَ إِلَّا عَلَى ٱلَّذِي فَطَرَنِيٓۚ ﴿ "Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku. Upahku tidak lain, hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku." (Hud: 51), maksudnya, mereka tidak menjalankan dakwah kepada umat ma-nusia karena adanya antusiasme mendapatkan harta dari mereka. Para nabi berdakwah hanya untuk tujuan memberikan nasihat dan mendatangkan kemaslahatan bagi mereka. Bahkan para rasul adalah orang yang paling berniat tulus untuk memperbaiki umat manusia daripada mereka sendiri. Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan terbaik atas nama umat-umat mereka, dan mem-berikan karunia kepada kita untuk mengikuti mereka dalam segala kondisi.