Al-Mu'minun Ayat 98
وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ ( المؤمنون: ٩٨ )
Wa 'A`ūdhu Bika Rabbi 'An Yaĥđurūni. (al-Muʾminūn 23:98)
Artinya:
dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku.” (QS. [23] Al-Mu'minun : 98)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan katakanlah, wahai Nabi Muhammad, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan, dan aku berlindung pula kepada Engkau ya Tuhanku, agar mereka tidak mendekati aku dalam segala aktivitasku.”
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad supaya dia selalu berlindung kepada-Nya dari bisikan-bisikan setan dan dari godaan-godaannya, dan supaya setan itu selalu jauh daripadanya dan tidak dapat masuk ke dalam hatinya untuk memperdayakannya.
Demikianlah seharusnya sikap setiap pejuang untuk menegakkan kebenaran. Mereka harus benar-benar menjaga supaya tidak sekalipun dipengaruhi hawa nafsunya dan terdorong untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak benar dan tidak jujur. Setan amat mudah sekali menjerumuskan manusia ke jurang kesalahan, penghinaan dan kejahatan apabila ia dapat memasuki hawa nafsu manusia. Karena itu hendaklah kita selalu berlindung kepada Allah dari tipu daya setan. Memang apabila seseorang benar-benar telah berserah diri kepada Tuhannya dalam segala tindakannya dan selalu memohon perlindungan-Nya dari tipu daya dan godaan setan, dirinya menjadi bersih dan hati nuraninya akan terketuk untuk selalu berbuat kebaikan dan menghindari kejahatan. Rasulullah selalu berlindung kepada Tuhannya supaya dijauhkan daripadanya campur tangan setan dalam segala perbuatannya terutama dalam salat ketika membaca Al-Qur'an dan pada saat ajalnya akan tiba.
Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al-Baihaqi dari 'Amr bin Syu'aib dan ayahnya dari kakeknya ia berkata, "Rasulullah saw mengajarkan
Dengan menyebut nama Allah, aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, dari siksa-Nya. Dari kejahatan hamba-Nya, dari bisikan-bisikan setan dan dari kahadiran setan kepadaku. (Riwayat Ahmad, Abu Daud dan at-Tirmidzi)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Yaitu dalam sesuatu dari urusanku. Karena itulah Nabi Saw. memerintahkan agar selalu disebut nama Allah dalam permulaan semua urusan untuk mengusir setan, baik saat hendak makan, bersetubuh, menyembelih maupun urusan-urusan lainnya.
Imam Abu Daud telah meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. pernah berkata dalam doanya:
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari kepikunan, dan aku berlindung kepada Engkau dari keruntuhan dan tenggelam. Dan aku berlindung kepada Engkau agar terhindar dari rasukan (godaan) setan saat hendak mati
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan aku berlindung pula kepada Engkau, ya Rabbku, dari kedatangan setan-setan itu kepadaku") dalam perkara-perkaraku, karena sesungguhnya mereka datang hanya dengan membawa keburukan belaka.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Aku berlindung pula kepada-Mu dari kehadiran mereka pada setiap perbuatanku, agar apa yang akau lakukan itu benar-benar murni hanya untuk-Mu."
6 Tafsir as-Saadi
"Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik. Kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan. Dan katakan-lah, 'Ya Rabbku, aku berlindung kepadaMu dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung (pula) kepadaMu ya Rabbku, dari keda-tangan mereka kepadaku'." (Al-Mu`minun: 96-98).
(96) Ini termasuk budi pekerti luhur yang mana Allah me-merintahkan RasulNya untuk melaksanakannya. Allah berfirman, ﴾ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ ٱلسَّيِّئَةَۚ ﴿ "Tolaklah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik." Maksudnya, jika musuh-musuhmu telah berbuat buruk kepada dirimu dalam bentuk ucapan maupun perbuatan, maka janganlah engkau menyikapi mereka dengan tindakan buruk. Walaupun boleh untuk membalas orang yang telah berbuat buruk dengan tindakan serupa, akan tetapi, tolaklah sikap buruk mereka kepadamu dengan berbuat baik kepada mereka. Itu merupakan bentuk kemurahan hatimu kepada orang yang telah berbuat buruk itu. Di antara manfaatnya, ulah buruknya kepadamu akan ber-kurang, sekarang dan di masa datang. Sikap tersebut lebih efektif untuk menarik orang yang telah berbuat buruk tersebut ke jalan yang benar, lebih mempercepatnya untuk menyesal, sedih dan kembali dengan taubat dari apa yang pernah dilakukannya. Orang yang memberi maaf, berarti mempunyai sifat ihsan (kebaikan). De-ngan itu, dia mampu mempecundangi setan serta berhak menerima pahala dari Allah. Allah تعالى berfirman,
﴾ فَمَنۡ عَفَا وَأَصۡلَحَ فَأَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۚ ﴿
"Maka barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." (Asy-Syura: 40).
﴾ ٱدۡفَعۡ بِٱلَّتِي هِيَ أَحۡسَنُ فَإِذَا ٱلَّذِي بَيۡنَكَ وَبَيۡنَهُۥ عَدَٰوَةٞ كَأَنَّهُۥ وَلِيٌّ حَمِيمٞ 34 وَمَا يُلَقَّىٰهَآ ﴿
"Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan," maksudnya, tidaklah diberi taufik untuk bersifat luhur seperti ini,
﴾ إِلَّا ٱلَّذِينَ صَبَرُواْ وَمَا يُلَقَّىٰهَآ إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٖ 35 ﴿
"Melainkan (kepada) orang-orang yang sabar, dan tidaklah dianu-gerahkan melainkan (kepada) orang-orang yang mempunyai keberun-tungan yang besar." (Fushshilat: 34-35).
FirmanNya, ﴾ نَحۡنُ أَعۡلَمُ بِمَا يَصِفُونَ ﴿ "Dan Kami lebih mengetahui apa yang mereka bisikkan," yaitu ucapan-ucapan yang mereka lontarkan, berupa omongan-omongan yang memuat unsur kekufuran dan pendustaan kepada kebenaran. Sungguh ilmu Kami telah meliputi-nya. Kami telah lunak terhadap mereka, memberikan kesempatan bagi mereka serta menahan diri. Kebenaran milik Kami. Pendustaan mereka juga milik Kami. Engkau wahai Muhammad, sepatutnya bersabar atas lontaran yang keluar dari mulut mereka dan menyi-kapi mereka dengan tindakan baik. Inilah tugas seorang hamba dalam menyikapi orang yang telah berbuat tidak baik.
(97-98) Adapun bila pihak yang berbuat jahat berasal dari kalangan setan, sikap baik tidak berguna baginya. Tidaklah setan menyeru kelompoknya melainkan agar mereka menjadi penghuni Neraka Sa'ir. Strategi saat menghadapinya adalah, memohon pe-tunjuk dengan metode yang Allah ajarkan kepada RasulNya. Allah berfirman, ﴾ وَقُل رَّبِّ أَعُوذُ بِكَ ﴿ "Dan katakanlah, 'Ya Rabbku, aku berlindung kepadaMu'." [Maksudnya aku memohon perlindungan dengan daya dan kekuatanMu, dengan berlepas diri dari daya dan kekuatanku]. ﴾ مِنۡ هَمَزَٰتِ ٱلشَّيَٰطِينِ 97 وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَن يَحۡضُرُونِ ﴿ "dari bisikan-bisikan setan dan aku berlindung kepadaMu ya Rabbku dari kedatangan mereka kepadaku," maksudnya, aku memohon perlindungan dari kejelekan yang menimpaku lantaran interaksi, bisikan dan pengaruh mereka, dan dari kejelekan yang muncul dari wujud dan tiupan was-was mereka. Ini merupakan permohonan perlindungan dari materi yang buruk secara keseluruhan dan sumbernya. Termasuk juga memohon per-lindungan dari bermacam godaan setan, yang berbentuk pengaruh dan tiupan was-wasnya. Bila Allah telah menjaga seorang hamba dari kejelekan ini dan menyambut doanya, maka dia selamat dari setiap kejelekan, dan memperoleh taufik untuk menjalankan ke-baikan.