وَاِنَّهٗ لَفِيْ زُبُرِ الْاَوَّلِيْنَ ( الشعراء: ١٩٦ )
Wa 'Innahu Lafī Zuburi Al-'Awwalīna. (aš-Šuʿarāʾ 26:196)
Artinya:
Dan sungguh, (Al-Qur'an) itu (disebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu. (QS. [26] Asy-Syu'ara' : 196)
1 Tafsir Ringkas Kemenag
Dan sungguh, Al-Qur'an itu benar-benar disebut dalam kitab-kitab orang yang dahulu seperti Taurat, Zabur, dan Injil (Lihat: Surah al-A’raf/7: 157). Hal ini menunjukkan akan satunya tujuan, satunya sumber, dan keterkaitan antara satu kitab suci dengan kitab suci lainnya sama-sama menyeru kepada Tauhid.
2 Tafsir Lengkap Kemenag
Ayat ini menerangkan bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad itu telah diisyaratkan dalam kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para rasul-Nya terdahulu. Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." (as-saff/61: 6).
Di samping adanya isyarat-isyarat akan turun-Nya Al-Qur'an dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada para rasul terdahulu, juga telah ada nubuat-nubuat tentang akan diutusnya Nabi Muhammad. Sekalipun kitab Taurat yang sekarang telah dicampuri tangan-tangan manusia, ada yang ditambah, dikurangi, dan sebagainya, namun masih terdapat ayat-ayat yang menjelaskan kedatangan Nabi Muhammad sebagai rasul terakhir dan membawa syariat yang sempurna. Firman Allah:
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada pada mereka, yang menyuruh mereka berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan yang menghalalkan segala yang baik bagi mereka dan mengharamkan segala yang buruk bagi mereka, dan membebaskan beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Adapun orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an), mereka itulah orang-orang beruntung. (al-A'raf/7: 157)
3 Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. menyebutkan bahwa sesungguhnya sebutan tentang Al-Qur'an ini dan isyarat mengenai keberadaannya benar-benar ada di dalam kitab kitab terdahulu yang dinukil dari para nabi mereka yang menyampaikan berita gembira akan kedatangannya sejak zaman dahulu dan masa yang berdekatan dengannya. Sebagaimana Allah mengambil janji dari mereka tentang hal tersebut, sehingga nabi yang paling akhir dari kalangan mereka berdiri seraya berkhotbah kepada golongannya untuk menyampaikan berita gembira akan kedatangan Ahmad (Muhammad Saw.):
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat; dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (As-Saff: 6)
Lafaz az-zubur yang ada dalam surat Asy-Syu'ara ini artinya kitab-kitab, merupakan bentuk jamak dari zabur. Nama yang sama diberikan kepada kitab Nabi Daud, yaitu kitab Zabur. Allah Swt. telah berfirman:
Dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. (Al-Qamar: 52)
Yakni tercatat di dalam kitab-kitab catatan amal perbuatan mereka yang dipegang oleh para malaikat pencatat amal perbuatan. Dalam firman selanjutnya disebutkan:
Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi. mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (Asy-Syu'ara': 197)
Artinya, tidakkah cukup bagi mereka adanya saksi yang benar akan hal tersebut melalui ulama Bani Israil yang menjumpai penyebutan Al- Qur'an di dalam kitab-kitab mereka yang biasa mereka pelajari. Makna yang dimaksud ialah ulama Bani Israil yang adil, yaitu mereka yang mengakui kebenaran adanya sifat Nabi Muhammad, kerasulannya, dan umatnya di dalam kitab-kitab mereka. Sebagaimana yang telah diberitakan oleh sebagian orang dari mereka yang beriman —seperti Abdullah ibnu Salam dan Salman Al-Farisi—yang menerimanya dari orang-orang yang ia jumpai dari kalangan ulama Bani Israil dan orang-orang yang semisal dengan mereka. Allah Swt.-telah berfirman:
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi. (Al-A'raf: 157), hingga akhir ayat.
Kemudian Allah Swt. menyebutkan tentang kerasnya kekafiran orang-orang Quraisy dan keingkaran mereka terhadap Al-Qur'an, bahwa seandainya Al-Qur'an ini diturunkan kepada seseorang yang bukan dari bangsa Arab dari kalangan mereka yang tidak mengetahui bahasa Arab barang sepatah kata pun, lalu Al-Qur'an diturunkan kepadanya dengan bahasa yang jelas lagi fasih, tentulah mereka tidak akan beriman kepadanya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Dan kalau Al-Qur’an itu Kami turunkan kepada salah seorang dari golongan bukan Arab, lalu ia membacakannya kepada mereka (orang-orang kafir); niscaya mereka tidak akan beriman kepadanya. (Asy-Syu'ara': 198-199)
Sebagaimana yang diceritakan oleh Allah tentang sikap mereka dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus-menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata, "Sesungguhnya pandangan kamilah yang dikaburkan.” (Al-Hijr: 14-15), hingga akhir ayat.
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka. (Al-An'am: 111), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah Swt.:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu tidaklah akan beriman. (Yunus: 96)
4 Tafsir Al-Jalalain
(Dan sesungguhnya) mengenai Alquran yang diturunkan kepada Muhammad itu (benar-benar tersebut dalam kitab-kitab) yakni kitab-kitab suci (orang-orang dahulu) seperti kitab Taurat dan kitab Injil.
5 Tafsir Quraish Shihab (Al-Misbah)
Dan sesungguhnya berita tentang al-Qur'ân yang diturunkan dari sisi Allah kepada Muhammad saw. ini telah termaktub dalam kitab suci-kitab suci para nabi sebelumnya.